Sukses

Seorang Pria Curhat Hartanya Habis untuk Pengobatan Ibunya, Ini Nasihat Menyejukkan Gus Baha

Dalam sebuah kesempatan, GUs baha kedatangan tamu pria yang mengeluhkan nasibnya. Ia merasa sangat sumpek dan terbebani dengan keadaan finansialnya yang kini sangat terbatas setelah seluruh hartanya habis digunakan untuk pengobatan ibunya.

Liputan6.com, Jakarta - Harta adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam kehidupan ini, terutama ketika seseorang harus menghadapinya dalam situasi sulit. KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengisahkan tentang seorang pria yang hartanya habis untuk mengobati ibunya yang sakit.

Dalam sebuah kesempatan, pria tersebut datang mengeluhkan nasibnya. Ia merasa sangat sumpek dan terbebani dengan keadaan finansialnya setelah seluruh hartanya digunakan untuk pengobatan ibunya.

"Saya ini sekarang sudah miskin karena ibu saya sakit dan harta saya habis untuk mengobati ibu saya," ucap pria tersebut, sebagaimana dikisahkan Gus Baha.

Mendengar keluhan ini, Gus Baha tidak langsung memberikan nasihat serius. Sebaliknya, Gus Baha memilih untuk mengajak pria itu bercanda dan tertawa, meskipun perasaan pria itu sangat dalam.

Kowe kepingin pintar opo kepengin goblok?,” tanya Gus Baha sambil tersenyum, membuat suasana menjadi lebih ringan.

Di luar dugaan, pria itu menjawab dengan serius, mengungkapkan bahwa ia ingin pintar. Gus Baha pun menanggapi dengan bijak, "Kalau ingin pintar, bahasanya jangan gitu. Harta kamu itu masih ada di akhirat karena habis untuk mengobati ibu,".

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa penggunaan harta untuk hal yang baik, seperti merawat orang tua yang sakit, adalah salah satu bentuk amal yang sangat mulia dan tidak akan pernah sia-sia.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Go_Ngaji, Gus Baha menyampaikan bahwa harta habis untuk amal kebaikan, seperti mengobati orang tua, sebenarnya tidak hilang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Bagaimana Kalau Harta Habis untuk Maksiat

"Bayangkan kalau habisnya untuk maksiat, itu baru habis betul," ujar Gus Baha dengan tegas. Makna yang ingin disampaikan adalah bahwa harta yang digunakan untuk tujuan yang baik akan tetap membawa pahala dan keuntungan di akhirat, sementara harta yang digunakan untuk dosa hanya akan membawa kerugian.

Melalui perkataan itu, Gus Baha mengajarkan bahwa keadaan finansial yang terpuruk karena beramal justru adalah tanda keberuntungan. Setiap pengorbanan yang dilakukan dengan niat baik akan digantikan oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik. Gus Baha menyarankan agar pria itu bersyukur atas apa yang sudah dilakukannya untuk ibunya. Dengan keyakinan ini, pria tersebut mulai merenungkan kembali tindakannya dan merasa lebih lapang dada.

Akhirnya, pria tersebut menyadari bahwa ia telah melakukan hal yang benar, meskipun banyak orang mungkin melihatnya dengan pandangan yang berbeda. "Syukur alhamdulillah, Gus. Harta saya habis secara heroik karena untuk mengobati ibu," kata pria itu dengan perasaan lega. Gus Baha pun tersenyum mendengar pengakuan tersebut, merasa puas karena nasihatnya telah membuat pria itu lebih percaya diri.

"Ya, tetap percaya diri saja, karena kamu masih punya tabungan di akhirat," tambah Gus Baha. Hal ini membuat pria itu semakin yakin bahwa apa yang telah dilakukannya tidak sia-sia. Meskipun dalam pandangan dunia ia kini berada dalam kesulitan finansial, namun ia menyadari bahwa ada sesuatu yang jauh lebih berharga yang ia dapatkan, yaitu pahala yang tak terhitung dari Allah SWT.

Kisah ini menjadi sebuah pelajaran penting bagi siapa saja yang merasa kesulitan dalam hidup. Tidak sedikit orang yang merasa bahwa segala usaha mereka untuk berbuat baik justru berujung pada kerugian materi. Namun, Gus Baha dengan bijak mengingatkan bahwa harta yang habis untuk kebaikan justru akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari yang terlihat di dunia.

Penting untuk diingat bahwa segala bentuk amal yang dilakukan dengan tulus, termasuk dalam mengurus orang tua yang sakit, akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah. Hal ini menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa hidup ini bukan hanya tentang harta duniawi, tetapi juga tentang amal yang kita lakukan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

3 dari 3 halaman

Harta Tersebut jadi Tabungan Akhirat

Gus Baha mengajarkan untuk tidak terjebak dalam pandangan sempit tentang harta. Terkadang, pengorbanan yang kita lakukan dengan sepenuh hati justru akan membawa kebahagiaan dan keberkahan yang lebih besar daripada yang kita duga. "Harta kamu itu masih di akhirat," ujar Gus Baha, menegaskan bahwa tidak ada amal baik yang sia-sia.

Di dunia ini, setiap orang pasti mengalami ujian dan cobaan, dan salah satunya adalah masalah keuangan. Namun, tidak semua orang mampu melihat ujian tersebut sebagai kesempatan untuk beramal. Gus Baha mengingatkan bahwa jika kita mampu menjalani ujian dengan sabar dan ikhlas, maka pahala yang akan kita terima di akhirat akan jauh lebih besar.

Kisah pria yang harta-nya habis untuk mengobati ibunya ini mengajarkan kepada kita semua bahwa amal kebaikan, terutama yang berkaitan dengan orang tua, adalah amal yang sangat bernilai. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah salah satu perbuatan yang paling utama dan memiliki pahala yang besar di sisi Allah.

Dengan nasihat yang diberikan Gus Baha, pria itu akhirnya bisa menerima kenyataan hidupnya dengan lapang dada. Ia tidak lagi merasa kesal atau kecewa karena hartanya habis untuk pengobatan ibunya. Sebaliknya, ia merasa bangga telah melakukan hal yang terbaik untuk orang tuanya.

Harta yang habis untuk tujuan yang mulia, seperti membantu orang tua, memang sering kali tidak mendapat pengakuan dari banyak orang. Namun, Gus Baha mengajarkan bahwa yang terpenting adalah pengakuan dari Allah SWT. “Kamu masih punya tabungan di akhirat,” ujarnya, mengingatkan kita bahwa setiap amal baik akan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah.

Pada akhirnya, kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang merasa harta mereka habis untuk sesuatu yang penting. Harta yang digunakan untuk amal tidak akan pernah sia-sia, dan keberkahan akan datang setelahnya, meskipun kadang tidak terlihat langsung di dunia ini. Hanya dengan iman dan sabar, segala bentuk pengorbanan akan berbuah kebaikan di akhirat kelak.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul