Liputan6.com, Jakarta - Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah, banyak kisah luar biasa tentang keberanian dan kecerdikan para ulama yang terlibat langsung dalam perlawanan. Salah satunya adalah KH Raden As’ad Syamsul Arifin, atau Kiai As'ad Situbondo, yang dikenal tidak hanya karena keberaniannya, tetapi juga karena karomah yang ia miliki.
Salah satu kisah paling menonjol adalah bagaimana Kiai As'ad berhasil melindungi pesantren dan pasukannya dari serangan penjajah dengan cara yang sangat unik.
Ketika penjajah mulai gencar menyerang, Kiai As'ad tahu bahwa ancaman terhadap pesantren dan santrinya semakin besar. Untuk menghindari serangan dari udara dan darat, Kiai As'ad memutuskan untuk menggunakan cara yang tak biasa. Dia gunakan benang dan sebuah songkok hitam.
Advertisement
Santrinya diberi perintah untuk memagari pondok pesantren dengan benang, sebuah tindakan yang tampaknya sederhana namun memiliki makna yang lebih dalam.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, Kiai As'ad kemudian meletakkan songkok hitam di halaman pesantren setelah terlebih dahulu membacakan hizib tertentu.
Dengan doa dan dzikir yang dipanjatkan, Kiai As'ad berharap agar pasukannya terlindungi dari serangan penjajah yang sangat berbahaya. Setelah persiapan tersebut, sebuah keajaiban pun terjadi: pesawat penjajah yang berkeliling di sekitar pesantren Kiai As'ad tidak dapat menemukan lokasi pesantren yang sebenarnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Pesawat Tempur Penjajah Tak Mampu Lacak Pondok Kiai As'ad
Keesokan harinya, para penjajah yang telah berusaha menemukan pesantren Kiai As'ad mulai merasa bingung. Mereka tak mampu melacak keberadaan pesantren tersebut meskipun sudah melakukan pengecekan dari udara dengan pesawat dan bahkan mengerahkan tank tempur. Keanehan ini semakin mencengangkan ketika mereka tidak bisa melihat jejak pesantren tersebut, yang seharusnya terlihat jelas di kawasan itu.
Melihat bahwa cara tersebut berhasil, Kiai As'ad memutuskan untuk melanjutkan langkahnya dengan lebih berani. Ia memberi instruksi kepada salah satu santrinya untuk meletakkan kembali songkok hitam itu, namun kali ini di tengah hutan, jauh dari lokasi pesantren. Ini untuk mengecoh penjajah, agar hutan dikira pesantren.
Kiai As'ad ingin menguji seberapa besar pengaruh karomah yang ia miliki, dan ia percaya bahwa segala tindakan yang dilakukannya tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik semata, tetapi juga pada doa dan kekuatan spiritual.
Seperti yang diperkirakan, tak lama setelah songkok hitam itu diletakkan di tengah hutan, penjajah berhasil melacak keberadaan Kiai As'ad. Pesawat penjajah yang sebelumnya tidak bisa menemukan pesantren, kini mampu melacak lokasi yang sangat jelas, bangunan pesantren Kiai As'ad yang tersembunyi di tengah hutan. Penjajah yang awalnya kebingungan kini merasa menemukan titik yang tepat.
Keesokan harinya, Kiai As'ad memerintahkan seorang santri untuk mengambil kembali songkok tersebut dari tengah hutan. Ketika santri itu tiba di lokasi yang telah ditentukan, ia sangat terkejut. Hutan yang sebelumnya tampak rindang dan penuh dengan pepohonan kini sudah hancur lebur. Tampak jelas bahwa hutan tersebut telah dibombardir oleh penjajah dengan serangan udara yang sangat dahsyat.
Namun, hal yang paling mengejutkan santri itu adalah ketika ia menemukan songkok hitam milik Kiai As'ad. Meskipun hutan di sekitarnya hancur dan terbakar akibat serangan penjajah, songkok tersebut tetap utuh. Tidak ada penyok, tidak ada kerusakan sama sekali pada songkok yang diletakkan di tengah hutan tersebut. Hal ini tentu saja menambah keheranan para santri dan masyarakat sekitar.
Â
Advertisement
Contoh Kekuatan Spiritual
Kiai As'ad, yang mengetahui kejadian tersebut, hanya tersenyum dan bersyukur atas perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT. Keajaiban ini bukan hanya menunjukkan kekuatan spiritual yang dimilikinya, tetapi juga menggambarkan bagaimana kekuatan doa dan keimanan dapat melindungi umat dari bahaya yang sangat besar. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan niat baik akan mendapat perlindungan dari Allah.
Kisah Kiai As'ad ini menjadi salah satu contoh yang sangat menggugah hati tentang bagaimana kekuatan spiritual dan karamah bisa menjadi pelindung di tengah ancaman penjajah. Keberhasilan Kiai As'ad dalam melindungi pesantrennya menjadi sebuah bukti nyata bahwa tidak hanya kekuatan fisik yang diperlukan dalam pertempuran, tetapi juga kekuatan batin yang lebih dalam.
Hikmah yang bisa dipetik dari kisah Kiai As'ad ini adalah bahwa dalam menghadapi kesulitan, kita harus tetap teguh dalam iman dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan keluar. Apa yang tampaknya mustahil bisa menjadi mungkin jika kita berdoa dengan tulus dan penuh keyakinan. Ini adalah pelajaran tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah dan selalu mengandalkan-Nya dalam setiap langkah.
Para penjajah yang mencoba menaklukkan pesantren Kiai As'ad dengan segala cara akhirnya menyadari bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan kekuatan fisik yang terbatas, tetapi juga dengan kekuatan spiritual yang tak terhingga. Kiai As'ad tidak hanya melawan dengan senjata, tetapi dengan keteguhan iman yang luar biasa.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa dalam setiap perjuangan, ada nilai-nilai yang lebih besar dari sekadar kemenangan atau kekalahan. Kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu menjaga integritas, berjuang dengan keikhlasan, dan mengandalkan Allah dalam segala hal. Ini adalah pesan yang sangat penting bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan hidup yang berat.
Perjuangan Kiai As'ad bukan hanya sekadar pertempuran fisik, tetapi juga perjuangan batin yang sangat mendalam. Dengan keteguhan hati dan doa, Kiai As'ad berhasil mengalahkan penjajah dengan cara yang sangat unik dan penuh makna. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kekuatan spiritual bisa menjadi senjata yang sangat ampuh dalam menghadapi segala bentuk ancaman.
Bagi para santri dan umat Islam pada umumnya, kisah ini menjadi inspirasi untuk terus berjuang dengan penuh keikhlasan dan keimanan. Keberanian Kiai As'ad dalam menggunakan karamah dan kekuatan doa menunjukkan bahwa kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi ujian hidup. Allah selalu memberikan perlindungan kepada hamba-Nya yang berserah diri dengan tulus.
Melalui kisah Kiai As'ad, kita diingatkan bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan dengan tangan dan senjata, tetapi juga dengan hati yang penuh keyakinan dan doa. Ketika kita mempercayakan segala urusan kepada Allah, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â