Liputan6.com, Cilacap - Tak jarang kita menemukan orang bodoh namun hidupnya sangat mujur dan beruntung. Mereka ternyata bisa menjadi orang kaya.
Sebaliknya orang pintar terlebih dia memiliki akal yang cerdas, namun hidupnya secara materi kurang beruntung. Ia justru hidup tanpa pekerjaan yang jelas dan tak jarang akhirnya mereka hidup miskin.
Jikalau menuruti dalil logika maka sudah sewajarnya yang pintar menjadi orang kaya, sementara yang bodoh hidupnya bakal miskin. Namun tidak demikian kenyataannya.
Advertisement
Baca Juga
Perihal ini, ulama asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menerangkan alasan Allah SWT menciptakan orang bodoh tapi menjadi orang kaya, sementara yang pintar hidupnya miskin.
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Alasannya
Gus Baha menjelaskan perihal hadis qudsi yang meriwayatkan dialog Allah SWT dengan Nabi Musa AS. Isi dialog itu seputar orang bodoh yang menjadi orang kaya dan orang pintar yang menjadi orang miskin.
“Dalam sebuah hadis qudsi ada riwayat begini, Nabi Musa AS bertemu Allah SWT, ditanya, kenapa saya memberi rezeki orang yang bodoh?” demikian pertanyaan Allah kepada Nabi Musa AS sebagaimana dituturkan Gus Baha dalam tayangan YouTube Short @MimpiChanel, dikutip Senin (18/11/2024).
“Ahmad itu orang bodoh sekali, kadang Saya ciptakan dia jadi orang kaya,” imbuhnya.
Dalam kenyataan lain, justru si pintar ini akhirnya menjadi orang miskin.
“Dan yang pintar ekonomi saya ciptakan menjadi orang miskin,” terangnya.
Pertanyaan Allah ini membingungkan Nabi Musa AS, hingga beliau menanyakan perihal penyebabnya Allah SWT menciptakan hal yang aneh itu.
”Si Nabi itu tanya, kenapa ya Allah?” tanya Nabi Musa kepada Allah sebagaimana dituturkan murid Mbah Moen ini.
Pertanyaan Nabi Musa ini dijawab Allah SWt bahwa tujuan Allah menciptakan hal ini supaya manusia tahu bahwa pengendali rezeki itu hanya Allah SWT, bukan yang lainnya.
"Supaya dia tahu yang mengendalikan rezeki itu saya,” jawab Allah.
Advertisement
Dalil Bahwa Hanya Allah yang Dzat Yang Memberi Rezeki
Mengutip rumaysho.com, adapun dalil-dalil yang menunjukkan Allah Maha Pemberi Rezeki di antaranya:
Mengenai nama Allah Ar Razzaq, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 58).
Mengenai sifat Allah memberi rezeki disebutkan dalam ayat lain,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Huud: 6)
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.” (QS. Al Jumu’ah: 11).
Mengenai nama Allah Ar Raaziq disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ وَإِنِّى لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللَّهَ وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يُطَالِبُنِى بِمَظْلَمَةٍ فِى دَمٍ وَلاَ مَالٍ
“Sesungguhnya Allah yang pantas menaikkan dan menurunkan harga, Dialah yang menahan dan melapangkan rezeki. Aku harap dapat berjumpa dengan Allah dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman pada darah dan harta.” (HR. Abu Daud no. 3451, Tirmidzi no. 1314, Ibnu Majah no. 2200. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul