Sukses

3 Kunci Pembuka Rezeki yang Jarang Disadari, Subhanallah!

Rezeki memang harus diupayakan dengan kerja keras, namun ada tiga amalan yang jarang disadari tapi dapat menjadi jalan pembuka rezeki.

Liputan6.com, Jakarta - Sesungguhnya, mencari rezeki bukan hanya tentang menjalani pekerjaan, tetapi juga termasuk ibadah. Karena itu, kita diperintahkan bekerja untuk memperoleh rezeki yang halal dan baik.

Dalam Al-Qur'an dan hadis telah dijelaskan bahwa makanan terbaik adalah yang didapat dari hasil usaha sendiri. Sebaliknya, seseorang yang mengabaikan kewajibannya dalam memberi nafkah maka dianggap berdosa.

Namun, kita perlu mengingat bahwa mudah atau tidaknya rezeki itu datang, semuanya adalah kehendak Allah SWT. Karena itu, tak heran jika Islam juga memberikan penjelasan terkait kunci pembuka rezeki. 

Habib Muhammad bin Alawi bin Umar al-'Aidarus (1351-1432 H) secara spesifik menulis karya terkait hal ini. Tepatnya dalam kitab yang berjudul Kaifa Takunu Ghaniyan.

Dalam kitab tersebut, beliau menjelaskan ada tiga hal yang dapat membuka pintu rezeki yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Apa saja itu? Berikut penjelasannya dikutip dari NU Online.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 4 halaman

1. Baik Budi Pekerti

Terpancar dalam muka berseri. Tidak cemberut dan bermuka masam. Terbiasa bertutur kata dengan terukur. Tidak mudah menghakimi. Atau pun menghardik dan menyudutkan orang lain.

Alih-alih menebar ujaran kebencian atau pun berita bohong. Dalam paparan Habib Muhammad bin Umar, perangai ini akan membuat seseorang mudah diterima. Sedikit memiliki permusuhan dan memiliki banyak jaringan dan pertemanan.

Tak aneh jika dia akan dimudahkan rezekinya. Banyak orang di sekelilingnya yang menaruh kepercayaan. Persis di titik inilah, pintu-pintu rezeki terbuka. Sebagaimana ditandaskan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shallaallahu ‘alaihi wasallam, baik pekerti akan memperkuat kesejahteraan dan memanjangkan usia. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (164-241 H) dalam Kitab Musnad.

3 dari 4 halaman

2. Mencari Rezeki di Pagi Hari

Tidak tidur setelah subuh. Secara khusus, Baginda Nabi mendoakan keberkahan umatnya yang memulai aktivitas pagi. Doa ini termaktub dalam hadis shahih riwayat Imam Abu Dawud (202-275 H).

Dulu, ketika memberangkat pasukan perang, Nabi selalu memilih waktu pagi. Selain itu, untuk mendapatkan berkah doa Nabi, serta rasa cinta mengikuti jejak Nabi, banyak sahabat yang memulai berdagang di waktu pagi.

Salah satunya adalah Sayyidina Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi. Ulama salaf-saleh generasi berikutnya, dengan tegas melarang tidur setelah subuh. Lebih dari itu, tidur di waktu ini diklaim sebagai penyebab kefakiran.

4 dari 4 halaman

3. Menghormati dan Menyuguhi Tamu

Dalam banyak redaksi hadis, baginda Nabi menekankan umatnya menghormati tamu. Ketika tamu berkunjung, dia membawa rezeki bagi tuan rumah. Pamit pulang membawa dosa shahibul bait.

Dengan kata lain, kunjungannya dapat menghapus dosa. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Dailami (509 H) dalam Kitab Musnad al-Firdaus.

Lebih dari itu, Nabi SAW juga menegaskan bahwa salah satu ciri orang yang sempurna imannya terhadap Allah dan Hari Akhir adalah mereka yang suka menghormat tamu. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (194-256 H) dan Imam Muslim (204-261 H).

Secara nalar, setiap tamu pasti memiliki keperluan datang ke rumah seseorang. Jika seseorang menyambutnya dengan baik. Menjamunya sesuai kadar, pasti tamu akan merasa nyaman dihormati kedatangnnya.

Dengan demikian, dia akan berusaha membalasnya. Baik materi ataupun nonmateri. Dalam waktu seketika atau pun di kesempatan lain. Termasuk hal ini, adalah terkait dengan relasi ekonomi.