Sukses

Pesan Menyentuh UAH tentang Bekal Menghadapi Hisab di Hari Kiamat

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan pentingnya beramal sholeh untuk menghadapi hisab di hari kiamat

Liputan6.com, Cilacap - Secara bahasa hisab artinya perhitungan. Kata ini menjadi salah satu nama hari kiamat yakni Yaumul Hisab yang artinya hari perhitungan seluruh amal perbuatan manusia.

Hari itu begitu mencekam yang menyebabkan sebagian golongan manusia yang abai terhadap perintah Allah sewaktu di dunia begitu ketakutan.

Dalam kaitannya dengan hisab di hari kiamat, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan pesan mendalam yang sangat menyentuh tatkala menghadapi hari perhitungan itu.

UAH berpesan agar kita tidak sibuk melihat keburukan orang lain. Demikian halnya kita tidak boleh mendengarkan kata-kata orang lain yang boleh jadi menjerumuskan kita dalam dosa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Hisab di Hari Kiamat Berlaku untuk Individu

UAH mengatakan, bahwa hisab di hari kiamat kelak diperuntukkan kepada masing-masing individu. Orang lain tidak akan bisa menyelamatkan kita dari perhitungan Allah yang tidak meleset sedikitpun.

 “Jangan lihat orang, jangan dengarkan orang, yang dihisab itu kita,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Andhap_asor, Rabu (20/11/2024).

Sebab hal demikian, pilihan hidup menurut UAH menjadi hak prerogatif kita sebagai manusia. Terpenting ialah bahwa semua yang kita lakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

"Pilihan hidup pilihan kita, mau kerja silakan, mau di bangunan, mau di jalanan, mau di pendidikan, mau di arsitek itu pilihan," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Perbanyak Amal untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah

UAH berpesan bahwa dalam kaitannya dengan pilihan pekerjaan sebagaimana disebutkan di atas, maka yang paling penting dan harus kita lakukan sekuat tenaga ialah menghindari dari perbuatan maksiat.

Selain berusaha untuk tidak melakukan maksiat, maka yang terpenting lagi ialah menghiasi hidup kita dengan memperbanyak amal sholeh yang membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT.

“Yang pasti, jangan pernah berbuat maksiat, karena seorang dimuliakan dengan amal sholehnya, bukan dengan jabatannya, bukan dengan hartanya, bukan dengan banyak ilmunya," tandasnya.

“Tapi berapa banyak semua itu menjadikan dia dekat dengan Allah SWT,” pungkasnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul