Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan pilar utama dalam Islam yang tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menguraikan berbagai alasan mendasar mengapa sholat diwajibkan dalam kehidupan seorang Muslim.
Menurut UAH, waktu yang diminta Allah untuk menunaikan sholat lima waktu sebenarnya sangatlah minimal jika dibandingkan dengan waktu yang kita habiskan untuk urusan dunia.
“Saya ingin tanya, teman-teman, berapa waktu yang Allah mintakan kepada kita untuk menunaikan sholat? Lima kan? Nomor koneksi dengan Allah masih ingat nomornya? 2-4-4-3-4,” kata UAH dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Selfreminder_islamic.
Advertisement
Baca Juga
UAh juga menjelaskan jumlah rakaat untuk setiap waktu sholat subuh 2 rokaat, zuhur 4, asar 4, magrib 3, dan isya 4 rokaat.
Ia melanjutkan bahwa sholat lima waktu adalah nomor koneksi dengan Allah yang wajib dijaga oleh setiap Muslim. Nomor ini tidak sekadar rutinitas, tetapi mengandung hikmah mendalam yang dirancang untuk membawa manusia pada kebahagiaan dan kesuksesan.
Sholat menjadi fondasi spiritual yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, memberikan ketenangan dan arahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Simak Video Pilihan Ini:
Lima Kemuliaan Sholat yang Diisyaratkan Al-Qur'an
UAH mengungkapkan bahwa dalam Al-Qur'an, sholat disebutkan sebagai jalan untuk memperoleh lima kemuliaan yang tidak didapatkan oleh orang yang meninggalkannya. Lima kemuliaan ini merupakan alasan utama mengapa Allah sangat menekankan kewajiban sholat.
Pertama, sholat adalah cara untuk menjaga hubungan dengan Allah. Melalui sholat, seorang hamba dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta dan memperoleh ketenangan jiwa. Kedua, sholat menjadi pelindung dari perbuatan dosa. “Orang yang benar sholatnya sesuai dengan yang diajarkan Nabi, insyaAllah terhindar dari keburukan,” ungkap UAH.
Kemuliaan ketiga adalah keberkahan dalam kehidupan. Menurut UAH, mereka yang istiqamah dalam menunaikan sholat akan merasakan keberkahan dalam segala aspek, baik dalam rezeki, keluarga, maupun pekerjaan. Keempat, sholat memberikan kemampuan untuk menghadapi ujian hidup dengan lebih kuat. Sholat mengajarkan manusia untuk bersabar dan tawakal, sehingga mampu melewati berbagai kesulitan tanpa kehilangan keimanan.
Kemuliaan kelima, sholat menjadi sarana untuk mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. “Allah tidak mewajibkan sesuatu kecuali untuk kebaikan kita sendiri. Itulah sebabnya sholat sangat ditekankan, karena melalui sholat kita mendapatkan semua kebahagiaan yang kita butuhkan,” terang UAH.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa sholat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga anugerah yang diberikan Allah untuk memperbaiki kualitas hidup manusia.
Advertisement
Tantangan Konsentrasi dalam Sholat
Sholat adalah ibadah utama dalam Islam, namun menjaga konsentrasi selama melaksanakannya kerap menjadi tantangan bagi banyak orang. Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan video yang sama ia memberikan penjelasan mengenai masalah ini dan bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada UAH adalah tentang sholat yang pikirannya kerap melayang. Ia menggambarkan situasi ini dengan contoh yang mengena namun humoris.
"Lisannya Allahu Akbar, tapi di pikirannya handphonehu Akbar. Status di Instagram belum di-update Akbar, jemuran belum diangkat Akbar," ujar UAH dengan nada ringan. Menurut UAH, situasi ini menunjukkan betapa seringnya manusia tidak benar-benar terkoneksi dengan Allah saat melaksanakan sholat.
Bahkan, ada yang baru takbir langsung mengalihkan perhatian ke hal lain. "Makanya baru takbir Allahu Akbar, handphone bisa dijawab dulu ‘Halo, saya sedang sholat nih.’ Nah, belum nyambung," tambahnya. Masalah ini, kata UAH, menjadi refleksi penting bagi umat Islam untuk memperbaiki kualitas sholat mereka. Dengan konsentrasi yang terpecah, hubungan dengan Allah menjadi terganggu, dan manfaat spiritual dari sholat sulit dirasakan.
UAH juga menyoroti bagaimana gangguan teknologi modern sering kali menjadi penyebab utama kurangnya konsentrasi saat sholat. Penggunaan handphone yang tidak terkontrol sebelum dan sesudah sholat dapat mengganggu kekhusyukan ibadah. "Makanya kita istigfar, khawatir saat sholat ada yang belum terkoneksi," jelasnya.
Untuk memperbaiki kondisi ini, UAH menekankan pentingnya istigfar sebelum memulai sholat. Istigfar membantu membersihkan hati dan pikiran, sehingga seorang Muslim bisa lebih fokus dalam ibadahnya.
Setelah sholat, dzikir juga menjadi latihan penting untuk menjaga koneksi dengan Allah. UAH menjelaskan mengapa dzikir seperti "Subhanallah," "Alhamdulillah," dan "Allahu Akbar" diulang sebanyak 33 kali. Menurutnya, pengulangan ini adalah cara untuk melatih diri agar kalimat tersebut benar-benar meresap ke dalam hati.
Dzikir yang dilakukan dengan khusyuk memiliki tahapan yang mendalam. Pada awalnya, kalimat dzikir mungkin hanya terasa di lisan. Namun, semakin sering dilakukan, kalimat tersebut mulai masuk ke dalam hati. "Subhanallah, subhanallah, subhanallah, pertama masih di lisan, di lisan, di lisan. Yang ke-10 mulai masuk ke hati, mulai terasa, mulai nangis, mulai enak, mulai tenang," jelas UAH. Tahapan ini adalah latihan untuk menciptakan kedamaian hati.
Dengan terus melatih diri melalui dzikir dan memperbaiki kualitas sholat, seorang Muslim dapat merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. UAH menegaskan bahwa sholat yang khusyuk adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menyelesaikan berbagai permasalahan hidup. Ia mengingatkan bahwa inti dari sholat bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga kehadiran hati dan fokus kepada Allah.
UAH menegaskan bahwa sholat adalah cara untuk membangun koneksi yang kuat dengan Allah. Jika dilakukan dengan konsentrasi penuh, sholat tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga sarana untuk meraih ketenangan jiwa dan solusi atas berbagai permasalahan hidup.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul