Liputan6.com, Cilacap - Salah satu ulama kontemporer yang diakui keluasan ilmunya oleh beberapa ulama tanah air ialah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih populer dengan sapaan Gus Baha.
Meskipun menjadi seorang yang alim, dalam pengajian-pengajiannya ini murid Mbah Moen ini kerap menyelipkan guyon atau humor-humor segar.
Tak banyak yang tahu penyebab Gus Baha sering guyon saat ngaji. Ternyata bukan tanpa alasan ia melakukan itu semua.
Advertisement
Baca Juga
“Saya itu ngaji dimana-mana itu suka guyon. Karena bapak saya, mbah Moen suka guyon," kata Gus Baha dikutip dari video TikTok @akhirulzaman_official, Jumat (22/11/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Alasannya
Gus Baha mengatakan bahwa agama harus membawa kepada hidup yang menyenangkan bukan sebaliknya manakutkan.
"Sehingga agama ini harus membawa kecerian sosial dan hati. Orang itu harus senang dengan kebaikan. Karena rata-rata orang senangnya itu kalau ada maksiat," ujar Gus Baha.
Gus Baha mengkhawatirkan jika agama dibawakan terlalu kaku oleh para pemuka agama, maka masyarakat diyakininya tidak bakal mau mendekat dan justru mereka akan menjauhinya.
"Misal pas baru datang ngaji sudah merengut, ada murid salah duduk marah, salah posisi meja salah. Pasti orang-orang mikirnya daripada ngaji dimarahin terus mending nggak gitu," jelasnya.
Menyelipkan homor di tengah-tengah pengajian itu sangat penting untuk memberikan kedekatan pendakwah dan jemaahnya.
"Pokoknya saya setiap ngaji seperti ini, mejanya nggak jelas, pengunjungnya nggak jelas juga. Semakin kacau, semakin baik," tandas Gus Baha diringi gelak tawa paar jemaah.
Advertisement
Guyon Ibadah Tingkat Tinggi
Mengutip herald.id, Gus Baha pernahmengatakan bahwa guyon ialah ibadah tingkat tinggi. Menurutnya, melalui candaan yang santai, seseorang bisa menjaga suasana yang positif dan menjauhkan diri dari hal-hal yang negatif.
Gus Baha mengatakan hal ini dalam sesi obrolan bersama rekan-rekannya di akun Youtube Kito Santri Tulen, termasuk Gus Amin, di mana mereka bercanda tentang pengalaman-pengalaman mereka bersama para ulama besar, seperti Mbah Moen.
Gus Baha menyampaikan bahwa guyonan dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga hati dan pikiran agar tetap tenang dan fokus pada kebaikan. Ia mengingatkan bahwa meninggalkan sesuatu yang haram adalah kewajiban, dan melakukan hal-hal yang mubah seperti bercanda dengan cara yang baik adalah bagian dari perilaku yang dianjurkan.
“Guyon itu adalah ibadah tingkat tinggi, itu menjadikan pikiran dan hati tetap tenang, sehingga hal-hal seperti maksiat dapat dihindari,” ujar Gus Baha.
Selain itu, Gus Baha juga menjelaskan berbagai hal terkait kehidupan para ulama, dan pentingnya menjaga hubungan yang baik antara ulama dan pemimpin, sebagaimana yang dilakukan oleh Mbah Moen.
“Mbah Moen ini selalu menjaga perdamaian di antara ulama dan umara (pemimpin), dan menekankan pentingnya kolaborasi antara keduanya demi menjaga keutuhan bangsa,” katanya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul