Liputan6.com, Jakarta - Lapang dada atau kelapangan hati merupakan sikap pada diri seseorang yang menerima segala keadaan dengan senang hati tanpa adanya beban serta dipenuhi rasa syukur.
Memiliki kelapangan hati tidak hanya berarti merasa lega secara emosional, namun juga mencakup penerimaan terhadap hikmah serta kebenaran agama dan kondisi yang terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 125:
“Maka barangsiapa yang Allah hendak memberi petunjuk, Dia melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah sesat, Dia menjadikan dadanya sesak sempit, seolah-olah dia sedang mendaki ke langit.”
Dalam firman-Nya, Allah menerangkan bahwa untuk menerima setiap takdir seseorang haruslah memiliki kelapangan dalam dadanya. Sehingga, ajaran-ajaran yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Dengan itu, sebagai umat muslim perlu hendaknya memahami bagaimana agar diri memiliki kelapangan hati. Dikutip dari muslim.or.id, berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan lapang hati.
Saksikan Video Pilihan ini:
1. Tauhid dan Ikhlas dalam Menjalankan Agama
Bertauhid dan ikhlas dalam menjalankan agama Allah SWT merupakan sebab paling penting dalam memperoleh kelapangan hati. Tidak hanya menjadi penyebab, dua hal tersebut juga menjadi tujuan ketika Allah menciptakan makhluk-Nya.
Hal ini tercantum di dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku.”
2. Cahaya iman yang Allah tanamkan dalam hati
Sebagaimana firman Allah dalam surah Az-Zumar yang menyatakan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah, maka hatinya akan turut bercahaya.
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ
Artinya: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya?”)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa cahaya (iman) merupakan perpanjangan dari karunia Allah SWT. Cahaya iman tersebut akan menyebabkan kelapangan dalam hati dan juga akan menghadirkan kebahagiaan.
3. Ilmu agama yang bermanfaat
Ilmu agama merupakan pedoman dari dunia menuju akhirat. Maka dari itu, ilmu menjadi hal yang penting dalam kehidupan manusia. Bahkan Islam sangat menjunjung tinggi seseorang yang memiliki ilmu.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Advertisement
4. Tunduk kepada Allah
Taat kepada Allah merupakan kewajiban setiap makhluk. Bagi setiap muslim, hendaknya beribadah kepada Allah merupakan bentuk istirahat hati dan kebahagiaan di dalam dada. Ibnu Qayyim RA pernah berkata:
“Tidak ada sesuatu apapun yang dapat melapangkan hati melebihi kesadaran untuk selalu taat kepada Allah, menerima perintah dan larangan Allah, dan bernikmat-nikmat dengan ibadah.”
Rasulullah SAW pernah bersabda,
قم يا بلال أقم فأرحنا بالصلاة
Artinya: “Berdirilah, wahai Bilal! Lantunkanlah iqomah, istirahatkanlah kami dengan (mendirikan) sholat.” (HR. Abu Dawud no. 4986)
5. Merutinkan dzikir
Dzikir atau yang dapat dimaknai dengan mengingat Allah merupakan sebab paling besar untuk meraih ketentraman hati, kelapangan jiwa, hingga hilangnya kesedihan serta kegelisahan.
Dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 28, Allah SWT telah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
6. Berbuat baik (ihsan) kepada sesama
Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk berbuat baik kepada manusia lainnya. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah Qur’an surah Al-Baqarah ayat 195:
وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Dari ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan untuk berbuat ihsan kepada sesama makhluk dengan berbagai bentuk. Bisa melalui kedudukan, harta, musyawarah, ataupun dengan berempati kepada sesama.
Seseorang yang di dalam dirinya memiliki perilaku ihsan kepada sesama, maka Allah akan memberikan kelapangan hati padanya, dimudahkan urusan-urusannya di dunia serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun akhirat.
7. Menjauhkan Diri dari Penyakit Hati
Sebagaimana tubuh yang tampak secara fisik, jiwa juga berpotensi untuk merasakan sakit atau mengidap penyakit. Bahkan, penyakit hati lebih dahsyat dampaknya dibandingkan penyakit fisik yang tampak. Seperti halnya hasad, dendam, benci dan lain sebagainya. Ini merupakan penyakit hati yang dapat mempersempit hati orang yang mengidapnya.
Sehingga, orang yang memiliki penyakit hati akan merasa hari-harinya buruk dan gelap. Namun sebaliknya, apabila seorang muslim terhindar dari penyakit hati, maka ia akan merasakan lapang di dalam hatinya, merasakan tentram dan tenang dalam hidupnya.
8. Meninggalkan aktivitas yang tidak bermanfaat
Di dunia, banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia setiap waktunya. Baik kegiatan yang bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
Salah satu sebab lapangnya hati adalah menjaga anggota tubuh seperti lisan, telinga, dan mata dari berbicara, mendengar, dan melihat hal-hal tidak baik.
Maka dari itu, seorang muslim haruslah berjuang dalam membersihkan hatinya dengan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Seperti menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji, berperilaku sesuai etika serta selalu waspada terhadap penyakit hati.
9. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
Mengikuti sunnah Rasul adalah sebab paling potensial untuk memperoleh kelapangan hati, bahkan merupakan kunci pembuka seluruh sebab kelapangan hati. Karena, dengan mengikuti sunnah Rasulullah yang merupakan suri tauladan umat muslim, maka seseorang dapat dikatakan telah mengikuti manusia yang paling lapang hatinya dan memiliki akhlak paling baik.
Dan pada hakikatnya, Allah telah memberikan pada setiap umat manusia hati yang lapang. Sesuai dengan firman-Nya dalam Qur’an surah Al-Insyirah ayat 1:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Artinya: “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”
Advertisement