Liputan6.com, Cilacap - Sebentar lagi kita akan merayakan Hari Guru Nasional 2024 yang selalu kita peringati setiap tahunnya pada tanggal 25 November.
Peringatan Hari Guru Nasional ini sebagai salah satu bentuk apresiasi atas jasa-jasa para guru yang sangat besar dan penting bagi anak-anak bangsa.
Guru atau dalam istilah lain disebut pendidik, sehari-hari menjalankan tugas mulia untuk mencerdaskan bangsa agar menjadi bangsa yang memiliki martabat yang tinggi di mata dunia. Hal ini tentu saja sesuai dengan amanat UUD 1945.
Advertisement
Tak hanya prestasi dunia yang dicapai, namun menjadi seorang guru juga menempatkan seseorang menduduki tempat terhormat di hari kiamat.
Baca Juga
Berkaitan dengan hari guru ini, tulisan ini akan mengulas keutamaan guru atau pendidik dalam perspektif Islam.
Simak Video Pilihan Ini:
Derajat yang Lebih Tinggi setelah Kenabian Adalah Menjadi Guru
Mengutip NU Online, dalam Islam, profesi guru merupakan sosok yang sangat mulia. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Mubarak dalam kitab dalam Tahzibil al Kamal, jilid XVI, halaman 20 yang menyebut bahwa setelah derajat kenabian, tidak ada derajat yang lebih tinggi daripada menyebarkan ilmu.
Hal ini karena ilmu adalah sumber kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ilmu juga merupakan sarana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta untuk membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.
لاَ أَعْلَمُ بَعْدَ النُّبُوَّةِ دَرَجَةً أَفْضَلَ مِنْ بَثِّ الْعِلْمِ
Artinya; "Aku tidak mengetahui setelah kenabian ada derajat yang lebih utama dari menyebarkan ilmu."
Sementara itu dalam kitab Siyar A'lam An-Nubala, jilid VIII, halaman 387 diceritakan bahwa Abdullah bin Mubarak membagi-bagikan harta di berbagai negeri untuk membantu para ulama dan orang-orang yang belajar hadits.
Melihat aksinya, Ibnu Mubarak pun ditegur oleh beberapa orang karena khawatir harta tersebut akan habis. Namun, tetap mengacuhkannya, dan menjawab bahwa ia tidak menyesal membantu para ulama hadits. Menurutnya, para penuntut ilmu memiliki keutamaan dan kejujuran.
Para ahli ilmu telah menuntut ilmu hadits dengan baik, dan masyarakat luas membutuhkan ilmu mereka. Jika para ulama hadits tidak dibantu, maka ilmu mereka akan hilang. Sebaliknya, jika para ulama hadits dibantu, maka mereka akan menyebarkan ilmu kepada masyarakat luas.
Advertisement
Rasulullah juga Merupakan Seorang Pendidik
Pada sisi lain, dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa beliau senantiasa duduk bersama orang-orang yang sedang belajar karena beliau diutus sebagai pengajar. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw sangat memperhatikan pentingnya pendidikan dan pengajaran.
Lebih lanjut, sebagai utusan Allah pada umatnya, salah satu tugas utama Rasulullah adalah mengajar dan mendidik umatnya. Rasulullah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi. Simak hadits Nabi riwayat Ibnu Majah berikut;
كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَدْعُونَ اللَّهَ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْ
Artinya; "Semuanya berada di jalan kebaikan. orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan berdoa kepada Allah, maka jika Allah menghendaki, Allah akan mengabulkan doa mereka, dan jika Allah menghendaki, Allah akan menolak doa mereka. Pun orang-orang yang belajar [dalam kebaikan], dan sesungguhnya aku hanya diutus sebagai pengajar, maka aku duduk bersama mereka."
Dalam hadits tersebut jelas dikatakan bahwa Rasulullah duduk bersama orang-orang yang sedang belajar untuk menunjukkan dukungan dan semangatnya terhadap pendidikan dan pengajaran. Nabi ingin memberikan motivasi kepada umatnya untuk terus belajar dan menuntut ilmu.
Sikap Rasulullah ini sangat patut kita teladani. Sebagai umat Islam, kita harus menyadari pentingnya pendidikan dan pengajaran. Pentingnya ilmu pengetahuan dijelaskan Allah dalam Q.S al-Mujadalah [58] ayat 11;
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya; "Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Nabi Sangat Cinta Ahli Ilmu
Abu Muzaffar as Sam'ani, di dalam kitab Tafsir as Sam'ani Jilid V, halaman 389 menjelaskan bahwa Rasulullah sangat menghormati orang-orang yang memiliki ilmu.
Bahkan saking cintanya Nabi kepada para ahli ilmu, ia menyuruh mereka duduk di dekat beliau, sehingga mereka dapat lebih mudah untuk belajar dan mengambil ilmu.
إِشَارَة إِلَى مَا كَانَ يرفعهم النَّبِي ويقعدهم بِالْقربِ. يَعْنِي: أَنهم أَصَابُوا مَا أَصَابُوا من الرّفْعَة والرتبة بِالْإِيمَان وَالْعلم
Artinya; "Adalah isyarat kepada apa yang dilakukan Rasulullah dalam meninggikan mereka [orang berilmu dan beriman] dengan mendudukkan mereka di dekat Nabi." Terakhir, dalam Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Islam mendorong umatnya untuk belajar dan mengajarkan ilmu kepada orang lain. Dengan belajar dan mengajarkan ilmu, seseorang telah melakukan amalan yang mulia dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah . Sebagaimana disabdakan Rasulullah berikut;
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمُسْلِمُ عِلْمًا، ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمُ
Artinya; "Sebaik-baik sedekah adalah seseorang muslim belajar ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim." Dengan demikian, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun generasi bangsa. Pun dalam Islam, guru adalah profesi yang sangat mulia, dan mendapatkan tempat istimewa di hadapan Rasulullah saw.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement