Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia yang serba mengutamakan kekuasaan dan ketenaran, sering kali kita lupa pada esensi sejati dari sebuah kehidupan yang bermakna. Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh Ustadz Das’ad Latif dengan cara yang penuh humor namun menyimpan pelajaran berharga.
Ustadz Das’ad Latif, dalam ceramah yang disampaikan baru-baru ini, memberikan gambaran tentang sosok yang meskipun sangat terkenal dan memiliki kekayaan luar biasa, tetap tidak disukai banyak orang.
"Bapak kenal Fira'un? Tahu Firaun? Oh gagah, Pak, itu Fir'aun! Punya pasukan, gak ada yang berani lihat matanya. Kekayaannya, istananya dilapisi emas," ujar Ustadz Das’ad, mengawali penjelasan dengan tawa yang mengundang perhatian para jamaah, seperti dikutip dari kanal Youtube @DasadLatif.
Advertisement
Firaun, yang dikenal dengan keangkuhan dan kekuasaannya, menjadi tokoh yang paling disorot dalam pembicaraan tersebut. “Sampai detik ini, masih dikejar hartanya, cakep Raja, punya pasukan, kaya tapi tidak punya iman. Hina dia,” kata Ustadz Das’ad dengan nada yang kocak, namun sebenarnya memberikan pesan yang dalam tentang pentingnya iman.
Menurut Ustadz Das’ad, meskipun Firaun memiliki segala hal yang diinginkan banyak orang kekayaan, kekuasaan, bahkan ketenaran, ia tetap menjadi sosok yang tidak dihargai dan tidak disukai. Dalam Al-Qur'an, Fir'aun disebutkan sebagai salah satu sosok yang tidak akan pernah bisa masuk surga karena kekufurannya kepada Allah.
“Fir'aun itu salah satu manusia yang dicantumkan dalam Al-Qur'an, haram masuk surga, disebut namanya Fir'aun, Laknatullah alaih,” tambah Ustadz Das’ad, menggambarkan betapa buruknya akibat dari kesombongan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Elektabilitasnya Paling Tinggi Sedunia
Kisah Firaun ini bukan hanya sebuah cerita sejarah, tetapi juga sebuah pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Firaun mungkin memiliki segalanya secara duniawi, namun ia tidak memiliki tempat di hati masyarakat maupun dalam sejarah umat manusia. Ustadz Das’ad melanjutkan penjelasannya dengan menyampaikan bahwa popularitas atau kedudukan tinggi tidak selalu berarti dihormati.
“Tidak satu pun warga Lapas, Sukamiskin, mau kasih nama cucunya Firaun,” ujar Ustadz Das’ad sambil tertawa. Kalimat tersebut disampaikan dengan nada bercanda, tetapi menunjukkan bahwa meskipun seseorang memiliki segalanya, jika tidak memiliki iman, maka ia akan kehilangan tempat di hati orang banyak.
Tawa riuh para jamaah pun terdengar, namun di balik canda tersebut, Ustadz Das’ad mengingatkan kita akan pentingnya memiliki iman yang kuat dalam kehidupan kita. “Ha ha ha, huahahaha! Tapi bener, Pak. Iman itu yang penting,” ungkapnya
Seraya melanjutkan, "Padahal Fir'aun elektabilitasnya paling tinggi sedunia, Pak, tapi karena tidak punya iman, tidak ada gunanya."
Pernyataan ini tentu saja memberikan refleksi mendalam bagi siapa saja yang mungkin lebih fokus pada pencapaian duniawi. Kekayaan, jabatan, atau ketenaran bukanlah segalanya. Tanpa iman yang benar, semua itu tidak akan memberi makna sejati.
Ustadz Das’ad dengan cara yang ringan, mengingatkan kita bahwa meskipun kita bisa memiliki semua hal yang diinginkan dalam hidup ini, jika iman tidak menjadi landasan utama, maka semua itu akan sia-sia. "Padahal, tanpa iman, gak ada gunanya, meskipun kita punya segalanya," tegasnya.
Advertisement
KIsah Fir'aun Cocok dengan Kondisi Saat Ini
Pesan ini tentu cocok dalam konteks kehidupan masa kini, di mana banyak orang mengejar popularitas, kekayaan, dan kekuasaan, tetapi sering kali melupakan esensi hidup yang sebenarnya, yaitu ketulusan hati dan keyakinan yang kuat terhadap Allah.
Lebih lanjut, Ustadz Das’ad mengingatkan bahwa meskipun Firaun begitu kaya dan berkuasa, ia tetap dihina dan tidak dihargai oleh banyak orang. “Firaun punya semuanya, tapi karena tidak punya iman, ia tidak pernah dicontoh atau dihormati,” katanya. Ini menunjukkan bahwa harta dan kedudukan tinggi bukanlah segalanya.
Ketika mengingat Firaun, kita bisa melihat bahwa meskipun dunia memberinya segala kemewahan, ia tidak mendapatkan kedamaian batin. Ini adalah bukti bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kekayaan duniawi, melainkan dari kedamaian hati yang didapat melalui iman yang kokoh.
Ustadz Das’ad juga menekankan pentingnya untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun, baik kaya maupun miskin. “Jangan sampai kita jadi seperti Firaun, punya segalanya tapi tidak punya iman,” pesan Ustadz Das’ad dengan serius namun tetap diselingi dengan tawa.
Menurut Ustadz Das’ad, kesuksesan sejati bukan diukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari bagaimana kita memelihara iman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan iman yang kuat, seseorang akan selalu menemukan kedamaian, meskipun tidak memiliki semua yang dimiliki oleh Firaun.
Kita semua diajak untuk tidak terjebak dalam godaan duniawi yang sementara, tetapi untuk terus memperbaiki iman dan membangun hubungan yang lebih baik dengan Allah. Sebab, hanya dengan iman yang tulus, seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan yang abadi.
“Ayo, mari kita perbaiki iman kita. Jangan sampai kita seperti Firaun, yang punya segalanya tapi tidak punya tempat di hati orang lain. Iman itu yang utama,” tambahnya dengan penuh semangat. Ustadz Das’ad ingin mengingatkan kita bahwa ketenaran dan kekayaan tidak akan bertahan selamanya, tetapi iman adalah sesuatu yang harus dijaga sepanjang hidup.
Kisah Firaun ini pun menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Walaupun kita mungkin tidak memiliki kekayaan atau kedudukan yang tinggi, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan iman yang benar, bersyukur, dan menjaga hati agar tetap ikhlas.
Akhirnya, Ustadz Das’ad mengingatkan kita bahwa meskipun seseorang bisa sangat terkenal dan berpengaruh di dunia, tanpa iman yang kokoh, itu semua tidak akan memberi makna sejati. Hanya dengan iman kita bisa menjadi manusia yang diterima di hati orang banyak dan di sisi Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul