Liputan6.com, Jakarta - Alkisah, Kiai Abdul Hamid atau Mbah Hamid dari Pasuruan menceritakan pengalaman unik tentang kedatangan Nabi Khidir AS.
Pada suatu hari, Mbah Hamid memberi tahu Kiai Yunus dari Tulung Agung bahwa Nabi Khidir AS akan datang pada pagi hingga dzuhur keesokan harinya. Berita tersebut segera menyebar ke seluruh jemaah dan kalangan Kiai di sekitar daerah tersebut.
Kisah ini dikutip dari tayangan video dari kanal YouTube @karomahislam. Dikisahkan, sejak pagi hari, setelah sholat subuh, ribuan jemaah mulai berdatangan, berharap bisa bertemu dan bersalaman dengan Nabi Khidir. Mereka datang dengan penuh harapan, tak sabar untuk bertemu dengan sosok yang sudah lama dikenal dalam sejarah Islam.
Advertisement
Para Kiai dan habaib yang datang juga turut serta dalam antusiasme itu, menyambut kedatangan nabi yang dijanjikan tersebut.
Namun, di tengah keramaian jemaah yang terus berdatangan, ada seorang pemuda dengan pakaian yang cukup mencolok dan modern, tidak ada yang menyadari bahwa pemuda ini memiliki peran penting dalam kejadian tersebut. Semua orang sibuk dengan tujuan mereka masing-masing, mengabaikan pemuda yang tampaknya tidak begitu menarik perhatian orang banyak.
Pemuda tersebut, meski tampak berbeda dengan kebanyakan jemaah lainnya, segera mendekati Kiai Abdul Hamid. Setelah berbincang sebentar, pemuda ini kemudian berpamitan dan berganti pakaian menjadi lebih sederhana dan kotor. Dia kemudian mulai membersihkan selokan yang ada di sekitar rumah Mbah Hamid, tanpa ada yang menyangka lebih jauh.
Situasi semakin menarik saat waktu dzuhur tiba, dan Nabi Khidir AS yang dijanjikan oleh Kiai Hamid Pasuruan belum juga terlihat. Jemaah yang mulai merasa bingung bertanya-tanya mengenai ketidakhadiran sosok yang mereka harapkan. Salah seorang jemaah, yang merasa heran dengan situasi ini, akhirnya bertanya kepada Mbah Hamid.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Jemaah yang Hadir Terkecoh dengan Penampilan Nabi Khidir AS
Setelah sholat dzuhur, sang jemaah yang merasa penasaran akhirnya bertanya, "Kiai, kami sudah selesai berjamaah, tapi kenapa Nabi Khidir belum datang juga?" Mbah Hamid dengan tenang menjawab, “Kalian tadi sudah melihat anak muda yang membersihkan selokan di sini? Dialah Nabi Khidir."
Mendengar penjelasan itu, para jemaah yang hadir pun terkejut dan terdiam. Mereka tak menyangka bahwa sosok yang mereka anggap hanya seorang pemuda biasa itu ternyata adalah Nabi Khidir AS yang mereka nantikan kedatangannya. Semua orang pun mulai merasa kagum dan merenung mendalam atas kejadian tersebut.
Kejadian ini menimbulkan keharuan yang mendalam di hati para jemaah dan tamu yang hadir. Air mata pun mulai mengalir dari banyak orang yang hadir, menyadari bahwa kedatangan Nabi Khidir AS ternyata tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya. Nabi Khidir hadir dalam bentuk yang sangat sederhana, yang membuat mereka tak menyadarinya.
Kisah ini semakin menyentuh hati banyak orang, mengajarkan bahwa kehadiran sosok yang mulia tidak selalu terlihat dengan cara yang kita bayangkan. Terkadang, Allah SWT mengutus hamba-Nya dalam bentuk yang tidak terduga, menguji ketulusan hati dan keikhlasan umat-Nya dalam mencari kebenaran.
Cerita ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kerendahan hati dan tidak terburu-buru menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan luar. Nabi Khidir AS datang dalam bentuk yang sederhana, namun memberikan pelajaran besar bagi setiap orang yang hadir pada saat itu.
Meskipun banyak orang yang hadir berharap bertemu dengan Nabi Khidir dalam penampilan yang megah atau luar biasa, kenyataannya beliau datang dengan cara yang sangat berbeda. Hal ini mengajarkan pentingnya memiliki pandangan yang lebih dalam terhadap segala hal, tanpa terjebak oleh penampilan fisik semata.
Advertisement
Hikmah dari Kejadian Ini
Tak hanya itu, kejadian ini juga menunjukkan betapa pentingnya tugas seorang Kiai dalam memberikan petunjuk dan arahan kepada umat. Mbah Hamid, meski sudah memberitahukan sebelumnya tentang kedatangan Nabi Khidir, tidak mengungkapkan secara rinci bagaimana bentuk kedatangan beliau. Ini memberi ruang bagi para jemaah untuk lebih berserah diri dan menerima segala sesuatu dengan lapang dada.
Seiring berjalannya waktu, cerita tentang kedatangan Nabi Khidir AS ini pun semakin menyebar, menginspirasi banyak orang untuk lebih mendalami makna dari peristiwa tersebut. Masyarakat mulai belajar untuk tidak menghakimi orang berdasarkan penampilan luar, dan untuk lebih memperhatikan nilai-nilai dalam diri seseorang.
Kisah ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa dalam mencari ilmu dan berkah, kita tidak boleh terburu-buru atau terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat duniawi. Nabi Khidir AS, yang datang dalam bentuk yang sederhana, mengingatkan kita bahwa spiritualitas yang sejati tidak terletak pada kemegahan atau penampilan, tetapi pada kedalaman hati dan niat.
Mbah Hamid mengajak umat untuk selalu menjaga hati, mengikuti petunjuk agama dengan ikhlas, dan selalu siap menerima pelajaran dari setiap kejadian yang ada. Ia mengingatkan agar kita tidak hanya melihat dengan mata, tetapi juga dengan hati yang bersih dan pikiran yang terbuka.
Para jemaah dan tamu yang hadir pun, setelah kejadian tersebut, merasa semakin dekat dengan Allah. Mereka merenung lebih dalam tentang makna kehidupan, dan berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih dekat dengan-Nya.
Dari kisah ini seharusnya bisa termotivasi untuk lebih menjaga amal ibadah dan senantiasa memperbaiki diri dalam segala aspek kehidupan. Mereka menyadari bahwa setiap pertemuan dengan orang lain, baik itu orang biasa maupun orang yang mulia, adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Wallahu a'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul