Sukses

Saat Mbah Kholil Bangkalan Dituduh Memalsukan Uang karena Sering Berangkatkan Haji

Di tengah situasi Indonesia yang saat itu berada di bawah penjajahan Belanda, banyak yang mempertanyakan dari mana sumber dana Mbah Kholil untuk membiayai perjalanan haji tersebut. Kecurigaan pun muncul, dan akhirnya Mbah Kholil dilaporkan ke pihak berwenang.

Liputan6.com, Jakarta - KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Mbah Kholil adalah ulama besar Indonesia yang berasal dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Karena itu, di belakang namanya sering disematkan nama Bangkalan, jadi Mbah Kholil Bangkalan.

Mbah Kholil juga dikenal dengan sebutan Syaikhona Kholil Bangkalan. Penyebutan syaikhona di depan namanya merupakan bentuk penghormatan, mengingat perannya sebagai guru bagi banyak syekh atau ulama besar tanah air.

Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube @Fakta_Bray, diceritakan tentang kisah luar biasa dari Mbah Kholil yang sering memberangkatkan orang naik haji, baik dari kalangan mampu maupun kurang mampu. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar dari banyak pihak.

Setiap bulan haji, ada sekitar 10 hingga 20 orang yang diberangkatkan ke Tanah Suci oleh Mbah Kholil. Orang-orang ini berasal dari berbagai latar belakang ekonomi, termasuk mereka yang secara finansial dianggap tidak mampu. Namun, keberangkatan ini selalu berjalan tanpa hambatan.

Di tengah situasi Indonesia yang saat itu berada di bawah penjajahan Belanda, banyak yang mempertanyakan dari mana sumber dana Mbah Kholil untuk membiayai perjalanan haji tersebut. Mbah Kholil bahkan dituduh memalsukan uang.

Kecurigaan pun muncul, dan akhirnya Mbah Kholil dilaporkan ke pihak berwenang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini Tuduhan Polisi Terhadap Mbah Kholil dan Karomahnya

Polisi menerima laporan yang menuduh Mbah Kholil memalsukan uang untuk membiayai pemberangkatan haji. Tuduhan ini menyebabkan Mbah Kholil ditangkap dan dimasukkan ke penjara untuk diinterogasi.

Dalam interogasi tersebut, seorang penjaga sipir bertanya dengan nada menyelidik, "Kiai, kami memanggil Anda karena ada laporan bahwa Anda telah memalsukan uang." Tuduhan ini langsung dibantah oleh Mbah Kholil dengan tegas.

"Saya tidak memalsukan uang. Tuduhan itu tidak benar. Yang memberangkatkan mereka naik haji bukan saya, tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala," jawab Mbah Kholil dengan penuh keyakinan.

Sambil menjawab, Mbah Kholil menunjuk sebuah batu yang ada di dekatnya. Atas izin Allah, batu itu langsung berubah menjadi emas murni 24 karat. Kejadian ini membuat para polisi yang menyaksikannya terkejut bukan main.

Tidak hanya itu, Mbah Kholil juga menunjuk batu lain di sekitarnya. Dengan kuasa Allah, batu tersebut juga berubah menjadi emas. Emas-emas ini berserakan di hadapan para polisi, membuat mereka takjub sekaligus terdiam.

Melihat keajaiban tersebut, para polisi yang awalnya bersikap skeptis berubah menjadi takjub. Mereka bahkan saling berebut untuk mengambil emas yang baru saja terbentuk dari batu biasa.

 

3 dari 3 halaman

Kejadian Luar Biasa Membuka Mata Para Petugas

Kejadian ini membuka mata para polisi bahwa Mbah Kholil adalah korban fitnah. Tuduhan memalsukan uang yang diarahkan kepadanya sama sekali tidak berdasar. Mereka akhirnya menyadari kesalahan mereka.

Setelah menyadari kesucian hati dan karomah yang dimiliki oleh Mbah Kholil, para polisi memutuskan untuk membebaskannya dari tahanan. Tidak hanya itu, mereka bahkan membebaskannya dengan penuh hormat.

Kisah ini menjadi bukti nyata dari keajaiban yang dimiliki oleh para wali Allah. Karomah yang dimiliki oleh Mbah Kholil tidak hanya menunjukkan kedekatannya dengan Sang Pencipta, tetapi juga menjadi pengingat tentang pentingnya keikhlasan dalam membantu sesama.

Teladan yang ditunjukkan oleh Mbah Kholil mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki tugas untuk saling membantu, terlepas dari situasi atau kondisi yang dihadapi. Kisah ini juga mengingatkan kita untuk tidak mudah menuduh tanpa bukti.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menjaga niat baik dalam setiap langkah hidup. Keikhlasan dan keyakinan kepada Allah adalah kunci dari segala kemuliaan yang sejati.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul