Sukses

Saat KH Mahrus Ali Lirboyo Pasang Badan karena NU Dituduh Ingin Bentuk Negara Islam Indonesia

Mengingat fitnah terhadap NU terus dihembuskan, KH Mahrus Ali yang masih menjadi Pengasuh Pesantren Lirboyo pasang badan. Ia membuat surat bantahan yang disebar ke seluruh pengurus NU di Jawa Timur.

Liputan6.com, Kediri - KH Mahrus Ali dikenal sebagai sosok ulama yang kharismatik. Namanya semakin dihormati setelah menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Hingga sekarang pun nama KH Mahrus Ali masih tersohor, meski telah wafat.

Perjalanan KH Mahrus Ali menjadi ulama tidak terlepas dari peran orang tuanya. Dengan dukungan KH Aly bin Abdul Aziz dan Hasinah binti Kiai Sa’id, KH Mahrus Ali banyak menimba ilmu agama ke berbagai guru di Nusantara.

KH Mahrus Ali sukses membawa Pesantren Lirboyo berkembang pesat di bawah asuhannya. Bahkan, di masa asuhannya lahir sebuah perguruan tinggi bernama Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) tahun 1966.

Selain dikenal alim, KH Mahrus Ali juga merupakan tokoh perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Saat peristiwa 10 November, KH Mahrus Ali 97 santri pilihan Pesantren Lirboyo guna menumpas sekutu di Surabaya. 

Pengorbanannya terhadap bangsa dan negara bukan hanya ketika melawan penjajah. KH Mahrus Ali juga pasang badan ketika ada pihak-pihak yang menuduh organisasi yang diikutinya, Nahdlatul Ulama bakal membentuk negara Islam Indonesia (NII). Hal tersebut membuktikan kecintaan dan kesetiaannya KH Mahrus Ali terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Dalang Penyebar Fitnah NU Akan Bentuk NII

Tudingan yang menyebut NU akan membentuk NII mencuat pascakemerdekaan, setidaknya hingga akhir tahun 1960. Kabar ini terdengar hingga Istana Negara dan mendapat respons dari Presiden Soekarno.

Fitnah tersebut dilandasi kabar bohong tentang GP Ansor yang telah mempersiapkan diri membentuk NII dengan membuat surat ikrar berstempel salah satu ranting GP Ansor di Surabaya.

Mengutip NU Online Jatim, Rais Syuriyah NU Jawa Timur kala itu, KH Mahrus Ali dengan tegas membantah kabar tersebut. Ia menyatakan bahwa fitnah dan tuduhan murah seperti itu sudah lama dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) sebelum peristiwa G30/S, dan terus dipasarkan. 

Mengingat fitnah itu terus dihembuskan, KH Mahrus Ali yang masih menjadi Pengasuh Pesantren Lirboyo pasang badan. Ia membuat surat bantahan yang disebar ke seluruh pengurus NU di Jawa Timur.

Isi surat tersebut menyebut bahwa dalang semua kabar fitnah itu berasal dari PKI. Ia menegaskan, NU tidak pernah memimpikan apalagi niat membentuk negara Islam. NU akan setia terhadap negara Pancasila sampai akhir zaman dan patuh terhadap Presiden Soekarno.

3 dari 3 halaman

Isi Surat KH Mahrus Ali

Berikut surat yang dibuat KH Mahrus Ali yang diterbitkan kembali dalam buku “Kenang-kenangan Harlah NU ke-40”, dinukil dari laman NU Online Jatim

Banjir Fitnah Bertubi-tubi pada Alamat NU

Desas-desus yang merupakan perang urat syaraf yang menyebut bahwa sehabis lebaran, golongan agama, khususnya agama Islam akan mengadakan gerakan rasialis yang ditujukan golongan lain, adalah bohong dan merupakan fitnah belaka terhadap golongan agama yang dilancarkan oleh Nekolim dan G30-S beserta antek-anteknya. Umat Islam di seluruh Jawa Timur supaya tetap awas dan waspada, jangan sampai kena adu domba antara kita dengan kita oleh siapapun juga.

Tetaplah pelihara persatuan dan kesatuan antara semua golongan progref, tetaplah bantu ABRI dalam membina dan memupuk keamanan.

NU tidak ada impian apalagi niatan untuk membentuk negara Islam, seperti apa yang didesas-desuskan oleh Nekolim dan antek-anteknya. NU tetap mempertahankan Negara Pancasila sampai akhir zaman. Marilah kita tetap setia kepada Pemimpin Besar Revolusi kita Bung Karno melaksanakan Pantjar (Pantja Azimat Revolusi). Semoga Allah SWT memberi taufiq dan hidayah-Nya terutama kekuatannya kepada kita sekalian, amin!