Liputan6.com, Jakarta - Gus Miek, atau KH Hamim Thohari DJazuli putra dari KH Ahmad Djazuli Utsman, dikenal sebagai ulama besar dengan karomah yang diakui oleh banyak orang. Namun, jauh sebelum namanya dikenal luas, tanda-tanda kewalian Gus Miek sudah disadari oleh ayahnya sejak usia muda.
Kisah ini terungkap dari pernyataan KH Djazuli kepada keluarga dan para kiai di sekitarnya menjelang wafatnya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, KH Djazuli menyampaikan bahwa Gus Miek memiliki tanda-tanda kewalian yang jarang dimiliki oleh anak seusianya. Salah satu peristiwa yang menjadi bukti awal adalah kejadian di sungai yang membuat banyak orang terpana.
Advertisement
Suatu ketika, Gus Miek pergi ke sungai bersama seorang santri. Tanpa diduga, arus deras menghanyutkan Gus Miek, membuat santri tersebut panik karena kehilangan jejaknya. Santri itu segera berlari ke kediaman KH Djazuli untuk melaporkan kejadian tersebut.
Dengan tenang, KH Djazuli memerintahkan seluruh santri untuk mencari Gus Miek di sepanjang aliran sungai.
Ketika rombongan tiba di lokasi, mereka dikejutkan dengan pemandangan Gus Miek yang sedang duduk di tepi sungai dalam kondisi kering. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia baru saja tenggelam.
Rasa heran melanda para santri yang kemudian bertanya kepada Gus Miek tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Gus Miek dan Ayahandanya
Jawaban Gus Miek membuat semua orang tertegun. "Saya tadi dibawa oleh Nabi Khidir," ujar Gus Miek dengan tenang. Perkataan ini semakin menguatkan keyakinan banyak orang bahwa Gus Miek memiliki karomah yang luar biasa.
Sejak kejadian itu, keistimewaan Gus Miek semakin diyakini oleh masyarakat sekitar. Banyak peristiwa lain yang membuktikan bahwa Gus Miek bukanlah sosok biasa. Karomah yang dimilikinya menjadi tanda kewalian yang semakin jelas terlihat seiring berjalannya waktu.
KH Djazuli, sebagai ayah, selalu mendukung dan mendoakan perjalanan hidup Gus Miek. Sosoknya tidak hanya dikenal sebagai seorang ayah, tetapi juga sebagai guru yang membimbing Gus Miek dalam menapaki jalan menuju Allah. Hubungan keduanya menjadi inspirasi bagi banyak keluarga ulama di Nusantara.
Fenomena seperti yang dialami oleh Gus Miek sering kali disebut sebagai karomah, yaitu keistimewaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang saleh. Dalam tradisi Islam, karomah diyakini sebagai bukti kekuasaan Allah yang diberikan kepada para wali untuk menunjukkan kebesaran-Nya.
Karomah yang dimiliki Gus Miek tidak hanya menjadi pembicaraan di lingkup keluarga, tetapi juga di kalangan ulama dan santri. Banyak yang merasa kagum sekaligus terinspirasi untuk meningkatkan keimanan mereka setelah mendengar kisah-kisah luar biasa ini.
Kisah ini juga memberikan pelajaran penting bahwa kewalian bukanlah sesuatu yang bisa dicapai hanya dengan ilmu duniawi. Kewalian membutuhkan keikhlasan, pengabdian, dan hubungan yang mendalam dengan Allah. Gus Miek menjadi contoh nyata bagaimana seorang manusia bisa mencapai derajat mulia tersebut.
Advertisement
Peran Gus Miek
Dalam video tersebut juga diungkap bahwa Gus Miek memiliki kepribadian yang rendah hati dan selalu menghormati orang lain. Sifat-sifat ini menjadi pelengkap dari keistimewaan yang dimilikinya. Banyak orang yang merasa tenang dan damai berada di dekatnya.
Sebagai seorang wali, Gus Miek menjalankan peran besar dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang unik. Karomahnya menjadi alat dakwah yang membawa banyak orang kembali kepada jalan yang benar. Peristiwa seperti kejadian di sungai hanyalah salah satu dari banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya.
Kisah ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa Allah senantiasa menunjukkan kebesaran-Nya melalui cara-cara yang tidak terduga. Karomah yang dimiliki oleh Gus Miek mengajarkan kita untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah dan menghormati para ulama.
Hingga kini, kisah karomah Gus Miek masih terus diceritakan dari generasi ke generasi. Bagi masyarakat sekitar, ia bukan hanya seorang ulama, tetapi juga simbol dari kebesaran Allah yang nyata di tengah-tengah mereka.
Pengalaman yang dialami Gus Miek menunjukkan bahwa dunia ini penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah. Kita diajak untuk terus beriman dan meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang agung.
Gus Miek telah meninggalkan warisan berharga berupa teladan kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai Islam. Melalui kisah-kisahnya, kita diingatkan untuk selalu berbuat baik, rendah hati, dan berserah diri kepada Allah dalam setiap langkah kehidupan.
Fenomena kewalian yang terjadi pada Gus Miek memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Karomah yang dimilikinya menjadi bukti nyata bahwa keajaiban masih ada di zaman modern ini.
Kisah Gus Miek dan ayahnya, KH Djazuli, akan terus menjadi bagian penting dari sejarah Islam di Indonesia. Melalui kisah ini, kita belajar bahwa kewalian adalah anugerah yang hanya diberikan kepada hamba yang benar-benar ikhlas dan taat kepada Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul