Sukses

Benarkah Nasib Kita Tak Dapat Diubah Lagi setelah Usia 40 Tahun? Buya Yahya Menjawab

Terkait nasib, seorang muslimah yang mengikuti kajian Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Dia menanyakan soal nasib yang tidak dapat diubah lagi jika sudah melewati usia 40 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Pada dasarnya, setiap manusia -termasuk muslim- menginginkan nasib kehidupannya selalu baik. Namun dalam realitanya kehidupan manusia tidak selalu mulus. Ada kalanya dilanda masalah dan kegagalan.

Terkait nasib, seorang muslimah yang mengikuti kajian Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Dia menanyakan soal nasib yang tidak dapat diubah lagi jika sudah melewati usia 40 tahun.

“Apa benar nasib seseorang ditentukan ketika orang itu masuk di usia 40 tahun? Kalau di usia 40 tahun belum sukses secara dunia, maka dia tidak akan sukses selamanya. Untuk urusan akhiratnya juga, ketika di usia 40 tahun tidak menambah ketakwaannya, maka dia adalah orang yang merugi (selamanya),” kata penanya tersebut dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (2/12/2024).

Buya Yahya menjawab dengan tegas bahwa ketentuan tersebut tidak ada dalam Islam. Nasib pasti manusia tidak ditentukan ketika seseorang memasuki kepala empat. Dengan kata lain, nasibnya dapat berubah meskipun sudah melewati usia 40 tahun. 

“Tidak ada ketentuan seperti itu. Yang jelas ketentuan Anda adalah di alam ruh waktu itu. Kehidupan Anda sudah ditentukan oleh Allah. Anda tinggal menjalani. Anak-anak bakal sukses Anda belum tahu, tapi Allah sudah tahu,” jelas Buya Yahya.

“Anda pun akan sukses setelah ini, Allah Maha Tahu. Kita tidak tahu. Jadi semua sudah ditentukan,” tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kehidupan Manusia Sudah Ditentukan sebelum Lahir

Buya Yahya mengatakan, dalam salah satu hadis tentang penciptaan manusia, ketika ditiupkan ruhnya Allah telah menentukan rezeki orang tersebut, termasuk kapan lahirnya, kapan meninggalnya, hingga jodohnya. 

“Cuma itu rahasia Allah yang tahu, yang gak boleh kita sok tahu. Lho saya sudah dicatat sebagai ahli surga. Siapa yang ngasih tahu?” imbuh Buya Yahya mengingatkan.

Adapun soal nasib setelah usia 40 tahun tidak dapat diubah hanya untuk bahan evaluasi. Sebab, kematangan umur biasanya di atas usia 40 tahun. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi rasul di usia 40 tahun.

“Itu disebutkan para ulama untuk membuat evaluasi, bukan berarti ketentuan melewati usia 40 tahun tak dapat diubah lagi nasibnya. Kalau sudah mencapai 45 tahun, kalau belum baik jangan menyerah dong. Ada yang tobat di usia 50 tahun, 60 tahun,” kata Buya Yahya.

“Jadi, tidak ada ketentuan semacam itu. Kalau gak baik, gak baik seterusnya. Gak kaya, gak kaya seterusnya. Gak ada itu semuanya,” tegasnya.

3 dari 3 halaman

Optimistis dan Husnudzon kepada Allah

Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu optimistis kehidupannya dapat berubah. Muslim juga harus berprasangka baik (husnudzon) kepada Allah tentang kehidupan yang dijalaninya.

“Husnudzon kepada Allah. Yang hari ini belum sukses jangan berprasangka buruk kepada Allah. Mungkin minggu depan, bulan depan Anda akan sukses,” katanya.

“Tidak boleh kita memastikan (tak dapat diubah lagi nasibnya). Yang boleh adalah tetap berusaha. Yang fakir hari ini tetap berusaha. Yang sakit hari ini tetap berusaha. Kalau nggak berusaha namanya putus asa,” tutur Buya Yahya.

Wallahu a’lam.