Sukses

Sentilan Gus Baha, Yang Menjaga Islam Itu Bukan NU atau Muhammadiyah, Lalu Siapa Gus?

Gus Baha mengingatkan umat Islam untuk selalu menyadari siapa yang sebenarnya menjaga agama ini

Liputan6.com, Jakarta - Dalam ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengingatkan umat Islam untuk selalu menyadari siapa yang sebenarnya menjaga agama ini. Menurutnya, Islam adalah agama yang sepenuhnya dijaga oleh Allah SWT.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @gusbaha-n8f, Gus Baha menegaskan bahwa menjaga agama bukanlah tanggung jawab individu atau kelompok tertentu, melainkan Allah semata. Pesan ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam dalam menjalani ajaran agama.

“Tidak tegas itu bagian dari ketegasan dalam ilmiah, karena kita ini tidak mengendalikan dunia, tidak mengendalikan hidayah. Hanya Allah yang memberikan hidayah,” ujar Gus Baha.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mengutip firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 128, yang berbunyi:

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِٓبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظَالِمُونَ ١٢٨

Artinya: “Hal itu sama sekali bukan menjadi urusanmu (Nabi Muhammad), apakah Allah menerima tobat mereka atau mengazabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.”

Ayat ini menunjukkan bahwa bahkan Nabi Muhammad SAW pun tidak diberikan kendali atas siapa yang akan menerima hidayah. Menurut Gus Baha, pelajaran ini sangat relevan untuk semua umat Islam agar tetap tawakal kepada Allah.

Gus Baha juga menekankan bahwa tegas dalam kebenaran tidak berarti harus keras dalam mengawal kebenaran. Menurutnya, kebenaran itu sendiri sudah cukup kuat karena dijaga oleh Allah. “Yang menjaga Islam bukan PBNU, bukan PP Muhammadiyah, bukan kiai. Yang menjaga Islam hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” lanjutnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Allah SWT yang Jaga Islam

Pesan ini disampaikan dengan penuh kerendahan hati. Gus Baha ingin umat Islam memahami bahwa tugas manusia adalah menjalankan ajaran agama dengan benar, sementara hasilnya adalah urusan Allah.

Ia juga mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam kesalahan berpikir seperti yang sering dilakukan oleh orang-orang filsafat. Menurutnya, mereka cenderung menggunakan logika sendiri untuk mendekati Allah, tanpa mengikuti tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW.

Pernyataan semacam ini, menurutnya, adalah bentuk pemikiran yang keliru. Gus Baha menjelaskan bahwa salat bukanlah untuk kepentingan Allah, melainkan untuk menunjukkan kebutuhan manusia kepada-Nya.

“Kita tahu Allah tidak butuh kita. Tapi kenapa kita sholat? Karena kita yang butuh Allah. Dan kebutuhan itu diekspresikan melalui ajaran Rasulullah SAW,” jelas Gus Baha.

Menurutnya, pendekatan beragama yang hanya mengandalkan pemikiran pribadi dapat membawa seseorang pada kesalahan. Oleh karena itu, Gus Baha menegaskan pentingnya sanad dalam beragama.

3 dari 3 halaman

Beragama Bukan Sekedar Logika

Sanad adalah rangkaian ilmu yang bersambung hingga Rasulullah SAW. Dengan mengikuti sanad, seseorang dapat memastikan bahwa ajaran yang diikutinya adalah benar dan sahih.

“Tanpa sanad, kita akan kehilangan arah dalam memahami agama. Itulah mengapa belajar kepada guru yang memiliki sanad sangat penting,” paparnya.

Ia menekankan bahwa beragama bukan hanya soal logika, melainkan juga mengikuti aturan dan tata cara yang diajarkan Rasulullah SAW. Dengan begitu, seseorang tidak akan terjebak dalam kesalahan berpikir.

Gus Baha juga mengingatkan agar umat Islam selalu rendah hati dalam beragama. Menurutnya, kerendahan hati adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah.

“Kita ini hanya hamba. Tugas kita adalah mengikuti ajaran Rasulullah dan menyerahkan hasilnya kepada Allah,” ujarnya.

Ceramah ini memberikan pelajaran penting bagi umat Islam untuk selalu menjaga kesederhanaan dalam beragama. Dengan begitu, seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan lebih tenang dan penuh berkah.

Pesan-pesan Gus Baha ini menjadi pengingat bahwa Islam adalah agama yang kokoh dan dijaga langsung oleh Allah SWT. Umat Islam hanya perlu menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan tawakal.

Semoga nasihat ini dapat menginspirasi umat Islam untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah melalui cara yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul