Liputan6.com, Cilacap - Pengalaman dihina dan dihujat memang merupakan hal yang menyakitkan dan tentu saja membuat kita merasa sangat sedih dan kecewa.
Namun bagi sebagian orang, tentu saja sebagian kecil, saat dihujat atau dihina bukan hal yang perlu direspons berlebihan yang menyebabkan pada akhirnya kita merasa kecewa.
Justru sebaliknya, saat dihina atau dihujat ini merupakan sebuah keberuntungan yang besar. Bahkan sebagaimana kisah KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) pernah terjadi seorang ulama yang dihina malah justru memberikan uang kepada orang yang menghinanya.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini tergolong aneh dan unik, sebab rata-rata manusia saat dihina akan balik menghina. Namun tidak demikian adanya dengan sosok ulama yang satu ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Kasih Uang kepada si Penghina
Gus Baha mengisahkan seorang ulama yang sama sekali tidak marah saat ada orang yang menghina atau menggunjing. Bahkan hal tak terduga ia lakukan kepada si penghujat tadi. Beliau malah memberikan uang kepada nya.
“Ada seorang ulama dulu digunjing dan dihujat oleh orang lain, dia justru mengirimkan uang,” kisah Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Short @pecintailmubermanfaat, Selasa (03/12/2024).
“Tolong kirimkan uang ini ke orang yang menghujat saya," demikian perintah ulama itu kepada seseorang.
“Kenapa?" tanya seseorang yang merasa aneh dengan perintah sang ulama tadi.
Rupanya ia memiliki alasan tersendiri saat harus memberikan uang kepada si penghina tadi. Menurutnya si penghina tadi justru telah mengirimkan kebaikan kepadanya, sebab dengan menghina, keburukannya diambil olehnya.
Dia beranggapan bahwa orang yang telah mengambil keburukannya untuk ditanggung, maka layak mendapatkan hadiah.
“Dia telah memberikan kebaikannya ke saya, mengambil keburukanku untuk di tanggung,” kata ulama tadi.
“Maka orang seperti itu yang harus diberi hadiah," imbuhnya.
Advertisement
Sikap Adem Rasulullah kepada Orang yang Menghinanya
Menukil Republika, seorang pengemis buta Yahudi, selalu berseru di sudut Kota Madinah, "Jangan pernah engkau dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, dan tukang sihir." Lantas, apa yang dilakukan Rasulullah terhadap pengemis yang terus-terusan menghinanya?
Aisyah RA memberikan penjelasan menyentuh terkait ini, "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang sering duduk di sana." Kebiasaan itu terus dilakukan hingga Rasulullah wafat.
Baru, setelah beliau SAW berpulang, orang tua buta yang penghinaannya dibalas kelembutan dan sikap kasih sayang, mengetahui, selama ini Muhammad SAW yang dia nistakanlah yang tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga menyuapi dengan sikap lembut luar biasa. Betapa menyesalnya si Yahudi ini.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul