Sukses

Menghadirkan Allah dalam Kehidupan Sehari-hari, Begini Caranya Kata Gus Baha

Pesan Gus Baha, kamu harus ingat Allah SWT dulu. Sistem itu bisa bagus karena ada bumi yang disediakan Allah, orang bisa hidup karena ada oksigen yang diciptakan Allah, orang bisa bertahan hidup karena ada air yang diciptakan Allah. Sehingga, apapun baiknya sistem negara manapun, tetap nomor satu itu karena jasanya Allah, bukan yang lain

Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan modern sering kali memukau dengan berbagai sistem sosial yang teratur dan teknologi yang terus berkembang. Namun, dalam perspektif agama, keberhasilan sistem tersebut tak lepas dari peran Sang Pencipta.

Hal ini disampaikan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab dikenal sebagai Gus Baha.

Dalam sebuah tayangan di dikutip dari kanal YouTube @gusbaha-n8f, Gus Baha memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya mengingat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menekankan bahwa sistem terbaik sekalipun tetap bergantung pada keberadaan Allah sebagai sumber utama kehidupan.

“Pesan saya, kamu harus ingat Allah dulu. Sistem itu bisa bagus karena ada bumi yang disediakan Allah, orang bisa hidup karena ada oksigen yang diciptakan Allah, orang bisa bertahan hidup karena ada air yang diciptakan Allah. Sehingga, apapun baiknya sistem negara manapun, tetap nomor satu itu karena jasanya Allah, bukan yang lain,” ujar Gus Baha dalam video tersebut.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa Islam memang mengajarkan umatnya untuk menghargai dan berterima kasih kepada sistem sosial yang baik. Namun, ia mengingatkan bahwa rasa syukur terbesar tetap ditujukan kepada Allah, Sang Pencipta segala sesuatu.

Menurut Gus Baha, manusia sering kali terjebak dalam euforia pencapaian duniawi hingga melupakan peran fundamental Allah dalam kehidupan. Padahal, segala bentuk keberhasilan tidak akan mungkin terjadi tanpa keberadaan elemen-elemen dasar yang disediakan oleh-Nya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ingat Utang Jasa Kepada Allah SWT

“Kita sering kali kagum dengan sistem negara yang maju, tetapi lupa bahwa semua itu hanya mungkin terjadi karena ada bumi, oksigen, dan air yang diberikan Allah tanpa biaya apa pun,” tambahnya.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk terus mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini, menurutnya, adalah bentuk kesadaran akan utang jasa terbesar yang dimiliki manusia, yaitu kepada Allah. Ia mengingatkan bahwa keberadaan alam semesta ini adalah anugerah yang tidak bisa diabaikan.

Dalam Islam, mengingat Allah bukan hanya sebatas ritual ibadah, melainkan juga menyadari kehadiran-Nya dalam setiap kejadian sehari-hari. Hal ini mencakup aspek kehidupan individu maupun kolektif, termasuk dalam sistem sosial, ekonomi, dan politik.

Pernyataan Gus Baha ini relevan dengan tantangan modern, di mana banyak orang merasa hidup sepenuhnya bergantung pada sistem yang dibangun manusia. Ia menegaskan bahwa ketergantungan tersebut harus dilihat dalam perspektif yang lebih luas, yaitu sebagai bagian dari anugerah Allah.

“Islam mengharuskan kita berterima kasih pada sistem sosial yang baik, tapi tetap nomor satu itu utang jasa kamu sama Allah,” ujar Gus Baha.

Pernyataan ini seolah menjadi pengingat bagi setiap individu untuk tidak hanya terfokus pada pencapaian duniawi, tetapi juga selalu menyadari peran Allah dalam setiap langkah kehidupan.

 

3 dari 3 halaman

Sebaik Apapun Sistem, Ada Allah SWT

Melalui nasihatnya, Gus Baha juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pengakuan terhadap peran sistem sosial yang baik dan rasa syukur kepada Allah. Sebab, menurutnya, tidak ada sistem yang dapat berjalan tanpa dukungan elemen-elemen fundamental yang disediakan oleh Sang Pencipta.

Gus Baha menutup pesan tersebut dengan harapan agar umat Islam senantiasa menempatkan Allah sebagai prioritas utama.

Dengan cara ini, manusia tidak hanya akan meraih keberhasilan duniawi, tetapi juga keberkahan yang lebih luas.

Pesan-pesan yang disampaikan Gus Baha selalu relevan dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus mengingatkan manusia akan hakikat dirinya sebagai makhluk ciptaan.

Dengan mengingat Allah sebagai dasar dari segala sesuatu, Gus Baha meyakini bahwa manusia dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna. Bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul