Liputan6.com, Jakarta - Dunia bukanlah tujuan utama, melainkan ladang untuk menyiapkan bekal yang akan membawa kita pada kehidupan abadi nantinya. Sehingga, kita harus memanfaatkan waktu di dunia dengan sebaik-baiknya untuk meraih kebahagiaan dan keselamatan di akhirat.
Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, segala amal perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat kelak.
Surga dan neraka diciptakan sebagai balasan bagi setiap perbuatan manusia. Surga merupakan tempat bagi orang-orang beriman, sementara neraka adalah tempat hukuman bagi mereka yang lalai dan enggan beribadah kepada Allah.
Advertisement
Baca Juga
Tidak ada pembenaran bagi siapa pun yang berdalih tak sempat untuk beribadah. Sebab Allah telah menyiapkan empat hamba yang akan menjadi hujjah-Nya di hadapan mereka.
Dikutip dari NU Online, hujjah dalam konteks ini bermakna sebagai suatu argumen yang kuat untuk membungkam orang-orang yang mencoba membantah atau mencari-cari alasan. Keempat sosok yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Saksikan Video Pilihan ini:
1. Nabi Sulaiman AS, Hamba Penguasa Terkaya di Muka Bumi
Pertama, Allah akan menampik alasan orang-orang kaya pada hari Kiamat dengan sosok Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Siapa pun tahu bahwa Nabi Sulaiman ‘alaihissalam tersohor sebagai nabi sekaligus penguasa terkaya di muka bumi, kekayaannya melimpah, dan perhiasan emas-peraknya tak terjumlah, dan tinggal di istana yang sangat megah.
Kelak di akhirat, Allah akan bertanya kepada para hamba-Nya dari kalangan penguasa dan agniya (orang kaya), “Mengapa sewaktu di dunia, kalian tidak beribadah?” Mereka berkilah, “Kami sibuk, ya Allah, dengan kekayaan dan kekuasaan.” Namun, Allah ber-hujjah, “Adakah kekuasan yang lebih besar, dan adakah kekayaan yang lebih banyak dari kekuasaan dan kekayaan Sulaiman? Namun, dia tak pernah mengabaikan perintah Kami dan meninggalkan ibadah.” Akibatnya, para hamba dari kalangan penguasa dan orang-orang berharta bungkam tak bisa bicara.
Advertisement
2. Nabi Yusuf AS, Hamba yang Menjadi Budak atau Pelayan
Kedua, Allah meng-hujjah para budak dan orang-orang yang sibuk melayani majikan mereka dengan sosok Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Sebagaimana diketahui, Nabi Yusuf ‘alaihissalam ialah hamba sahaya al-‘Aziz penguasa Mesir dan istrinya. Kesehariannya sibuk melayani tuannya. Meski demikian, beliau tak pernah lalai menjalankan perintah Allah dan tak pernah lengah menjalankan ibadah.
Kelak, Allah akan bertanya kepada para hamba sahaya, para pelayan, dan para suruhan, “Mengapa sewaktu di dunia kalian tidak beribadah?” Mereka menjawab, “Ya Allah, kami sibuk melayani tuan-tuan kami, sehingga tak sempat beribadah.” Allah kemudian menghujjah, “Sesungguhnya hamba-Ku Yusuf berada dalam kekuasaan penguasa Mesir dan istrinya. Namun, dia tidak pernah mengabaikan perintah dan meninggalkan ibadah.”
3. Nabi Ayyub AS, Hamba yang Diuji dengan Penyakit
Ketiga, Allah meng-hujjah para hamba-Nya yang diuji penyakit dengan sosok Nabi Ayyub alaihissalam. Diketahui, Nabi Ayyub ’alaihissalam adalah nabi yang diuji dengan penyakit yang berat dan lama. Satu persatu kerabat dan orang terdekatnya menjauh serta mengasingkannya, termasuk sang istri yang semula setia menemaninya. Namun, beliau tetap bersabar menerima ujian dan tak keluar dari perintah. Beliau menerima ujian itu hingga Allah kembali menyembuhkannya. Pantaslah beliau menyandang gelar sebagai penghulu orang-orang bersabar.
Kelak, pada hari Kiamat, Allah akan bertanya kepada orang-orang yang semasa di dunia repot dengan berbagai ujian, “Mengapa kalian tidak beribadah?” Mereka menjawab, “Kami sibuk, ya Allah, dengan ujian yang menimpa. Kami repot dengan penyakit.” Namun, Allah menghujjah, “Hamba Kami Ayyub diuji dengan penyakit yang berat. Namun, dia tidak pernah lengah menjalankan perintah dan mengabaikan ibadah.”
Advertisement
4. Nabi Isa AS, Hamba yang Paling Fakir di Muka Bumi
Keempat, Allah meng-hujjah kaum papa dan orang-orang fakir dengan Nabi Isa ‘alaihissalam. Diketahui, Nabi Isa ‘alaihissalam ialah hamba yang paling fakir di muka bumi. Saking fakirnya, beliau tak memiliki harta sedikit pun. Bahkan istri dan tempat tinggal pun tidak punya.
Kelak di akhirat, Allah akan bertanya kepada orang-orang fakir yang lalai beribadah, “Mengapa semasa di dunia, kalian tidak beribadah?” Mereka menjawab, “Kami repot dengan kekurangan dan kefakiran, ya Allah. Sehingga tak sempat beribadah.” Namun, Allah menghujjah mereka, “Tahulah kalian hamba-Ku Isa yang paling fakir di muka bumi? Saking miskinnya, dia tak punya harta sedikit pun. Begitu pula istri dan kediaman. Namun, dia tetap beribadah dan tak melalaikan perintah.”
Demikian empat sosok yang dijadikan hujjah oleh Allah di hadapan hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang disarikan dari kitab Nasha’ih al-‘Ibad karya Syekh Nawawi (Lihat: Nashaih al-‘Ibad, [Beirut: Darul Kitab al-Islami], tanpa tahun, hal. 24). Wallahu a’lam.