Liputan6.com, Jakarta - Pentingnya tata krama dalam kehidupan sosial menjadi salah satu pembahasan menarik yang diangkat oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Dalam sebuah ceramah, ia menyoroti bagaimana Nabi Muhammad SAW, meskipun sebagai utusan Allah dengan segala mukjizatnya, tetap tunduk pada norma sosial.
Ceramah ini disampaikan Gus Baha dalam tayangan video di kanal YouTube @elsirojofficial. Ia mengulas pelajaran penting dari tata krama yang diterapkan Rasulullah dalam interaksi sehari-hari.
Menurut Gus Baha, dalam hukum sosial, Allah membiarkan aturan sosial tetap berjalan. Bahkan, seorang nabi sekalipun harus mematuhi hukum-hukum tersebut. "Ketemu orang harus santun, ketemu anak kecil harus sayang, ketemu orang sepuh harus hormat," ujar Gus Baha.
Advertisement
Ia mencontohkan bahwa meskipun Nabi Muhammad SAWÂ memiliki mukjizat yang luar biasa, seperti bisa melakukan Isra' Mikraj, tata krama sosial tetap menjadi hal yang mutlak. "Kalau Nabi Muhammad ketemu anak kecil lalu menampar, atau ketemu orang tua dan meludahi, itu tetap tidak akan diterima Allah SWT," tegasnya.
Gus Baha mengutip pandangan Ibnu Khaldun yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW, meskipun didukung oleh kekuatan seluruh alam raya, tetap terikat oleh aturan sosial. "Sekali melanggar tata krama sosial, aturan itu pasti bubar," tambahnya.
Untuk memberikan contoh nyata, Gus Baha membahas situasi sehari-hari. "Misalnya, kalau saya ini Gus, lalu marah-marah atau memaki orang, tentu orang akan bertanya, 'Gus kok begitu, malah marah-marah?' Tata krama sosial tetap berlaku," katanya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Rasulullah SAW dengan Segala Keistimewaannya, Tetap Jalani Tata Krama
Ia juga memberikan ilustrasi lain yang lebih tegas. "Misalnya saya ludahi seorang rektor di kampus ini, meskipun saya dianggap orang keramat, pasti saya dipecat. Karena aturan sosial tidak mengenal kompromi," ujarnya dengan nada bercanda namun penuh makna, dn disambut tawa yang hadir.
Pesan yang disampaikan Gus Baha ini menjadi refleksi bahwa kedudukan atau status seseorang tidak membuatnya kebal dari aturan sosial. Rasulullah SAW, dengan segala keistimewaannya, tetap menjadi contoh terbaik dalam menghormati aturan tersebut.
Menurut Gus Baha, tata krama sosial adalah salah satu kunci dalam menjaga keharmonisan masyarakat. "Kalau tatanan sosial ini dilanggar, maka apa pun akan hancur, bahkan jika itu dilakukan oleh seorang nabi sekalipun," katanya.
Ia menambahkan bahwa tata krama sosial adalah bagian dari ajaran Islam yang sering kali dilupakan. "Banyak orang berpikir bahwa agama hanya soal ibadah, padahal tata krama dalam bergaul adalah bagian dari kesempurnaan agama," ujar Gus Baha.
Gus Baha juga menekankan bahwa kesantunan Rasulullah SAW adalah salah satu alasan mengapa ajarannya diterima oleh banyak orang. "Kalau Rasulullah marah-marah atau bertindak kasar, umat pasti bubar. Ini menunjukkan betapa pentingnya tata krama dalam dakwah," jelasnya.
Lebih jauh, Gus Baha menjelaskan bahwa kesantunan sosial juga menjadi cerminan akhlak seorang Muslim. "Kita harus belajar dari Nabi Muhammad yang selalu menjaga tata krama, meskipun ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi," katanya.
Advertisement
Mencontoh Rasulullah SAW dalam Kehidupan
Ia juga menyampaikan bahwa menjaga tata krama tidak hanya berlaku dalam hubungan antarindividu, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. "Tata krama adalah pondasi dari kepercayaan dan harmoni dalam kehidupan sosial," ujar Gus Baha.
Selain itu, Gus Baha mengingatkan bahwa tata krama sosial juga melibatkan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. "Kalau kita tidak bisa menghormati orang lain, maka kita sebenarnya merusak tatanan sosial itu sendiri," katanya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengajak umat Islam untuk meneladani tata krama Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus mencontoh bagaimana Rasulullah selalu menghormati orang lain, tidak peduli status atau usia mereka," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tata krama adalah bagian dari dakwah yang efektif. "Kalau kita ingin mengajak orang lain ke jalan yang benar, mulailah dengan menunjukkan akhlak yang baik," kata Gus Baha.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa tata krama bukan hanya soal formalitas, tetapi merupakan bagian dari iman seseorang. "Tata krama menunjukkan sejauh mana kita memahami ajaran Islam secara mendalam," pungkasnya.
Pesan ini menjadi pengingat penting bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar sesama manusia. Dengan menjaga tata krama, umat Islam dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul