Liputan6.com, Jakarta - Di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan kelakar dan guyonan, ada kalanya kita melupakan batasan yang seharusnya dijaga dalam bercanda. Buya Yahya, seorang ulama yang dikenal luas karena kedalaman ilmunya, baru-baru ini mengingatkan tentang pentingnya keseriusan dalam memperlakukan dosa, bahkan dosa-dosa kecil sekalipun.
Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menekankan pentingnya hati-hati dalam berbicara, terutama terkait guyonan yang menyentuh hal-hal yang serius, seperti neraka.
Dalam tayangan tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan yang mendalam mengenai bahaya guyonan yang berkaitan dengan neraka. "Ada orang yang sering menganggap enteng tentang neraka, bahkan menjadikannya bahan guyonan," ujarnya dengan tegas.
Advertisement
Menurutnya, hal ini sangat berbahaya karena neraka bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan bahan candaan. Neraka adalah tempat yang penuh dengan penderitaan yang sangat pedih, dan tidak seharusnya kita meremehkan atau mengguyonkannya.
Seperti yang terlihat dalam video yang diunggah di kanal YouTube tersebut, Buya Yahya menggunakan sebuah analogi untuk menggambarkan betapa pedihnya neraka. "Kadang kita bercanda, saya bayar R juta, saya naikkan R juta," kata Buya Yahya.
"Cuman saya pinjam punggung Anda untuk saya titipin setrika yang baru panas-panasnya setengah menit saja. Nyos! Setengah menit, seperempat menit, deh. Rp10 juta itu baru api dunia. Bagaimana dengan api neraka?" jelas Buya Yahya, mengingatkan kita untuk tidak menyamakan atau menggampangkan penderitaan yang akan dialami di neraka.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Bercanda-canda dengan Neraka
Dalam pernyataan ini, Buya Yahya menggambarkan api dunia, meski panas dan menyakitkan, masih jauh lebih ringan dibandingkan dengan api neraka yang pedih. Perbandingan ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang betapa dahsyatnya azab yang akan diterima oleh mereka yang tidak berhati-hati dalam hidupnya, terutama dalam hal dosa. "Neraka itu pedih, hati-hati," ujar Buya Yahya, mengingatkan para jamaah agar selalu menjaga perkataan dan perbuatannya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menekankan pentingnya kesadaran akan dosa, baik besar maupun kecil. Ia mengingatkan bahwa seringkali, orang cenderung menganggap enteng dosa-dosa kecil. "Jangan menganggap enteng dosa kecil," tegas Buya Yahya.
Ia menjelaskan bahwa dosa-dosa kecil yang sering diabaikan, jika terus menerus dilakukan tanpa penyesalan, akan menjadi besar dan dapat membahayakan keselamatan seorang hamba di hadapan Allah.
Menurut Buya Yahya, Imam Ali pernah mengisyaratkan tentang bahaya dosa kecil yang dianggap remeh. "Kalau dosa kecil itu dikecilkan, lama-lama jadi gede," kata Buya Yahya, mengutip nasihat dari Imam Ali. Hal ini menandakan betapa pentingnya untuk selalu menjaga kesadaran kita terhadap dosa, sekecil apapun itu. Dosa kecil yang dianggap sepele bisa berkembang menjadi besar jika kita tidak menyadari betapa besar dampaknya bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.
Kesadaran akan dosa kecil ini menjadi kunci bagi seorang hamba untuk selalu memohon ampunan kepada Allah. "Kesadaran akan keadilan Allah itulah yang menjadikan seorang hamba tidak pernah mengecilkan dosa kecil," jelas Buya Yahya. Dengan demikian, seorang hamba yang sadar akan keadilan Allah akan selalu memohon ampun, tidak peduli seberapa kecil dosa yang telah dilakukan. Inilah yang menjadikan mereka selamat dan mendapatkan pengampunan Allah.
Pesan yang disampaikan oleh Buya Yahya ini bukan hanya untuk mengingatkan kita tentang bahaya dosa, tetapi juga untuk mendorong kita agar selalu menjaga lisan dan perbuatan. Bercanda tentang neraka atau hal-hal yang berkaitan dengan azab adalah hal yang sangat tidak pantas dilakukan.
"Jangan bercanda tentang neraka," kata Buya Yahya dengan serius, mengingatkan kita untuk menjaga sikap dan perkataan agar tidak jatuh ke dalam dosa.
Masyarakat sering kali terjebak dalam kebiasaan bercanda tanpa memikirkan konsekuensi dari apa yang dikatakannya. Padahal, setiap kata yang keluar dari mulut kita memiliki dampak, baik di dunia maupun di akhirat. "Hati-hati dalam bercanda, jangan sampai kita mempermainkan hal-hal yang serius," ujar Buya Yahya, mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam setiap perkataan dan tindakan.
Advertisement
Jangan Sepelekan Dosa Kecil, Ini Sebabnya
Selain itu, Buya Yahya juga mengajak kita untuk selalu introspeksi diri. Dalam hidup, kita sering kali tergoda untuk melakukan hal-hal yang dianggap sepele atau kecil, namun memiliki dampak besar jika terus-menerus dilakukan. "Jangan remehkan dosa kecil," tegas Buya Yahya, mendorong kita untuk selalu menjaga diri dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan, sekecil apapun itu.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengingatkan agar kita tidak hanya fokus pada dosa besar, tetapi juga pada dosa kecil yang sering kali kita abaikan. "Dosa besar dan kecil sama-sama harus diperhatikan," katanya. Ini menunjukkan bahwa kita harus menjaga kesadaran kita terhadap segala bentuk kesalahan, baik yang besar maupun yang kecil, agar tidak terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar.
Sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk selalu menjaga kesadaran terhadap dosa-dosa yang kita lakukan. Kesadaran ini akan membawa kita untuk selalu memohon ampun kepada Allah dan memperbaiki diri. "Itulah yang menjadikan seorang hamba selamat," kata Buya Yahya. Dengan selalu menjaga kesadaran dan memohon ampun, kita bisa mendapatkan pengampunan dari Allah, meskipun dosa-dosa kita banyak.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun kita diajarkan untuk selalu berusaha memperbaiki diri. "Selalu memohon ampun, biarpun dosa kecil," kata Buya Yahya, menegaskan pentingnya memohon ampunan meskipun dosa yang kita lakukan terasa sepele. Inilah sikap yang harus kita miliki sebagai umat yang selalu ingin mendapatkan keridhaan Allah.
Buya Yahya dengan tegas mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh pernah menganggap enteng dosa, meskipun itu tampak kecil. Sebaliknya, kita harus selalu introspeksi diri dan memohon ampun, karena hanya dengan pengampunan Allah kita bisa selamat dari segala bentuk azab, baik yang besar maupun yang kecil.
Di akhir penjelasannya, Buya Yahya mengajak kita untuk selalu menjaga perkataan dan perbuatan kita agar tidak terjerumus dalam dosa. "Jangan sampai kita mencandai hal-hal yang serius seperti neraka," kata Buya Yahya, menegaskan bahwa tidak ada yang lebih penting dari menjaga kesadaran terhadap dosa dan selalu memohon ampun kepada Allah.
Dengan pesan yang begitu mendalam, Buya Yahya berharap kita semua bisa lebih bijak dalam bertindak dan berkata. Tidak ada yang lebih mulia selain menjaga akhlak dan selalu memohon ampun kepada Allah, agar kita mendapatkan pengampunan-Nya di dunia dan akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul