Liputan6.com, Jakarta - Sakit hati seringkali menjadi bagian dari perjalanan hidup seseorang. Entah itu karena hinaan, olok-olok, atau hujatan, rasa sakit hati tersebut dapat merusak pikiran dan perasaan jika dibiarkan berlarut-larut. Namun, bagaimana cara mengobatinya?
Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan solusi untuk menghadapi sakit hati akibat perlakuan orang lain. Menurutnya, sakit hati adalah penyakit yang bisa diatasi asalkan seseorang mampu menata hatinya dengan baik.
Buya Yahya menjelaskan bahwa sakit hati yang dipendam terlalu lama akan menjadi racun bagi diri sendiri. “Sebesar apa pun sakit hatimu, jika engkau bisa menata hati, maka rasa sakit itu akan hilang. Jangan biarkan kebencian terhadap orang lain menguasai dirimu,” ujarnya.
Advertisement
Ia mengingatkan bahwa setiap manusia adalah bagian dari umat Nabi Muhammad. Oleh karena itu, tidak seharusnya seseorang membenci orang lain secara berlebihan. Kebencian hanya akan memperburuk keadaan dan menyulitkan diri sendiri untuk merasa tenang.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya tidak mencatat atau mengingat-ingat kesalahan orang lain secara mendetail. Ketika seseorang terus menghitung-hitung berapa kali ia disakiti, kebenciannya akan semakin mendalam, dan rasa sakit itu tidak akan pernah hilang.
“Kalau engkau mencatat kesalahan orang sampai detik dan jamnya, itu hanya akan menambah sakit hatimu. Jangan jadikan kesalahan orang lain sebagai buku catatan dalam hidupmu,” jelas Buya Yahya.
Baca Juga
Kisah 2 Teman Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Nekat Uji Wali Al-Ghauts, Nasibnya Beda dengan Sulthonul Auliya
Kisah Haru Muadzin Tunanetra Muhammad Rifai, Tiba-Tiba Diberangkatkan Umrah oleh Orang yang Baru Dikenal
Top 3 Islami: Ciri Muslim Rajin Ibadah tapi Tak Menghapus Dosa Menurut Buya Yahya, 6 Wasiat Rasulullah untuk Umat Akhir Zaman
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Efek Pelihara Sakit Hati
Ia menambahkan bahwa memelihara sakit hati tidak hanya merusak hubungan dengan orang lain, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan mental. Orang yang terus memendam dendam akan merasa tertekan, bahkan berpotensi mengalami gangguan psikologis.
“Menyimpan dendam itu seperti memelihara penyakit. Orang yang membiarkan sakit hati tanpa diobati akan semakin terpuruk, baik secara emosional maupun mental,” tambahnya.
Buya Yahya menawarkan solusi untuk mengatasi sakit hati, yaitu dengan merenungi dan menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan. Tidak ada orang yang sempurna, sehingga memaafkan adalah langkah terbaik untuk meredakan rasa sakit tersebut.
Ia juga mengajarkan pentingnya berdoa kepada Allah agar hati menjadi lebih lapang. Dengan berdoa, seseorang akan merasa lebih tenang dan mampu melepaskan rasa sakit yang ada di dalam hatinya.
“Berdoalah kepada Allah, ‘Ya Allah, hilangkan rasa sakit ini dari hatiku.’ Ketika engkau berserah kepada Allah, hatimu akan menjadi lebih ringan,” ujar Buya Yahya.
Selain itu, ia menyarankan agar seseorang tidak membalas keburukan dengan keburukan. Membalas dendam hanya akan memperburuk keadaan dan membuat seseorang terperangkap dalam lingkaran kebencian.
“Jangan balas hujatan dengan hujatan. Jika engkau membalas, maka tidak ada bedanya antara engkau dan orang yang menghujatmu. Jadilah lebih baik dengan memaafkan,” tuturnya.
Advertisement
Memaknai Sejatinya Sakit Hati
Menurut Buya Yahya, memaafkan bukan berarti melupakan kesalahan orang lain, tetapi lebih kepada melepaskan beban emosi yang mengganggu ketenangan hati. Dengan memaafkan, seseorang bisa melanjutkan hidup tanpa terikat oleh masa lalu.
Ia juga mengingatkan bahwa sakit hati adalah ujian dari Allah. Ketika seseorang mampu menghadapi ujian tersebut dengan sabar dan ikhlas, maka Allah akan memberikan pahala dan kebaikan yang lebih besar.
“Anggaplah sakit hatimu sebagai cara Allah untuk mendekatkan dirimu kepada-Nya. Jika engkau sabar, maka engkau akan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik,” jelas Buya Yahya.
Buya Yahya menutup penjelasannya dengan mengingatkan pentingnya introspeksi diri. Ketika merasa sakit hati, seseorang juga perlu bertanya pada diri sendiri, apakah ia pernah menyakiti orang lain tanpa disadari. Dengan introspeksi, seseorang bisa belajar untuk lebih bijaksana dalam bersikap.
Pesan dari Buya Yahya ini menjadi pengingat bahwa memaafkan adalah kunci utama untuk mengobati sakit hati. Dengan memaafkan, seseorang tidak hanya mendapatkan ketenangan batin, tetapi juga menjadi pribadi yang lebih kuat dan berlapang dada.
Memaafkan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan untuk melangkah maju tanpa dibebani oleh masa lalu. Dengan demikian, sakit hati dapat menjadi pelajaran berharga untuk menjadikan diri lebih baik di masa depan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul