Sukses

Ramalan Gus Dur tentang Lengsernya Soeharto, Karomah Wali yang Semula Diragukan

Gus Dur, dengan gaya bicaranya yang khas, menyampaikan prediksi tentang akhir dari era kepemimpinan Soeharto, ini terjadi 11 bulan sebelum Presiden Soeharto mundur.

Liputan6.com, Jakarta - Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah tokoh yang tak hanya dikenal sebagai presiden keempat Indonesia, tetapi juga sebagai ulama yang memiliki banyak karomah.

Sosoknya seringkali melontarkan ucapan yang di kemudian hari terbukti kebenarannya. Salah satu kisah yang paling menarik perhatian adalah ramalannya tentang lengsernya Soeharto.

Kisah ini dikutip dari sebuah tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray. Video tersebut mengungkapkan bagaimana Gus Dur, dengan gaya bicaranya yang khas, menyampaikan prediksi tentang akhir dari era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Dalam sebuah pertemuan yang berlangsung 11 bulan sebelum Presiden Soeharto mengundurkan diri, Gus Dur bersama beberapa tokoh lainnya berbicara tentang berbagai masalah bangsa. Di antara yang hadir saat itu adalah KH Bukhori Masruri, Mustafa Zuhad, dan Tohari.

Pertemuan itu berlangsung dengan suasana diskusi yang mendalam. Para tokoh yang hadir membahas tantangan yang dihadapi Indonesia kala itu, termasuk isu politik dan ekonomi. Namun, Gus Dur tiba-tiba memotong pembicaraan dengan sebuah pernyataan mengejutkan.

“Tidak perlu membicarakan banyak masalah, karena sebentar lagi Pak Harto akan jatuh,” ujar Gus Dur dengan santai. Ucapan ini membuat semua yang hadir terdiam sejenak, tak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Mana Mungkin Presiden Soeharto Bisa Lengser?

KH Bukhori Masruri, salah satu saksi pertemuan itu, mengaku bahwa ia tidak langsung mempercayai kata-kata Gus Dur. Menurutnya, Presiden Soeharto memiliki kekuatan politik, militer, dan ekonomi yang sangat besar, sehingga tampak mustahil ia akan kehilangan kekuasaannya.

Saat itu, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang kuat. Jaringan politiknya sangat solid, dan dukungan militer berada di pihaknya. Dalam pandangan banyak orang, tidak ada tanda-tanda bahwa posisinya akan terguncang.

Namun, Gus Dur tetap tenang dan tidak memperpanjang ucapannya. Setelah menyampaikan ramalan tersebut, ia kembali melanjutkan diskusi seperti biasa. Semua orang yang hadir merasa pernyataan itu seperti teka-teki yang sulit dicerna.

Waktu terus berlalu, dan situasi di Indonesia mulai berubah. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997-1998 mulai berdampak serius pada stabilitas ekonomi Indonesia. Harga kebutuhan pokok melonjak tajam, dan masyarakat mulai merasa tidak puas dengan pemerintahan Soeharto.

Gelombang demonstrasi besar-besaran mulai terjadi di berbagai daerah. Mahasiswa turun ke jalan, menuntut perubahan dan mendesak Soeharto untuk mundur dari jabatannya. Situasi politik menjadi semakin panas.

Pada saat itu, banyak pihak mulai melihat tanda-tanda yang mengarah pada kejatuhan Soeharto. Namun, sebagian besar masih ragu bahwa seorang pemimpin sekuat dia akan benar-benar lengser dari jabatannya.

3 dari 3 halaman

Soeharto Tumbang, Mengundurkan Diri

Tepat 11 bulan setelah pernyataan Gus Dur dalam pertemuan tersebut, peristiwa besar itu akhirnya terjadi. Pada 21 Mei 1998, Soeharto secara resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade.

Pernyataan Gus Dur yang awalnya dianggap tidak masuk akal kini terbukti kebenarannya. Banyak orang yang mengenang ramalan tersebut sebagai salah satu karomah dari seorang wali. Kemampuannya melihat tanda-tanda di balik peristiwa menjadi bukti betapa luasnya wawasan spiritualnya.

KH Bukhori Masruri, dalam beberapa kesempatan, mengakui bahwa pengalaman tersebut menjadi salah satu pelajaran hidup yang berharga. Ia menyadari bahwa apa yang tampak mustahil bagi manusia, bisa menjadi kenyataan jika sudah dikehendaki Allah.

Kisah ini juga menambah keyakinan banyak orang terhadap keistimewaan Gus Dur sebagai seorang tokoh yang tidak hanya berwawasan luas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang luar biasa.

Tidak sedikit yang mengaitkan ramalan Gus Dur ini dengan peran wali dalam sejarah Islam. Para wali seringkali diberikan karomah sebagai bentuk anugerah ilahi, yang digunakan untuk mengingatkan umat agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Ramalan tentang lengsernya Soeharto adalah salah satu dari banyak kisah yang menunjukkan keistimewaan Gus Dur. Selain itu, kisah ini menjadi pelajaran penting bahwa kekuasaan duniawi tidaklah kekal.

Gus Dur meninggalkan warisan yang luar biasa, tidak hanya dalam bentuk pemikiran dan perjuangannya, tetapi juga dalam kisah-kisah seperti ini yang mengajarkan kerendahan hati dan keimanan. Karomahnya menjadi pengingat akan kebesaran Allah di atas segalanya.

Kisah ini hingga kini tetap diceritakan, menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia dan pengingat akan perubahan besar yang terjadi pada tahun 1998. Gus Dur, dengan segala keistimewaannya, tetap dikenang sebagai tokoh yang membawa banyak pelajaran bagi generasi berikutnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul