Liputan6.com, Cilacap - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) miskin artinya hidup dalam kondisi tidak memiliki harta dan serba kekurangan. Miskin juga erat kaitannya dengan memiliki rezeki yang sedikit dan tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar manusia.
Dalam fiqih (hukum Islam), miskin merupakan salah seorang dari beberapa asnaf ats-tsamaniyah atau 8 golongan yang berhak menerima zakat.
Dalam kaitannya dengan hidup miskin, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengungkap penyebab hidup miskin atau kekurangan.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum membahas penyebab utama miskin, Gus Baha menegaskan kebutuhan pokok manusia di antaranya ialah makan dan minum.
Simak Video Pilihan Ini:
Penyebab Hidup Miskin
Menurut Gus Baha, seandainya manusia hanya mencukupkan dirinya atas kebutuhan pokok ini maka dia tidak akan pernah merasa miskin.
“Andaikan orang hanya butuh makanan pokok, yaitu makan dan minum yang pokok, maka kita tidak pernah miskin,” tuturnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Muhibbingusbaha1994, Senin (09/12/2024).
Menurutnya, miskin itu disebabkan karena manusia itu kebutuhannya tidak hanya seputar kebutuhan pokok sebagaimana disebutkan di atas, akan tetap sebab manusia memiliki kebutuhan banyak yang dianggap sebagai kebutuhan pokok padahal sebenarnya bukan.
“Jadi miskin itu disebabkan kebutuhan kita banyak, maka merasa miskin kalau tidak tersampaikan,” tegas murid Mbah Moen ini.
“Makanya istighna itu bukan bisyai’in, tapi anistai’in. Kalau dalam bahasa tasawuf, latihlah istighna anissyai’i bukan besyai’in,” sambungnya.
Jikalau manusia merasa tercukupi atas kebutuhan pokoknya tadi, maka dia tidak akan pernahmerasa miskin seumur hidupnya.
“Kalau kamu merasa cukup dengan terpenuhinya kebutuhan itu maka kamu akan nyari-nyari barang itu,” tutupnya.
Advertisement
Tips Bahagia Meskipun Hidup Sederhana
Meramu kesederhanaan menjadi kebahagiaan sudah dipraktekkan ulama dan orang-orang terdahulu, khususnya mereka yang menyandang gelar sebagai waliyullah.
“Kearifan orang-orang dulu itu bisa mengelola hal-hal yang keseharian menjadi luar biasa. Ada seorang wali melihat istrinya makan satu piring, anaknya makan satu piring, ditanya: kalian kenyang? Jawab mereka: wah kenyang sekali, melihat anaknya minum kopi satu cangkir senang, ditanya: kalian senang? Jawabnya: senang sekali,” kisah Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @AlGhifari27, Selasa (23/04/2024).
Ternyata hal-hal murah juga bisa menjadikan kita hidup bahagia. Lantas mengapa kita mengharuskan dan menganggap segala sesuatu yang mahal akan mendatangkan kebahagiaan. Anggapan ini tentu saja merupakan suatu kebodohan.
“Wah kalau seneng dengan hal-hal yang murah bisa, ngapain harus seneng dengan hal-hal yang mewah bodoh sekali saya,” ceritanya.
Kesadaran akan hal ini menyebabkan mereka ikhlas menerima pemberian Allah SWT hingga ia memiliki sikap qanaah. Suatu sikap yang sangat dipuji oleh Allah SWT.
“Sehingga terus mereka bisa hidup qanaah. Qanaah itu hidup simpel dan sederhana,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul