Sukses

Kisah Gus Dur Pura-Pura Ketipu di Depan Gus Mus, Hikmahnya Mendalam

Gus Dur hanya tersenyum santai mendengar protes Gus Mus. Dengan nada bercanda, ia menjawab, “Justru karena dia berbohong, maka perlu dikasih. Kalau tidak bohong, mungkin dia tidak terlalu butuh.”

Liputan6.com, Jakarta - Cerita mengenai humor dan kebijaksanaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak pernah habis untuk diceritakan. Salah satu kisah menarik terjadi saat Gus Dur berbincang santai dengan sahabatnya, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), yang menjadi saksi keunikan cara Gus Dur menghadapi seseorang.

Saat keduanya sedang asyik mengobrol, datanglah seorang lelaki dengan wajah penuh kepiluan. Lelaki itu mengeluh tentang kehidupannya yang penuh kesulitan. Ia memohon bantuan kepada Gus Dur dengan nada sedih dan penuh drama.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @detakiman, Gus Mus, yang juga menyimak cerita lelaki itu, merasa ada sesuatu yang aneh. Menurutnya, kisah itu terdengar dibuat-buat dan kemungkinan besar adalah kebohongan untuk mendapatkan uang.

Namun, tanpa banyak berpikir, Gus Dur justru merogoh sakunya dan memberikan sejumlah uang dalam jumlah yang cukup banyak kepada lelaki tersebut. Sikap ini membuat Gus Mus terheran-heran.

Setelah lelaki itu pergi, Gus Mus langsung memprotes tindakan Gus Dur. Ia bertanya dengan nada sedikit kecewa, “Kenapa uang sebanyak itu diberikan kepada orang yang jelas-jelas sedang berbohong?”

Gus Dur hanya tersenyum santai mendengar protes tersebut. Dengan nada bercanda namun penuh makna, ia menjawab, “Justru karena dia berbohong, maka perlu dikasih. Kalau tidak bohong, mungkin dia tidak terlalu butuh.”

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Berani Bohong Karena Kebutuhan Mendesak

Jawaban itu membuat Gus Mus terdiam sejenak. Penjelasan Gus Dur membuka sudut pandang baru bahwa tindakan lelaki itu sebenarnya mencerminkan desperation yang mendalam, sehingga rela berbohong demi mendapat bantuan.

Gus Dur melanjutkan penjelasannya. Baginya, kebohongan itu menjadi tanda bahwa lelaki tersebut berada dalam situasi yang sangat mendesak. Bantuan yang diberikan bukan semata karena percaya pada cerita, tetapi karena rasa empati terhadap kondisi yang menyedihkan.

Gus Mus kemudian tersenyum dan memahami maksud sahabatnya. Ia menyadari bahwa Gus Dur tidak hanya melihat tindakan seseorang dari permukaannya, melainkan mencoba menangkap alasan di balik perbuatan tersebut.

Kisah ini menjadi bukti nyata dari kelapangan hati Gus Dur dalam menghadapi manusia. Ia selalu mampu melihat sisi lain dari sebuah kejadian, yang terkadang sulit dimengerti oleh orang lain.

Pendekatan seperti ini tidak hanya menunjukkan kebijaksanaan Gus Dur, tetapi juga menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki alasan di balik perbuatannya, bahkan jika perbuatan itu terlihat salah.

Bagi Gus Dur, membantu orang tidak membutuhkan alasan yang terlalu rumit. Baginya, memberi bantuan adalah wujud kasih sayang kepada sesama, tanpa perlu banyak pertimbangan.

 

3 dari 3 halaman

Jangan menilai Benar dan Salah Dahulu

Gus Mus, yang awalnya merasa keberatan, akhirnya menyadari pelajaran berharga dari sikap Gus Dur. Empati memang sering kali harus melampaui batas logika, terutama dalam situasi yang penuh dilema.

Cerita ini juga menggambarkan bagaimana Gus Dur mampu menggunakan humor dan kebijaksanaan untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Ia tidak hanya menasihati, tetapi memberikan contoh nyata melalui tindakan.

Kisah ini masih sering diceritakan sebagai cerminan dari karakter Gus Dur yang unik. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak pernah membedakan orang, bahkan mereka yang dianggap melakukan kesalahan tetap mendapatkan tempat di hatinya.

Selain itu, cerita ini menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk selalu melihat sisi lain dari sebuah situasi. Kebohongan, meskipun salah, bisa jadi adalah ekspresi dari kebutuhan yang mendesak dan rasa putus asa.

Gus Dur dikenal sebagai sosok yang selalu mendahulukan kasih sayang. Ia tidak pernah terlalu sibuk menilai benar atau salah, tetapi lebih memilih untuk memahami keadaan seseorang.

Kisah ini menjadi salah satu dari sekian banyak cerita yang menunjukkan betapa Gus Dur adalah pribadi yang bijaksana, humoris, dan penuh cinta kasih. Hingga kini, teladan dari sikapnya terus menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih peduli kepada sesama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul