Liputan6.com, Jakarta - Karomah para waliyullah selalu menjadi kisah penuh hikmah yang mengundang decak kagum. Salah satu kisah yang terus diingat hingga kini adalah karomah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, seorang ulama besar yang dikenal sebagai pendiri Thariqah Qadiriyah.
Syekh Abdul Qadir al-Jilani hidup pada abad ke-12 dan memiliki pengaruh luar biasa dalam perkembangan spiritual Islam. Ajarannya melahirkan banyak pengikut yang tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Namun, yang membuat namanya abadi bukan hanya ilmu dan ajarannya, tetapi juga karomah yang dimilikinya.
Salah satu kisah karomahnya yang masyhur adalah kemampuannya menghidupkan bangkai ayam, sebagaimana diceritakan dalam video di kanal YouTube @MRony28. Kisah ini menggambarkan betapa kuasa Allah melalui para kekasih-Nya melampaui nalar manusia.
Advertisement
Dikisahkan, suatu ketika ada seorang wanita yang menantang Syaikh Abdul Qadir al-Jilani untuk menunjukkan karomahnya. Permintaan itu muncul dengan nada yang meremehkan, seolah ingin menguji keistimewaan sang wali. Namun, Syekh Abdul Qadir dengan rendah hati menolak tantangan tersebut.
Beliau selalu meyakini bahwa dirinya hanyalah seorang hamba biasa. Karomah, menurutnya, hanyalah anugerah Allah yang tak patut dipamerkan atau dijadikan alat untuk pamer kehebatan. Penolakan itu menunjukkan betapa tawaduknya sang ulama besar.
Namun, wanita tersebut justru bertindak di luar batas. Ia melempari Syekh Abdul Qadir dengan bangkai ayam yang sudah mati. Sebuah tindakan yang tidak hanya merendahkan, tetapi juga penuh penghinaan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bangkai Ayam Diambil dan Didoakan, Ini yang Terjadi
Dalam situasi tersebut, Syekh Abdul Qadir tetap tenang. Ia mengambil bangkai ayam yang dilemparkan padanya. Di depan banyak orang, ia berdoa kepada Allah dengan khusyuk. Doa itu adalah bukti permohonannya kepada Sang Maha Kuasa.
Seketika, hal luar biasa terjadi. Bangkai ayam yang sebelumnya tak bernyawa itu hidup kembali. Ayam tersebut bergerak, mengepakkan sayapnya, dan kembali seperti sedia kala. Semua yang hadir di tempat itu tertegun, takjub melihat peristiwa di luar nalar manusia.
Karomah tersebut bukanlah sebuah pertunjukan keajaiban semata. Itu adalah wujud kekuasaan Allah yang ditampakkan melalui para kekasih-Nya. Syekh Abdul Qadir, dengan segala kerendahannya, selalu menekankan bahwa apa pun yang terjadi adalah kehendak Allah semata.
Kisah ini mengajarkan banyak hal. Pertama, bahwa karomah adalah bukti nyata kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. Kedua, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah.
Dalam peristiwa ini, Syekh Abdul Qadir tak pernah berniat mencari pengakuan. Justru ia mengajarkan sikap rendah hati dan keyakinan yang mendalam kepada Allah. Sikapnya menjadi teladan bagi umat Islam di sepanjang zaman.
Bangkai ayam yang hidup kembali menjadi simbol kekuasaan Allah yang tak terbatas. Karomah itu bukan hanya menguatkan iman orang-orang yang menyaksikan, tetapi juga menyadarkan mereka akan kekerdilan manusia di hadapan Tuhannya.
Â
Advertisement
Pentingnya Menjaga Adab
Hingga kini, kisah tersebut tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam. Syekh Abdul Qadir dikenal tidak hanya sebagai ulama besar, tetapi juga sebagai sosok yang menunjukkan bahwa ketaatan dan kecintaan kepada Allah mampu melahirkan keajaiban.
Thariqah Qadiriyah yang didirikannya masih bertahan hingga kini, menjadi salah satu jalan spiritual yang terus berkembang. Pengikutnya tak hanya menjadikan ajarannya sebagai pegangan, tetapi juga meneladani kerendahan hati yang ia tunjukkan.
Kisah tentang bangkai ayam ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga adab, bahkan terhadap mereka yang mungkin berbeda pandangan atau keyakinan. Sikap wanita yang melempar bangkai ayam hanyalah contoh kecil dari ujian yang kerap dialami para waliyullah.
Namun, seperti yang diajarkan Syekh Abdul Qadir, jawaban atas penghinaan bukanlah dengan kemarahan, melainkan dengan doa dan sikap penuh kasih. Inilah yang membuat kisah ini tetap relevan untuk dijadikan pelajaran hingga kini.
Allah memiliki kuasa penuh atas segala sesuatu. Karomah Syekh Abdul Qadir hanyalah setitik kecil dari kekuasaan Allah yang tak terbatas. Wallahu a’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul