Sukses

Buya Yahya Kisahkan Wanita Ahli Ibadah tapi Masuk Neraka, Ternyata karena Hal Ini

Buya Yahya mengingatkan bahwa dalam Islam, ibadah kepada Allah tidak cukup hanya dengan menjalankan ritual-ritual agama, tetapi juga harus disertai dengan akhlak yang baik. "Seorang yang rajin beribadah tetapi tidak bisa menjaga akhlak, maka amal ibadahnya akan sia-sia," ujar Buya Yahya.

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menceritakan kisah seorang perempuan yang sangat rajin dalam beribadah namun berakhir masuk neraka. Kisah ini menggugah hati banyak orang, mengingatkan kita bahwa ibadah tidak hanya terbatas pada ritual semata, tetapi juga harus diiringi dengan akhlak yang baik terhadap sesama.

Buya Yahya memulai ceritanya dengan menggambarkan seorang perempuan yang dikenal sangat taat beribadah. Perempuan ini tidak hanya melakukan sholat lima waktu dengan penuh khusyuk, tetapi juga tidak pernah melewatkan sholat malam. Selain itu, ia selalu berpuasa dengan disiplin dan tidak pernah meninggalkan ibadah puasa wajib maupun sunnah. Kesungguhannya dalam menjalankan ibadah sangat mengagumkan banyak orang.

Namun, meskipun perempuan ini sangat rajin beribadah, ada satu kekurangan yang membuatnya tidak sempurna. Dia memiliki kebiasaan buruk yang seringkali menyakiti orang lain dengan lisan dan ucapannya. Setiap kali berbicara, kata-katanya cenderung menyakiti hati orang di sekitarnya, terutama tetangga-tetangganya. Meski begitu, perempuan ini tidak menyadari dampak dari ucapannya itu.

Kisah wanita ahli ibadah ini sampai pada Nabi Muhammad SAW. Ada seseorang yang mengadukan perihal perempuan itu kepada Nabi, memuji kesungguhannya dalam beribadah. Namun, orang tersebut juga menyampaikan bahwa perempuan tersebut sering kali menyakiti tetangganya dengan ucapannya yang tajam. Nabi Muhammad SAW mendengarkan aduan ini dengan seksama.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buya yahyaofficial, Buya Yahya melanjutkan, Nabi Muhammad SAW kemudian memberikan jawaban yang tegas. Meskipun perempuan tersebut sangat taat dalam ibadah, Nabi tetap menyatakan bahwa perbuatannya yang menyakiti orang lain membuatnya tidak pantas dianggap sebagai orang yang baik. Nabi SAW bersabda, "Tidak ada kebaikan pada perempuan itu, karena ia ahli neraka."

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa meskipun seseorang sangat rajin dalam ibadah, namun jika ia tidak menjaga lisan dan perilakunya terhadap sesama, maka ibadah yang dilakukannya tidak akan memberikan manfaat. Nabi menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, karena akhlak yang buruk dapat merusak amal ibadah kita.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ibadah Tak Cukup Sekadar Ritual Agama saja

Buya Yahya mengingatkan bahwa dalam Islam, ibadah kepada Allah tidak cukup hanya dengan menjalankan ritual-ritual agama, tetapi juga harus disertai dengan akhlak yang baik. "Seorang yang rajin beribadah tetapi tidak bisa menjaga akhlak, maka amal ibadahnya akan sia-sia," ujar Buya Yahya, menegaskan betapa pentingnya keseimbangan antara ibadah dan akhlak.

Perempuan yang dalam kisah ini sangat rajin beribadah tetapi menyakiti orang lain dengan lisan, menjadi contoh nyata bahwa agama Islam mengajarkan kita untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Buya Yahya menekankan bahwa kebaikan seseorang tidak hanya diukur dari seberapa banyak sholat atau puasa yang ia lakukan, tetapi juga dari seberapa baik ia memperlakukan orang lain.

Buya Yahya melanjutkan ceramahnya dengan mengingatkan kita agar selalu introspeksi diri. Meskipun kita rajin beribadah, kita harus selalu menjaga sikap terhadap orang lain. Tidak cukup hanya dengan beribadah kepada Allah, tetapi kita juga harus berbuat baik kepada sesama. "Jangan sampai kita merasa lebih baik dari orang lain hanya karena kita lebih rajin beribadah, sementara kita tidak bisa menjaga akhlak terhadap mereka," kata Buya Yahya.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa akhlak yang buruk bisa merusak amal ibadah yang dilakukan. Seorang Muslim yang tidak menjaga lisan dan hatinya, meskipun ia rajin beribadah, bisa jatuh dalam dosa. "Perbaiki akhlak kita, jaga lisan kita, dan jangan hanya fokus pada ibadah ritual," tambah Buya Yahya, mengingatkan pentingnya keseimbangan dalam menjalani kehidupan seorang Muslim.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang lain. "Ibadah yang baik tidak hanya dilihat dari kuantitasnya, tetapi juga dari kualitas hubungan kita dengan orang lain," tegasnya. Setiap Muslim harus bisa menjaga sikap dan perilaku agar mendapatkan ridha Allah.

Meskipun seorang Muslim mungkin tampak sangat rajin beribadah, jika ia tidak bisa menjaga hubungan baik dengan sesama, maka itu akan merugikan dirinya sendiri. Buya Yahya mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya menilai diri berdasarkan ibadah yang dilakukan, tetapi juga harus memperhatikan akhlak dan sikap terhadap sesama.

3 dari 3 halaman

Kuncinya Jaga Hubungan Baik dengan Sesama

Cerita tentang perempuan yang menjadi ahli neraka ini memberikan pelajaran penting bahwa kita tidak boleh hanya berfokus pada ibadah ritual saja, tetapi juga harus menjaga hubungan baik dengan orang lain. "Biarpun seseorang tampak rajin beribadah, jika tidak bisa menjaga hubungan baik dengan sesama, maka ia bisa tergolong orang yang tidak dicintai Allah," kata Buya Yahya.

Melalui kisah ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk senantiasa memperbaiki diri. "Mari kita perbaiki akhlak kita, jaga hubungan baik dengan orang lain, dan selalu introspeksi diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari," ujarnya. Akhlak yang baik dan ibadah yang ikhlas akan membawa kita pada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Buya Yahya menutup ceramahnya dengan pesan penting: "Jangan sampai kita menjadi ahli ibadah tetapi ahli neraka karena lisan kita. Ibadah yang sejati adalah ibadah yang disertai dengan akhlak yang baik terhadap sesama," katanya. Dengan menjaga lisan dan hati, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat yang sejati.

Buya Yahya juga menambahkan bahwa kisah tersebut bisa jadi terjadi pada kita. "Kelihatannya kita ahli ibadah, bangun malam, enggak putus-putus puasa, banyak sekali ibadah yang kita lakukan. Tetapi ternyata mulut kita suka menyakiti orang lain, itu yang disakiti tetangga saja bisa menjadi sebab kita menjadi ahli neraka," kata Buya Yahya.

Kadang seorang istri menyakiti suami dengan kata-kata kasar, atau suami yang berbicara keras kepada istrinya. Bahkan, kita terkadang tidak sadar bahwa kita berbicara kasar kepada orang tua, yang bisa membuat kita berdosa. "Masya Allah," tambah Buya Yahya, mengingatkan kita untuk selalu menjaga lisan dan hati.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul