Sukses

Orang Miskin Itu Lebih Hebat daripada Orang Kaya, Penjelasan Logis Gus Baha

Melalui penjelasan yang penuh humor dan hikmah, Gus Baha mengungkapkan pandangannya tentang kemiskinan dan bagaimana orang miskin bisa lebih hebat dibandingkan orang kaya.

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) kali ini menyita perhatian banyak orang. Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa orang miskin memiliki kehebatan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh orang kaya.

Melalui penjelasan yang penuh humor dan hikmah, Gus Baha mengungkapkan pandangannya tentang kemiskinan dan bagaimana orang miskin bisa lebih hebat dibandingkan orang kaya.

Dalam tayangan video yang dinukil dari kanal YouTube @takmiralmukmin, Gus Baha mengungkapkan pengalaman pribadinya yang tidak biasa. Ia bercerita bahwa ia pernah dicium oleh seorang yang sangat miskin. Menurutnya, kejadian tersebut memberikan pelajaran berharga tentang betapa berharganya hidup sebagai orang yang tidak bergelimang harta.

"Saya pernah dicium sama orang miskin yang akut miskin betul," kata Gus Baha sambil mengenang momen tersebut. “Itu tak ajarin Anda ini lebih hebat ketimbang orang-orang kaya.”

Gus Baha kemudian memberikan contoh yang menggugah. Ia membandingkan bagaimana orang-orang kaya sering kali meminjam uang untuk hal-hal yang lebih bersifat duniawi, seperti membeli mobil atau aksesoris mobil. Menurutnya, hal ini tidak terlalu mengesankan jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang miskin.

"Misalnya ada komunitas rektor atau orang besar ini, kata orang banyak saya ini termasuk kiai besar. Mungkin kalau pinjam uang itu karena mau beli mobil, aksesoris mobil karena kita kiai top atau rektor atau orang-orang top," tambah Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini Alasan Paling Logis Kata Gus Baha

Di sisi lain, orang miskin menurut Gus Baha tidak meminjam uang untuk hal-hal duniawi. Mereka lebih meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar seperti beras atau bahkan untuk nyawa.

"Kalau sesama orang miskin itu pinjam-meminjam itu urusan beras, urusan nyawa," jelas Gus Baha. Pernyataan ini menunjukkan betapa sesungguhnya hidup orang miskin lebih mengutamakan hal-hal yang lebih mendasar dan esensial dibandingkan gaya hidup yang glamor.

Gus Baha pun melanjutkan dengan memberikan penilaian bahwa orang miskin sering kali memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan dengan orang kaya. Hal ini disebabkan oleh ketulusan hati dan keikhlasan dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.

"Pahala kamu pasti lebih besar itu, senangnya jadi orang miskin, cuma ya jangan keterusan miskinnya sampai sekarang," kata Gus Baha sambil tertawa, menambahkan bahwa meskipun hidup miskin memiliki keutamaan tersendiri, tetap saja hidup dalam kondisi yang terus-menerus miskin tidaklah diinginkan.

Pernyataan Gus Baha ini membuat banyak orang terhenyak dan merenung, bahwa terkadang kemiskinan mengajarkan banyak nilai kehidupan, seperti rasa syukur, ketulusan, dan keikhlasan. Meskipun demikian, Gus Baha juga menegaskan bahwa hidup miskin bukanlah tujuan yang diinginkan oleh siapa pun.

Gus Baha melihat kemiskinan sebagai sebuah ujian, dan tidak jarang ujian tersebut membawa hikmah yang sangat dalam bagi orang yang menghadapinya dengan sabar dan tawakal. Namun, bukan berarti kemiskinan itu seharusnya menjadi pilihan tetap dalam hidup seseorang.

Dalam pandangan Gus Baha, menjadi orang kaya atau memiliki banyak harta tidaklah salah, asalkan harta itu digunakan dengan cara yang baik dan tidak berlebihan. Namun, yang paling penting adalah bagaimana seseorang menjalani hidupnya dengan penuh ketulusan dan berusaha memberikan manfaat bagi sesama, tidak peduli apakah dia kaya atau miskin.

 

3 dari 3 halaman

Berjalanlah dengan Baik

"Yang penting itu bagaimana kita menjalaninya dengan baik dan memberi manfaat. Tidak perlu berpikir soal status atau seberapa kaya kita," ujar Gus Baha dengan penuh kebijaksanaan.

Menurut Gus Baha, keikhlasan dan ketulusan hati adalah kunci utama dalam menghadapi hidup. Orang miskin sering kali memiliki dua kualitas tersebut lebih banyak, karena mereka lebih terbiasa dengan kesulitan dan hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

Gus Baha mengingatkan agar kita tidak hanya melihat kehidupan dari sudut pandang materi. Orang miskin mungkin tidak memiliki banyak harta, namun mereka sering kali memiliki hati yang lebih besar dan lebih banyak berusaha untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Dengan penuh canda, Gus Baha juga menyampaikan bahwa menjadi orang miskin bukanlah suatu hal yang harus dipilih atau dibiarkan terjadi sepanjang hidup. Meskipun demikian, kemiskinan memberikan pelajaran berharga tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup ini.

"Pahala kamu pasti lebih besar itu, senangnya jadi orang miskin, cuma ya jangan keterusan miskinnya sampai sekarang," kata Gus Baha sambil tertawa, memberikan nasihat bahwa meskipun hidup miskin itu penuh dengan pahala, tetapi seseorang tetap perlu berusaha untuk tidak terjebak dalam kemiskinan yang terus menerus.

Akhirnya, Gus Baha menegaskan bahwa apapun kondisi hidup seseorang, yang paling penting adalah bagaimana dia menghadapi kehidupan dengan sabar, tawakal, dan penuh rasa syukur. Baik itu dalam kondisi kaya atau miskin, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan baik dan memberi manfaat bagi orang lain.

Kisah dan pemikiran Gus Baha ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Orang miskin dan orang kaya sama-sama memiliki nilai dan keutamaan tersendiri, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan penuh kebijaksanaan dan ketulusan hati.

Dengan penuh kebijaksanaan, Gus Baha mengingatkan kita untuk selalu bersyukur, tidak peduli apa pun status sosial atau materi yang kita miliki.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul