Sukses

Jangan Mengeluh! Ini 8 Jenis Lelah yang Disukai Allah dan Rasulullah, Aktivitasmu Termasuk?

Dalam kehidupan sehari-hari, lelah adalah hal yang umum dialami oleh setiap orang. Namun, ada jenis lelah yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya, yang tidak hanya mendatangkan manfaat di dunia, tetapi juga pahala di akhirat.

Liputan6.com, Jakarta - Lelah adalah suatu kondisi yang normal dialami oleh setiap orang. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita merasa lelah, baik karena pekerjaan, aktivitas sosial, maupun tanggungjawab lainnya. 

Dalam Islam, lelah yang datang dari usaha tulus yang dilakukan dengan niat benar akan mendapatkan pahala yang besar. Tidak semua bentuk lelah itu buruk, bahkan ada jenis lelah yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Lelah ini bukan hanya memberikan keuntungan dunia, tetapi juga pahala akhirat. Karena, setiap langkah yang diambil dengan tujuan yang benar akan mendatangkan kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Sehingga, lelah tidak selalu berkonotasi negatif dengan artian bahwa banyak sekali pekerjaan yang melelahkan namun juga mengandung keberkahan di dalamnya. Dikutip dari rumahzakat.org, berikut 8 jenis lelah yang disukai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 5 halaman

1. Lelah dalam Berjihad di Jalan-Nya

Jihad diartikan sebagai berjuang atau berusaha secara sungguh-sungguh. Jihad yang termasuk dalam lelah yang disukai oleh Allah dan Rasulullah adalah ketika berperang di jalan Allah SWT. 

Hal ini, tercantum dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 111:

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. (Demikian ini adalah) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung.”

2. Lelah dalam Berdakwah

Dakwah artinya menyeru pada kebaikan. Lelah yang ditimbulkan dari berdakwah termasuk ke dalam lelah yang disukai oleh Allah dan Rasulullah SAW. 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Fushshilat ayat 33: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”

3 dari 5 halaman

3. Lelah dalam Beribadah dan Beramal Sholeh

Beribadah seperti halnya sholat wajib maupun yang lainnya memang melelahkan. Apalagi, ketika menegakkan sholat tahajud dengan berbagai tantangannya seperti kurangnya waktu tidur. Sama halnya dengan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. 

Apabila dilogikakan, ibadah-ibadah tersebut memang melelahkan. Maka itulah, Allah dan Rasulullah menyukai lelah orang-orang yang beribadah kepada-Nya. 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-’Ankabut ayat 69:

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” 

4. Lelah dalam Mengandung, Melahirkan, Menyusui, Merawat, dan Mendidik Anak

Ketika seorang wanita mengandung, melahirkan, menyusui hingga merawat anak, pastilah akan menguras energi fisik maupun psikologis. Sehingga lelah yang dirasakan oleh seorang ibu mendapatkan imbalan yang sangat besar serta disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. 

Karena beratnya tanggungjawab tersebut, Nabi Muhammad SAW mewajibkan bagi setiap anak untuk mendahulukan dan menyayangi orangtuanya terutama ibu. Sesuai dengan Qur’an surah Luqman ayat 14:

Artinya: “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”

4 dari 5 halaman

5. Lelah dalam Mencari Nafkah yang Halal

Seorang suami dan ayah yang letih bekerja mencari nafkah demi istri dan anak-anaknya merupakan suatu tanggungjawab yang sangat melelahkan, namun disukai oleh Allah dan Rasulullah SAW. 

Allah SWT dalam firman-Nya Qur’an surah Al-Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi:

“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

6. Lelah dalam Mengurus Keluarga

Urusan dalam rumah tangga seperti urusan domestik yakni mencuci, menyapu, memasak, dan lain sebagainya sangatlah menguras tenaga. Akan tetapi, keletihan yang dirasakan dalam mengurus rumah disukai oleh Allah dan Rasulullah SAW. 

Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah At-Tahrim ayat 6:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” 

5 dari 5 halaman

7. Lelah dalam Belajar atau Menuntut Ilmu

Berjuang dalam menuntut ilmu adalah hal yang memang melelahkan. Tidak hanya lelah, menuntut ilmu juga butuh pengorbanan waktu dan pikiran. 

Namun, dalam Islam menuntut ilmu adalah suatu kewajiban setiap muslim. Dengan menuntut ilmu agama maupun ilmu-ilmu dunia, seseorang akan semakin memahami bagaimana kehidupan berjalan. 

8. Lelah dalam Kesusahan, Kekurangan dan Sakit

Apabila seseorang diuji dengan sakit, kesulitan yang bertubi-tubi, hendaklah tetap tegar dan bersemangat dalam kondisi tersebut. Pada saat-saat tersebutlah, Allah akan mengangkat derajat seorang muslim dan menyukai setiap hamba-Nya yang senantiasa berdoa kepada-Nya. 

Lelah yang dirasakan oleh seorang muslim dalam kondisi yang pelik, akan dibalas oleh Allah dengan banyaknya nikmat. 

Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 155:

"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,”