Liputan6.com, Jakarta - Fenomena ustadz dadakan yang semakin banyak bermunculan di tengah masyarakat saat ini ternyata telah diprediksi oleh KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur sejak tahun 1990-an. Hal ini diungkapkan oleh KH Said Aqil Siradj dalam sebuah wawancara bersama Najwa Shihab.
Dalam wawancara tersebut, KH Said Aqil Siradj mengungkapkan bahwa Gus Dur, saat masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, telah memperkirakan fenomena ini akan terjadi. Ramalan ini diungkapkan dengan gaya khas Gus Dur yang menggunakan bahasa Jawa, menyampaikan bahwa suatu saat akan ada banyak orang yang bukan dari pesantren, tetapi dipanggil ustadz.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @kanalunik, wawancara ini memperlihatkan bagaimana Gus Dur memiliki kemampuan untuk "meneropong masa depan." Prediksi tersebut menjadi kenyataan di masa kini, di mana gelar ustadz kerap disematkan kepada mereka yang sebenarnya tidak memiliki latar belakang pendidikan pesantren.
Advertisement
Najwa Shihab, dalam wawancaranya, bertanya kepada KH Said Aqil, "Jadi ini ustadz dadakan?" KH Said Aqil menjawab dengan yakin bahwa fenomena ini memang telah diprediksi oleh Gus Dur.
Menurutnya, Gus Dur menyampaikan hal tersebut ketika masih aktif di PBNU. “Gus Dur bilang, bakale ono wong udu keluaran pesantren dipanggil ustadz,” ungkap KH Said Aqil, mengutip ucapan Gus Dur dalam bahasa Jawa.
Fenomena ini memang belum terlihat di tahun 1990-an. Saat itu, gelar ustadz masih identik dengan lulusan pesantren atau mereka yang memiliki pendidikan agama yang mendalam. Namun, Gus Dur mampu melihat ke depan bahwa akan ada pergeseran dalam penggunaan gelar tersebut.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Lebih Selektif Memilih Sosok
KH Said Aqil juga menegaskan bahwa ramalan ini adalah bagian dari kecerdasan Gus Dur. “Gus Dur itu memang terkenal punya kemampuan melihat masa depan. Bukan hanya dalam hal ini, banyak hal yang sudah diprediksi oleh Gus Dur menjadi kenyataan,” tambahnya.
Dalam wawancara yang sama, Najwa Shihab bertanya, "Jadi Gus Dur memprediksi mereka ini dipanggil ustadz atau mereka mengustadzkan diri?" Menjawab pertanyaan itu, KH Said Aqil mengatakan, "Dianggap ustadz. Fenomena ini berkembang seperti yang Gus Dur prediksi."
Fenomena ustadz dadakan sendiri kini menjadi sorotan. Banyak pihak yang merasa khawatir dengan munculnya sosok-sosok yang dianggap ustadz tanpa memiliki pemahaman mendalam tentang agama. KH Said Aqil menyebut bahwa fenomena ini juga perlu disikapi dengan bijak.
Menurutnya, kehadiran mereka yang disebut ustadz dadakan ini tidak hanya memengaruhi pola dakwah, tetapi juga persepsi masyarakat terhadap ulama dan pendidikan Islam secara umum. Ia mengingatkan pentingnya kembali kepada tradisi pesantren sebagai pusat pendidikan agama yang mendalam.
Gus Dur sendiri, dalam berbagai kesempatan, kerap menekankan pentingnya ilmu yang mendalam bagi siapa pun yang berbicara tentang agama. Ia percaya bahwa pendidikan pesantren adalah kunci untuk mencetak ulama yang benar-benar memahami Islam secara kaffah.
KH Said Aqil juga menyebut bahwa fenomena ustadz dadakan ini seharusnya menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih sosok yang dijadikan panutan. “Jangan mudah terpukau oleh retorika. Perlu ada dasar keilmuan yang kuat,” katanya.
Advertisement
Sebuah Pengingat tentang Fenomena yang Terjadi
Najwa Shihab pun mengomentari, “Padahal di tahun 90-an, fenomena ini belum muncul. Ini benar-benar ramalan yang mengagumkan dari Gus Dur.” KH Said Aqil menegaskan, “Iya, saat itu memang belum ada ustadz dadakan. Fenomena ini baru muncul jauh setelah Gus Dur menyampaikan prediksinya.”
Sebagai ulama sekaligus tokoh bangsa, Gus Dur memang dikenal memiliki pandangan jauh ke depan. Banyak kebijakannya yang dianggap visioner, baik dalam konteks keagamaan maupun kebangsaan. Prediksinya tentang ustadz dadakan ini hanyalah salah satu contoh kecil dari wawasan luas yang dimilikinya.
KH Said Aqil juga mengingatkan bahwa sosok Gus Dur adalah simbol integritas dan kecerdasan dalam memahami zaman. “Gus Dur adalah sosok yang selalu memikirkan masa depan umat. Apa yang beliau sampaikan bukan hanya prediksi, tetapi juga peringatan,” katanya.
Fenomena ini, menurut KH Said Aqil, harus menjadi refleksi bagi masyarakat modern. Ia berharap tradisi pesantren tetap menjadi pusat pendidikan Islam yang mencetak ulama-ulama berkualitas di masa depan.
Kisah ini mempertegas bahwa Gus Dur bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemimpin visioner yang mampu melihat perubahan zaman. Prediksinya tentang ustadz dadakan menjadi salah satu bukti kecerdasannya yang melampaui masanya.
Wawancara ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai keilmuan dalam agama. Gus Dur mengajarkan bahwa gelar dan posisi harus didasarkan pada ilmu, bukan sekadar popularitas atau pengakuan sosial.
Hingga kini, Gus Dur tetap menjadi sosok yang dikenang atas pemikirannya yang brilian dan penuh kebijaksanaan. Ramalannya yang menjadi kenyataan hanya menambah kepercayaan bahwa ia adalah ulama besar yang tak lekang oleh waktu.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul