Sukses

Mengejutkan, Gambaran Gus Baha untuk Orang yang Terlena Kenikmatan Duniawi

Menurut Gus Baha, menikmati dunia sebenarnya bukanlah hal yang salah. Namun, masalahnya muncul ketika seseorang melupakan Allah karena terlalu sibuk mengejar kesenangan duniawi. Ia menekankan bahwa hal ini merupakan bentuk kesalahan fatal yang sering tidak disadari.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan yang serba cepat ini, banyak orang mudah terjerat dalam hiruk-pikuk urusan duniawi hingga melupakan hal-hal yang hakiki. KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, memberikan pandangannya tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Dalam sebuah ceramah yang dilansir dari kanal YouTube @PengaosanGusBaha, Gus Baha mengingatkan bahwa fokus berlebihan pada urusan duniawi dapat membawa seseorang pada kebinasaan.

“Orang yang buta karena tidak tahu, akhirnya nabrak tembok. Fokus ke duniawi saja, nanti intinya sama, nabrak,” ujar Gus Baha dengan lugas.

Gus Baha menjelaskan, seseorang yang terlalu sibuk dengan kenikmatan dunia bisa melupakan nilai-nilai agama dan hubungan dengan Allah. Ia mengibaratkan hal tersebut seperti seseorang yang terlalu asyik minum kopi hingga lalai menjaga anak kecil yang akhirnya jatuh.

“Minum kopi itu bukan kebodohan, tapi melupakan anak yang jatuh itulah kebodohan,” tegasnya.

Menurut Gus Baha, menikmati dunia sebenarnya bukanlah hal yang salah. Namun, masalahnya muncul ketika seseorang melupakan Allah karena terlalu sibuk mengejar kesenangan duniawi. Ia menekankan bahwa hal ini merupakan bentuk kesalahan fatal yang sering tidak disadari.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Bahan Renungan dari Gus Baha

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyoroti bagaimana hati dan pikiran manusia sering kali dipenuhi oleh hal-hal yang tidak penting. Ketika seseorang terlalu fokus pada hal tersebut, ia cenderung lupa pada hal-hal yang jauh lebih penting, seperti agama dan akhirat.

Gus Baha memberikan perumpamaan lain yang mudah dipahami. Ia menjelaskan bahwa orang yang hanya melihat keindahan fisik atau kekayaan dunia tanpa memikirkan apa yang ada di depannya akan “menabrak tembok” pada akhirnya. Hal ini menjadi pengingat bahwa dunia tidak selamanya membawa kebahagiaan.

“Dunia ini memang indah, tapi jangan sampai kita terlena dan melupakan kewajiban kita sebagai hamba Allah. Jika fokus hanya pada dunia, maka kita sedang berjalan menuju kehancuran,” ujar Gus Baha.

Ceramah tersebut mengingatkan kita bahwa manusia sering kali tergoda oleh hal-hal yang bersifat sementara. Ketika hati dan pikiran terlalu terpaut pada dunia, hubungan dengan Allah perlahan memudar. Gus Baha menyebut ini sebagai bentuk kebutaan spiritual.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk merenungkan kembali tujuan hidup. “Jika kamu terlalu sibuk mengejar dunia, lalu kapan waktumu untuk akhirat? Jangan sampai kita kehilangan arah hanya karena terlalu mencintai dunia,” tuturnya.

Menurut Gus Baha, orang yang terlena duniawi sebenarnya tidak menyadari bahwa apa yang mereka kejar hanya sementara. Kebahagiaan sejati, menurutnya, hanya bisa didapatkan ketika seseorang menjadikan Allah sebagai pusat kehidupannya.

3 dari 3 halaman

Kehidupan Dunia Hanya Permaninan

Untuk diketahui, dalam Al-Qur’an, Allah sudah memperingatkan manusia agar tidak terlena oleh dunia. Salah satunya tercantum dalam QS. Al-Hadid: 20, “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan, hiburan, perhiasan, dan saling berbangga di antara kamu.” Ayat ini menggambarkan betapa fana dan rapuhnya kehidupan dunia.

Gus Baha menambahkan bahwa pemahaman tentang pentingnya akhirat harus selalu ada dalam benak setiap Muslim. Ia mengingatkan bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara yang akan ditinggalkan pada akhirnya.

Sebagai seorang ulama yang dikenal dengan gaya bicaranya yang santai, Gus Baha juga menekankan pentingnya menjaga hati dari hal-hal yang tidak penting. Menurutnya, hati yang dipenuhi cinta dunia akan sulit menerima hidayah Allah.

Dalam salah satu bagian ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang fokus pada dunia biasanya kehilangan waktu untuk introspeksi diri. Ia mengingatkan agar setiap Muslim tetap menjaga hubungan dengan Allah meskipun sibuk dengan urusan dunia.

Gus Baha juga memberikan solusi praktis untuk menghindari godaan dunia. Ia menyarankan agar umat Islam selalu mengutamakan niat baik dalam setiap tindakan. “Kalau niatmu karena Allah, maka dunia tidak akan pernah bisa memalingkanmu dari-Nya,” tegasnya.

Menurut Gus Baha, kesadaran ini harus terus dipupuk sejak dini. Ia juga mengingatkan pentingnya lingkungan yang mendukung agar seseorang tidak terlalu sibuk dengan urusan duniawi.

Ceramah Gus Baha menjadi pengingat bahwa hidup harus memiliki keseimbangan. Dunia boleh dikejar, tetapi akhirat jangan sampai dilupakan. Kesuksesan sejati, menurut Gus Baha, adalah ketika seseorang mampu menjaga hubungan baik dengan Allah sambil menjalani kehidupan dunia.

Dengan gaya ceramah yang sederhana namun penuh makna, Gus Baha mengajak umat Islam untuk introspeksi diri. Ia mengingatkan agar kita tidak terlena oleh godaan dunia yang sering kali menjauhkan manusia dari tujuan hidup yang sebenarnya.

“Jangan sampai dunia membuat kita lupa. Sebab, pada akhirnya kita akan kembali kepada-Nya. Maka, prioritaskan apa yang benar-benar penting,” tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul