Liputan6.com, Jakarta - Sayidina Ali bin Abi Thalib, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena kebijaksanaannya, pernah memberikan tujuh nasihat berharga. Nasihat ini tidak hanya relevan pada masanya, tetapi juga menjadi pelajaran hidup yang mendalam bagi generasi sekarang.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @pintuhikmah62, pesan-pesan Ali bin Abi Thalib ini mencakup aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari cara menghadapi masa lalu hingga menjaga hubungan sosial. Berikut penjelasan lengkap dari tujuh nasihat tersebut.
Nasihat pertama adalah untuk tidak meratapi masa lalu. Menurut Ali bin Abi Thalib, seseorang akan merasa rugi jika menghabiskan waktu hanya untuk meratapi hal yang telah berlalu. Masa lalu tidak bisa diubah, sehingga fokus pada masa kini dan masa depan adalah langkah yang lebih bijak.
Advertisement
Nasihat kedua adalah tidak memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Membayangkan kemungkinan buruk di masa depan hanya akan menimbulkan kekhawatiran, stres, dan bahkan depresi. Ali bin Abi Thalib mengajarkan pentingnya menghadapi realitas tanpa larut dalam kecemasan yang tidak perlu.
Nasihat ketiga adalah untuk tidak menghina orang lain. Sebelum mengkritik atau merendahkan orang lain, setiap individu seharusnya bercermin dan introspeksi diri. Menghormati orang lain adalah cerminan dari akhlak yang mulia.
Nasihat keempat adalah jangan meminta balasan. Menurut Ali bin Abi Thalib, meminta balasan dari orang lain atas kebaikan yang telah diberikan sama saja dengan menjatuhkan kehormatan dan harga diri sendiri. Ikhlas dalam berbuat kebaikan akan membawa ketenangan hati.
Â
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Tiga Nasihat Lainnya
Nasihat kelima adalah tidak memiliki sifat tamak. Sifat tama atau tamak sering kali membuat seseorang menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Ali bin Abi Thalib menekankan bahwa sifat tamak hanya akan merusak moral dan membawa seseorang pada kehancuran.
Nasihat keenam adalah tidak marah kepada orang yang terlihat tenang. Menghadapi seseorang yang sabar dan tenang dengan amarah hanya akan memancing konflik. Ali bin Abi Thalib menggambarkan tindakan ini seperti membangunkan singa dari tidurnya, yang tentunya akan membawa konsekuensi buruk.
Nasihat ketujuh adalah untuk tidak memuji orang yang tidak tahu diri. Pujian yang berlebihan kepada orang yang tidak tahu diri justru akan membuat mereka semakin sombong dan lupa untuk introspeksi. Orang seperti ini tidak akan pernah menemukan jalan untuk memperbaiki dirinya.
Pesan-pesan Ali bin Abi Thalib ini tidak hanya relevan dalam konteks keagamaan, tetapi juga menjadi panduan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Nasihat ini mengajarkan keseimbangan antara akhlak, ketenangan jiwa, dan penghormatan terhadap sesama.
Banyak dari kita mungkin sering terjebak pada hal-hal yang dilarang oleh Ali bin Abi Thalib. Misalnya, meratapi masa lalu atau terlalu khawatir dengan masa depan. Dua hal ini sering kali menjadi penghalang utama dalam meraih ketenangan hati dan kebahagiaan.
Begitu pula dengan sifat tamak dan kebiasaan meminta balasan atas kebaikan. Dua sifat ini tidak hanya merusak kehormatan diri, tetapi juga membuat hubungan sosial menjadi kurang tulus. Sikap ikhlas dalam berbuat baik adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis.
Â
Advertisement
Pegang dan Amalkan Nasihat Ali bin Abi Thalib Ini
Pengendalian emosi juga menjadi sorotan utama dalam pesan-pesan ini. Tidak marah kepada orang yang tenang menunjukkan bahwa pengendalian diri adalah bagian penting dari kebijaksanaan. Emosi yang tidak terkendali sering kali membawa penyesalan di kemudian hari.
Ali bin Abi Thalib juga mengingatkan pentingnya introspeksi diri sebelum menghina orang lain. Pesan ini menjadi tamparan keras bagi mereka yang sering kali lupa untuk melihat kekurangan sendiri sebelum mengkritik orang lain.
Sikap memuji orang yang tidak tahu diri juga menjadi perhatian. Ali bin Abi Thalib menegaskan bahwa pujian semacam itu hanya akan memberikan dampak negatif, baik bagi orang yang dipuji maupun bagi masyarakat secara umum.
Kisah dan pesan-pesan seperti ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada hati yang bersih dan sikap yang bijaksana. Kehidupan yang penuh dengan penghormatan kepada sesama, pengendalian diri, dan keikhlasan adalah kunci untuk mencapai ketenangan batin.
Pesan Ali bin Abi Thalib ini bukan sekadar nasihat, tetapi juga refleksi mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan. Dengan menjalankan nasihat ini, seseorang tidak hanya akan merasa nyaman secara fisik, tetapi juga akan menemukan ketenangan jiwa yang hakiki.
Melalui pesan-pesan ini, Ali bin Abi Thalib mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih bertanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul