Liputan6.com, Jakarta - Suasana di sebuah desa di Kalimantan Selatan menjadi semakin tegang pada hari yang penuh harapan itu. Masyarakat setempat sedang bersiap untuk mengadakan sebuah acara besar di pesantren yang diasuh oleh Abah Guru Sekumpul. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan orang, yang tentunya berharap semua berjalan lancar.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @KAROMAHSTORY, sejak pagi, awan hitam menggantung di langit, memberi tanda bahwa hujan besar akan segera turun. Kekhawatiran mulai muncul di kalangan warga, karena jika hujan turun deras, acara yang telah disiapkan jauh-jauh hari bisa terganggu. Warga mulai berbincang tentang kemungkinan hujan yang dapat merusak acara yang sudah direncanakan.
Para santri yang ada di pesantren juga mulai merasakan ketegangan itu. Salah satu santri yang merasa khawatir memutuskan untuk memberanikan diri menyampaikan kabar tersebut kepada Abah Guru Sekumpul. Dengan hati yang gelisah, ia berharap ada solusi agar acara tersebut tidak terganggu oleh hujan yang sudah diperkirakan.
Advertisement
Abah Guru Sekumpul menerima keluhan tersebut dengan senyum lembut. Mendengarkan dengan penuh perhatian, beliau hanya berkata, "Tenang saja, semua sudah ada dalam kehendak Allah. Kita hanya perlu berdoa dan tawakal." Ucapan itu disampaikan dengan ketenangan yang menenangkan hati siapa saja yang mendengarnya.
Meski hujan semakin dekat, Abah Guru tetap menunjukkan sikap yang penuh ketenangan dan keyakinan. "Berdoa dan tawakal," ucapnya, seolah menegaskan bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Allah, dan sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah berdoa dan menyerahkan segalanya kepada-Nya.
Ketika waktu acara semakin dekat, tanda-tanda hujan mulai tampak jelas. Angin kencang bertiup, dan rintikan hujan mulai terasa di pipi. Suasana semakin mencekam, namun Abah Guru Sekumpul tetap berdiri dengan tenang di tengah lapangan. Tidak ada rasa panik di wajahnya, hanya ketenangan yang terpancar.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Memindahkan Hujan Abah Guru Sekumpul
Tanpa ragu, Abah Guru mengangkat kedua tangannya ke langit dan mulai berdoa dengan khusyuk. Doa yang dipanjatkan begitu khusyuk dan penuh harapan, seolah meminta pertolongan Allah agar cuaca menjadi lebih baik dan acara dapat berjalan lancar. Dalam hitungan detik, keajaiban mulai terjadi.
Angin yang tadinya kencang tiba-tiba mulai reda. Awan gelap yang menggumpal di langit perlahan bergeser, meninggalkan langit yang semakin cerah. Suasana yang tadinya mencekam dengan angin kencang dan rintikan hujan, kini berubah menjadi damai dan terang.
Mereka yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa terdiam. Tidak ada yang bisa menjelaskan dengan kata-kata, hanya rasa takjub yang menghiasi wajah mereka. Keajaiban yang baru saja terjadi begitu nyata, seolah-olah alam mendengar doa dan permohonan yang tulus dari Abah Guru Sekumpul.
Tanda-tanda hujan yang begitu kuat dengan angin kencang seolah hilang dalam sekejap. Semua mata memandang langit yang kini terang benderang, seolah-olah tidak ada masalah yang sebelumnya mengancam. Keajaiban itu membuat banyak orang terkesima dan merasa bersyukur atas kuasa Allah yang ditunjukkan melalui Abah Guru Sekumpul.
Kejadian ini bukanlah hal yang pertama kalinya terjadi. Banyak orang yang sudah mendengar berbagai kisah mengenai karomah Abah Guru Sekumpul, namun peristiwa yang satu ini kembali mengingatkan kita semua tentang kekuatan doa dan tawakal.
Keajaiban yang terjadi saat itu tidak hanya menunjukkan karomah Abah Guru, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya berdoa dengan penuh keyakinan. Doa yang tulus, disertai dengan tawakal, dapat merubah keadaan yang tampaknya mustahil menjadi mungkin.
Advertisement
Pentingnya Menjega Kedekatan dengan Allah SWT
Bagi masyarakat setempat, peristiwa tersebut menjadi saksi nyata akan keagungan Allah dan karomah yang dimiliki oleh Abah Guru Sekumpul. Setiap kali ada peristiwa yang sulit dijelaskan secara logika, mereka selalu ingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar di baliknya.
Momen itu juga mengajarkan pentingnya ketenangan dalam menghadapi masalah. Abah Guru Sekumpul tidak menunjukkan rasa panik meskipun cuaca yang tidak bersahabat mengancam kelancaran acara. Sebaliknya, beliau menunjukkan sikap tenang yang menginspirasi banyak orang untuk tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi setiap ujian.
Tidak hanya bagi masyarakat sekitar, peristiwa ini juga menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang yang mendengarnya. Keajaiban yang terjadi menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita menyerahkan segala urusan kepada Allah. Dengan berdoa dan tawakal, kita bisa berharap pada pertolongan-Nya.
Peristiwa ini juga mempertegas bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah berada dalam takdir Allah. Manusia bisa berusaha, namun hanya Allah yang menentukan segalanya. Sikap tawakal dan penuh keyakinan pada takdir-Nya adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan penuh ketenangan.
Bagi mereka yang menyaksikan peristiwa ini, tentunya kejadian tersebut menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan. Keajaiban yang terjadi dengan hilangnya hujan dalam hitungan detik adalah bukti nyata akan kebesaran Allah, yang melalui Abah Guru Sekumpul menunjukkan karomah-Nya.
Tak hanya untuk masyarakat di Kalimantan Selatan, kejadian ini juga memberikan inspirasi bagi banyak orang di luar daerah tersebut. Ketika menghadapi kesulitan dan tantangan hidup, jangan lupa untuk berdoa dan tawakal, karena dengan cara itu kita akan merasakan kedamaian hati dan yakin bahwa Allah akan memberikan jalan terbaik.
Kisah karomah Abah Guru Sekumpul ini juga mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga kedekatan dengan Allah. Dengan memperbanyak doa dan selalu berserah diri kepada-Nya, kita akan selalu merasakan ketenangan dan perlindungan, terutama dalam menghadapi ujian hidup yang datang silih berganti.
Semoga kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi setiap orang yang mendengarnya. Sebagai pengingat bahwa Allah selalu mendengarkan doa hamba-Nya yang tulus, dan dengan tawakal yang penuh keyakinan, segala kesulitan akan menemukan jalan keluar.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul