Liputan6.com, Cilacap - Dalam eskatologi Islam, hari kiamat tak hanya menjadi perbincangan dan pembahasan para ulama saja. Para ahli atau pakar berbagai disiplin ilmu pun membahas soal hari kehancuran tersebut.
Salah satunya adalah pakar astronomi yang turut serta memberikan penjelasan ilmiahnya.
Tentu saja keikutsertaan pakar astronomi melakukan diskursus tentang kiamat ini menarik. Cara pandang berbeda dari kebanyakan pembahasan pada umumnya menjadi daya tarik tersendiri untuk membahas hari yang sangat mencekam ini.
Advertisement
Baca Juga
Lantas seperti apa pendapat ilmuwan mengenai datangnya hari kiamat yang merupakan keniscayaan ini? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kehidupan Pernah Musnah Jutaan Tahun yang Lalu
Menukil Republika, hari akhir (kiamat) digambarkan di berbagai kitab suci sebagai kehancuran dahsyat alam semesta yang akan mendatang kan kehancuran total. Dan, kiamat menjadi bagian dari keimanan pemeluk agama samawi. Ilmu pengetahuan pun mencatat kehidupan pernah musnah pada jutaan tahun lalu.
Pakar astronomi dan astrofisika yang pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) 2014-2021 Thomas Djamaluddin, mengatakan, memang ada beberapa kejadian yang memusnahkan makhluk hidup di bumi. Â
Dia mencontohkan, peristiwa 65 juta tahun lalu di mana terdapat asteroid besar yang jatuh di Yucatan, Meksiko. Debunya menutup seluruh dunia yang mengakibatkan terjadinya musim dingin ekstrem di seluruh dunia. Hal itu salah satu yang menjadi penyebab kepunahan dinosaurus.  Â
Selain itu, ada mekanisme tentang kehancuran alam ini dengan perhitungan miliaran tahun. Thomas bertamsil matahari akan berbentuk raksasa merah sebelum mengakhiri hidupnya. Matahari tersebut akan menelan planet lain, seperti markurius, venus, bahkan bumi.
"Jelas kalau itu terjadi, tapi ini hitungan miliar tahun, bumi sudah tidak ada lagi atau tidak ada kehidupan lagi," kata Thomas.
Advertisement
Perubahan Iklim Tak Terkendali
Thomas menjelaskan, kehancuran dalam kacamata astronomi memiliki level bermacam-macam. Contoh saja dilihat dari aspek perubahan iklim yang tidak terkendali. Tingkatan lainnya seperti di venus akibat dari efek rumah kaca. Â
Apabila efek dari pemanasan global tak dapat dikendalikan, suhu di bumi akan seekstrem seperti di Venus. Suhu akan semakin panas sehingga kapur-kapur dan batuan dapat mengeluarkan karbondioksida.
"Kalau seperti itu, bisa disebut kiamat lingkungan," jelasnya.Â
Meski begitu, Thomas tak dapat menyebutkan gejala-gejala secara detail apakah kiamat sudah dekat. Namun, dia mengakui ada potensi kehancuran walaupun tak dapat dipastikan kapan itu akan datang. Â
Potensi itu dilihat dari terjadinya kiamat lingkungan akibat dari pemanasan global yang tak terkendali. Thomas menegaskan, tidak ada kemungkinan bagi manusia untuk memprediksi tentang waktu kedatangan kiamat dan begitu banyak hal gaib lain.Â
Dia mengatakan, isu bahwa kiamat akan segera datang sering terjadi di berbagai negara termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut dia, hal tersebut merupakan kepercayaan sekte-sekte tertentu sehingga membuat persiapan menghadapi kiamat.
"Kiamat suatu keniscayaan, tapi kapannya dan bagaimana kejadiannya tidak diketahui," ujar Thomas.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul