Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi yang tidak menentu belakangan ini semakin memperburuk kehidupan masyarakat. Keluhan tentang betapa sulitnya menjalani kehidupan sehari-hari semakin terdengar di berbagai lapisan masyarakat. Pendek kata, banyak yang mengeluh hidup susah.
Di luar itu, harga kebutuhan pokok yang terus meningkat, biaya pendidikan yang tak terjangkau, serta sulitnya mencari pekerjaan membuat banyak orang merasa tertekan dan hidup dalam ketidakpastian.
Banyak orang merasa bahwa hidup semakin susah. Mencari nafkah yang cukup, memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan sekadar untuk bertahan hidup di tengah gejolak ekonomi yang semakin mengimpit. Banyak yang merasa terpojok dan mulai bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya menjadi penyebab dari kesulitan yang mereka alami.
Advertisement
Di tengah kesulitan itu, tak jarang orang cenderung mencari pihak lain untuk disalahkan. Pemerintah, atasan, hingga lingkungan sekitar seringkali menjadi sasaran kemarahan dan keluhan. Penyebab kesulitan hidup sering kali dipandang berasal dari luar diri mereka. Mungkin mereka merasa pemerintah tidak mampu mengatasi masalah ekonomi, atau merasa pihak lain tidak mendukung mereka dengan seharusnya.
Namun, menurut KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, penyebab dari hidup yang susah mungkin justru datang dari diri kita sendiri. Dalam sebuah ceramah singkat yang dukutip dari video di kanal YouTube @kajianmotivasi, Buya Yahya mengungkapkan pandangannya tentang siapa yang sebenarnya menyebabkan kesulitan hidup.
Ceramah Buya Yahya menegaskan bahwa kadang, kita sendiri yang membuat hidup terasa susah. "Hidup susah itu kadang kita sendiri yang membuatnya," katanya.
Pernyataan ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana kita memandang kesulitan dalam hidup. Buya Yahya menilai bahwa banyak orang yang merasa hidup mereka susah karena terlalu banyak tuntutan hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Bagi Buya Yahya, hidup itu sebenarnya bisa sederhana jika kita mau menerima apa adanya. "Seandainya kita bisa makan apa adanya, mungkin bahkan bercerita yang penting sehat, halal, mudah," ujarnya.
Pesan ini mengajak kita untuk hidup dengan lebih sederhana, menerima keadaan tanpa harus terjebak dalam tekanan untuk selalu memiliki yang lebih.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Hidup Susah karena Diri Sendiri
Sering kali, banyak orang terjebak dalam pola pikir bahwa hidup hanya berarti jika dilengkapi dengan berbagai macam barang atau gaya hidup yang mahal. Mereka merasa harus memiliki mobil, rumah mewah, dan segala hal yang dipandang prestisius oleh orang lain. Namun, menurut Buya Yahya, ini justru menjadi penyebab dari kesulitan hidup yang dirasakan oleh banyak orang.
"Yang penting eksyen, gaya, dan sebagainya, nggak usah pakai angkot sekarang alhamdulillah juga ada di mana-mana," ujar Buya Yahya lagi. Di sini, Buya Yahya mengingatkan kita bahwa gaya hidup dan tuntutan sosial yang tidak realistis seringkali menjadi beban tersendiri. Tuntutan untuk tampil sesuai standar tertentu bisa menjadi akar masalah yang mengarah pada kesulitan ekonomi.
Banyak orang terjebak dalam usaha untuk memenuhi gaya hidup tertentu, yang sering kali tidak sesuai dengan kemampuan mereka. "Itulah orang-orang yang gak cerdas dan mengerti kemampuannya seperti apa," kata Buya Yahya. Hal ini mengingatkan kita untuk lebih realistis dan bijaksana dalam mengelola hidup, sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada.
Salah satu akibat dari ketidakmampuan untuk menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan adalah terjerumusnya seseorang ke dalam pinjaman yang tidak halal. Menurut Buya Yahya, "Itulah setan yang menjadikan sepatu sehingga dia terjerumus akhirnya pinjam ke tempat-tempat yang haram." Pinjaman dari sumber yang tidak halal hanya akan menambah beban hidup dan semakin memperburuk keadaan finansial seseorang.
Kondisi ini semakin kompleks karena banyak orang yang terjebak dalam lingkaran utang dan pinjaman yang tidak sehat. Keinginan untuk hidup sesuai dengan standar sosial yang tinggi membuat mereka rela berhutang, bahkan kepada tempat yang tidak jelas sumbernya. Hal ini mengarah pada kesulitan yang lebih besar di masa depan.
Buya Yahya mengajak umat untuk lebih bijaksana dalam menjalani hidup. Ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan. Tuntutan untuk memenuhi standar sosial yang tinggi, jika tidak dibarengi dengan kemampuan yang cukup, hanya akan menjadi beban hidup yang semakin berat.
Advertisement
Gara-Gara Gaya Hidup
Kehidupan yang sulit seringkali datang karena kita terlalu banyak menuntut lebih dari diri kita sendiri. Buya Yahya mengingatkan kita untuk berhenti mencari kambing hitam atas kesulitan yang ada. Penyebab utama dari kesulitan itu bukanlah orang lain atau keadaan eksternal, melainkan diri kita sendiri yang seringkali tidak mampu mengelola harapan dan gaya hidup kita.
Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya mengajarkan tentang pentingnya introspeksi diri. Mengapa kita merasa hidup susah? Apakah karena tuntutan dari luar atau karena kita sendiri yang tidak bisa menerima kenyataan dengan bijaksana? Penerimaan terhadap keadaan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih damai dan penuh berkah.
Kehidupan yang penuh dengan kesulitan ini juga seringkali disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sederhana yang diajarkan dalam agama. Dalam ajaran Islam, kesederhanaan adalah nilai yang sangat dihargai. Hidup yang sederhana dan jauh dari kemewahan adalah hidup yang penuh dengan ketenangan dan keberkahan.
Banyak orang lupa bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta atau kemewahan, tetapi dari kedamaian hati dan hubungan yang baik dengan Allah. Buya Yahya mengingatkan kita bahwa dalam hidup, yang paling penting adalah menjaga hati tetap bersih dan menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur.
Ceramah singkat Buya Yahya ini memberikan banyak pelajaran penting bagi kita semua. Ia mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam siklus gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan. Sebaliknya, kita harus bisa menerima keadaan, hidup dengan sederhana, dan menjaga prinsip-prinsip yang benar dalam agama. Dengan cara ini, hidup yang terasa susah bisa menjadi lebih ringan dan penuh dengan berkah.
Kisah dan nasihat dari Buya Yahya memberikan pencerahan bagi banyak orang yang merasa terhimpit oleh kesulitan hidup. Tentu, setiap orang memiliki tantangan yang berbeda-beda, namun dengan mengubah cara pandang dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur, kesulitan itu bisa dihadapi dengan lebih baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul