Liputan6.com, Jakarta - Kisah menakjubkan tentang seorang murid yang taat kepada gurunya sering kali membawa banyak keajaiban. Salah satunya adalah cerita Kiai Husnan bin Muhsin, seorang tokoh yang pernah berguru di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Keberkahan ilmu yang ia dapatkan tidak lepas dari ketaatan serta pengabdian tulusnya kepada sang guru, Kiai Muhammad Hasan yang di kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan Mbah Hasan Genggong.
Kiai Husnan bin Muhsin, yang kemudian menjadi pengasuh Pondok Pesantren Rai'yatul Husnan Bondowoso, lahir dari keluarga sederhana. Meski hidup serba kekurangan, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Dalam perjalanannya, Kiai Husnan muda akhirnya mengabdikan diri di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, tempat ia belajar langsung kepada Kiai Muhammad Hasan atau Kiai Hasan Genggong.
Advertisement
Dikisahkan di di kanal YouTube @Karomah Islam, pengabdian Kiai Husnan kepada gurunya tampak sangat luar biasa. Suatu hari, cincin milik istri Kiai Muhammad Hasan jatuh ke dalam jamban. Tanpa menunggu perintah atau rasa jijik, Kiai Husnan langsung menceburkan diri ke dalam kubangan tersebut untuk menemukan cincin yang jatuh itu.
Tindakan spontan itu menunjukkan betapa besar ketaatan dan ketulusan Kiai Husnan terhadap gurunya. Hal ini membawa keberkahan yang luar biasa baginya. Sebagai murid dari seorang wali besar, yaitu Kiai Hasan Genggong, yang dikenal sebagai wali kutub di masanya, pengabdian tersebut berbuah ilmu yang tak lazim.
Ilmu ini dikenal sebagai ilmu laduni, yaitu ilmu yang diberikan langsung oleh Allah SWT tanpa melalui proses belajar biasa.
Salah satu kejadian yang mencerminkan karomah Kiai Husnan terjadi ketika ia hendak menghadiri sebuah acara. Saat itu, Kiai Husnan menumpang mobil bersama sopirnya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba mobil yang ditumpangi mati mendadak. Sang sopir kemudian memeriksa mesin mobil dan menemukan bahwa bensin telah habis.
Dalam situasi tersebut, sopir pun panik dan kebingungan karena lokasi mereka jauh dari pemukiman penduduk. Tidak ada stasiun pengisian bensin di sekitar tempat itu. Namun, di tengah kebingungan tersebut, Kiai Husnan dengan tenang memberikan solusi yang tak biasa.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ajaib, Mobil Diisi Air Sungai Bisa Hidup Mesinnya
"Isi air saja, ambil air di kali," ujar Kiai Husnan kepada sang sopir. Perintah tersebut tentu terdengar tidak masuk akal bagi orang awam.
Namun, karena keyakinan terhadap Kiai Husnan, sang sopir segera melaksanakan perintah tersebut. Ia mengambil air sungai yang ada di sekitar lokasi dan menuangkannya ke tangki bensin mobil.
Keajaiban pun terjadi. Setelah diisi air, mesin mobil yang sebelumnya mati tiba-tiba menyala kembali. Mobil tersebut bisa berjalan seperti biasa seolah-olah tangki telah diisi dengan bensin. Peristiwa ini tidak hanya membuat sang sopir terkejut, tetapi juga menjadi bukti karomah yang dimiliki oleh Kiai Husnan.
Cerita tentang kejadian ini menyebar luas di kalangan masyarakat sebagai bukti keberkahan ilmu laduni yang diberikan Allah SWT kepada Kiai Husnan. Tak hanya sekadar kisah, peristiwa ini juga menjadi pengingat tentang keistimewaan murid yang memiliki ketulusan dalam mengabdi kepada gurunya.
Karomah ini tidak muncul begitu saja. Kiai Husnan mendapatkan ilmu tersebut melalui proses panjang pengabdian, ketakwaan, dan keikhlasan. Semua hal itu ia peroleh saat menimba ilmu di bawah asuhan Kiai Muhammad Hasan di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Keikhlasan dan pengorbanan seorang murid kepada gurunya sering kali membuka pintu-pintu keajaiban. Kiai Hasan Genggong, sebagai gurunya, memang dikenal sebagai salah satu wali besar yang memiliki banyak murid istimewa. Kiai Husnan adalah salah satu contohnya.
Ilmu yang diperoleh Kiai Husnan ini bukan sekadar ilmu pengetahuan biasa, melainkan ilmu laduni yang langsung datang dari Allah SWT. Ini merupakan keutamaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang memiliki ketaatan, keikhlasan, dan kedekatan spiritual yang mendalam.
Advertisement
Keutamaan Takdzim kepada Guru
Banyak kisah yang membuktikan bahwa hubungan murid dengan gurunya dapat mendatangkan berbagai keutamaan. Kejadian ajaib yang dialami Kiai Husnan merupakan salah satu bentuk dari keberkahan tersebut. Ia menunjukkan bahwa keimanan dan ketaatan bisa membuahkan hal-hal yang berada di luar nalar manusia.
Karomah Kiai Husnan tidak hanya berhenti pada kejadian ini. Banyak cerita lain yang beredar tentang keistimewaan yang dimiliki oleh tokoh asal Bondowoso tersebut. Namun, kisah tentang mengubah air sungai menjadi bensin tetap menjadi salah satu yang paling dikenang.
Kisah ini juga memberikan pelajaran bahwa ketaatan seorang murid kepada gurunya adalah salah satu kunci utama dalam meraih keberkahan hidup. Dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan, Kiai Husnan mampu membuktikan bahwa tak ada yang mustahil jika seseorang memiliki kedekatan dengan Allah SWT.
Dalam dunia pesantren, pengabdian kepada guru memang menjadi tradisi yang dijunjung tinggi. Para santri diajarkan bahwa keridhaan guru adalah salah satu jalan untuk meraih ilmu yang bermanfaat. Kisah Kiai Husnan menjadi bukti nyata dari nilai luhur tersebut.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya memuliakan guru. Dengan pengabdian yang tulus, keberkahan ilmu akan senantiasa mengalir dalam kehidupan seorang murid. Seperti yang dialami oleh Kiai Husnan, ketaatan membawa dirinya pada keistimewaan yang jarang dimiliki oleh orang lain.
Kisah ini pun semakin meneguhkan kepercayaan masyarakat tentang pentingnya ilmu yang barokah. Bukan sekadar ilmu pengetahuan biasa, tetapi ilmu yang membawa manfaat besar di dunia maupun akhirat. Kejadian ini menjadi bukti nyata akan keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih.
Dengan karomah yang dimilikinya, Kiai Husnan bin Muhsin telah menunjukkan bahwa keimanan, ketaatan, dan pengabdian bisa membuka pintu keajaiban. Kisahnya terus hidup di tengah masyarakat sebagai inspirasi bagi generasi penerus untuk selalu memuliakan guru dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul