Liputan6.com, Jakarta - KH Hamim Thohari Djazuli, atau yang akrab dikenal sebagai Gus Miek, adalah sosok ulama yang dikenal memiliki keistimewaan luar biasa. Kisah tentang karomah Gus Miek sering kali menjadi buah bibir masyarakat, termasuk cerita saat ia mengetahui isyarat wafatnya sang ayah, KH Djazuli Utsman atau Kiai Djazuli Ploso.
Sebagai seorang ulama yang sibuk berdakwah, Gus Miek jarang memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Aktivitasnya yang penuh dengan perjuangan dakwah sering membuatnya jauh dari istri dan anak-anaknya.
Dalam sebuah kisah yang dikuti dari tayangan di kanal YouTube @SahabatSantri, disebutkan bahwa Gus Miek memberikan pesan misterius menjelang wafatnya sang ayah.
Advertisement
Cerita bermula ketika istri Gus Miek berencana mengkhitankan salah satu putranya. Untuk itu, ia mengutus putra sulungnya, Gus Tajud, untuk mencari keberadaan Gus Miek agar rencana tersebut disampaikan langsung kepadanya.
Setelah melalui pencarian, Gus Tajud akhirnya berhasil bertemu dengan ayahnya. Saat itulah pesan dari sang ibu disampaikan mengenai rencana khitanan salah satu adik Gus Tajud.
Mendengar rencana tersebut, Gus Miek memberikan tanggapan yang singkat namun penuh makna. "Sampaikan ke ibumu, pokoknya jangan di tanggal itu. Cari hari yang lain," pesan Gus Miek tanpa memberikan alasan lebih lanjut.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Di Balik Pesan Gus Miek
Gus Tajud pun menyampaikan pesan tersebut kepada ibunya. Namun, karena persiapan acara sudah matang dan undangan telah disebarkan, sang ibu memutuskan untuk tetap melanjutkan acara pada tanggal yang telah direncanakan.
Ketika hari khitanan tiba, rahasia di balik pesan Gus Miek akhirnya terungkap. Pada hari itu, KH Djazuli Utsman, ayah Gus Miek, berpulang ke Rahmatullah. Peristiwa ini menyadarkan keluarga akan isyarat yang telah disampaikan sebelumnya.
Kejadian tersebut menjadi salah satu bukti karomah Gus Miek, yang sering kali mengetahui rahasia di luar jangkauan akal manusia. Kisah ini menyebar luas dan semakin mengukuhkan sosok Gus Miek sebagai seorang ulama yang memiliki keistimewaan.
Bagi masyarakat awam, hal seperti ini mungkin sulit dimengerti. Namun, karomah yang dimiliki oleh para wali Allah merupakan bagian dari kekuasaan-Nya yang tidak bisa dipahami secara logis.
Dalam berbagai kesempatan, Gus Miek memang dikenal sebagai sosok yang memiliki firasat tajam. Banyak peristiwa dalam kehidupannya yang menunjukkan bahwa ia memiliki keistimewaan spiritual.
Kisah wafatnya KH Djazuli Utsman menjadi salah satu bukti nyata tentang kedalaman ilmu dan kepekaan spiritual Gus Miek. Isyarat yang disampaikan olehnya menjadi pengingat akan pentingnya mendengarkan nasihat dari para ulama.
Advertisement
Gus Miek dan Karomahnya
Meskipun sibuk dengan aktivitas dakwah, Gus Miek tetap menunjukkan kepedulian yang besar kepada keluarga. Pesannya tentang tanggal khitanan menunjukkan perhatian terhadap hal-hal yang tidak kasatmata.
Bagi masyarakat Ploso dan sekitarnya, Gus Miek adalah sosok panutan. Kisah-kisah tentang karomahnya sering kali menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang mendengarnya.
Karomah tidak hanya menunjukkan keistimewaan seseorang, tetapi juga menjadi bukti akan kebesaran Allah. Melalui hamba-Nya yang terpilih, Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa manusia hanya bisa berencana, tetapi Allah yang menentukan. Apa yang terjadi pada hari khitanan tersebut menjadi bukti bahwa kehendak Allah selalu yang terbaik.
Pesan Gus Miek yang singkat namun bermakna menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan petunjuk dari orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah. Kisah ini pun menjadi pelajaran berharga bagi keluarga dan masyarakat luas.
Banyak yang mengatakan bahwa karomah Gus Miek bukan sekadar cerita, melainkan fakta yang dirasakan oleh banyak orang. Kisah ini menjadi salah satu dari sekian banyak keistimewaan yang dimilikinya.
Hingga kini, nama Gus Miek tetap dikenang sebagai ulama besar yang memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat. Karomahnya menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah melalui ilmu dan pengabdian.
Kisah tentang isyarat wafatnya sang ayah mengajarkan kita untuk senantiasa berserah diri kepada Allah dan menghormati nasihat dari orang-orang yang dekat dengan-Nya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul