Sukses

Gus Baha Ungkap Panggilan-Panggilan Mengagetkan untuk Manusia di Hari Kiamat, antara Bahagia dan Sesal

Manusia kelak akan dipanggil di hari kiamat dengan panggilan yang sesuai amal perbuatannya kata Gus Baha.

Liputan6.com, Cilacap - Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA, Rembang, Jawa Tengah KH. Ahmad Bahuddin Nursalim atau populer dengan sebutan Gus Baha menungkapkan bahwa ada panggilan-panggilan khusus kepada manusia di hari kiamat.

Saat dikumpulkan di Padang Mahsyar, manusia seluruhnya berada di tanah lapang yang sangat luas dan mampu menampung seluruh makhluk Allah SWT.

Di tempat itulah manusia akan dipanggil berdasarkan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Jika amalnya baik tentu saja panggilannya akan baik, namun sebaliknya jika buruk tentu saja akan dipanggil dengan sesuatu yang buruk.

Tentu saja, panggilan-panggilan ini sama sekali belum diketahui sebelumnya sehingga cukup mengagetkan manusia.

Lantas, panggilan-panggilan di hari kiamat seperti apa yang membuat manusia kaget pada saat itu? Simak ulasan Gus Baha berikut ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Panggilan atau Sebutan yang Mengagetkan di Hari Kiamat

Panggilan-panggilan yang mengagetkan manusia ialah panggilan-panggilan yang baik ataupun buruk. Panggilan baik untuk orang yang rajin beribadah kepada Allah SWT. Sementara panggilan yang buruk untuk hamba Allah SWT yang gemar bermaksiat kepada Allah SWT.

“Coba anda misalnya belum ada pengumuman masuk surga tapi dipanggil yaa musabbih, ya haamid, yaa mukabbir (Wahai orang yang suka baca tasbih, wahai orang yang suka membaca tahmid, wahai orang yang suka membaca takbir),” paparnya dikutip tayangan YouTube Short @NASEHATULAMA_83, Sabtu (21/12/2024).

Saat dipanggil dengan panggilan mulia sebagaimana contoh yang telah disebutkan Gus Baha di atas, maka tentu saja kita saat itu akan merasa bangga.

“Kaya apa kerennya!,” tegasnya.

Sementara jika kebetulan kita dipanggil dengan sebutan buruk betapa menyesalnya kita dan tentu saja membuat kita menjadi hina di hari yang mencekam itu.

“Ketimbang dipanggil orang yang tidak pernah takbir, hai orang yang judi online, ha ha ha.. Betapa malunya kita,” terangnya.

“Hai orang miskin yang suka berulah, hai yang tukang jual kuburan,” imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Kondisi Manusia di Padang Mahsyar

Mencuplik muslim.or.id, manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043)

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).

Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟!

“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul