Liputan6.com, Jakarta - Syirik merupakan perbuatan menyekutukan Allah SWT atau meyakini bahwa ada hal lain selain Dia yang dapat mengatur manusia. Kata syirik berasal dari kata syarika yang berarti berserikat, bersekutu atau bersama-sama.
Hal ini merujuk kepada kepercayaan terhadap lebih dari satu zat dan bukan tertuju pada yakin kepada Allah SWT.
Larangan untuk melakukan syirik terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
Advertisement
Baca Juga
سَأَلْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أيُّ الذَّنْبِ أعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ؟ قالَ: أنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وهو خَلَقَكَ
Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau menjawab, “Engkau menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia yang telah menciptakanmu.” (HR. Bukhari no. 4477)
Beberapa keterangan menyebutkan bahwa syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni. Namun, dalam banyak ayat juga disebutkan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Lantas, apakah dosa syirik dapat diampuni?
Saksikan Video Pilihan ini:
Jenis-Jenis Syirik
Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, ada 2 jenis perbuatan syirik:
1. Asy-Syirk al-Akbar (الشِّرْكُ اْلأَكْبَرُ)
Syirik akbar atau syirik besar merupakan syirik dalam bidang keyakinan. Seperti meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan ciptaan yang lain.
2. Asy-Syirk al-Ashgar (الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ)
Syirik ashgar atau syirik kecil merupakan menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh pujian dari orang lain. Padahal tujuan dalam beribadah dan beramal baik seharusnya hanya untuk mencari keridhoan Allah SWT.
Advertisement
Apakah Dosa Syirik Bisa Diampuni?
Dikutip dari tafsiralquran.id, dalam beberapa keterangan disebutkan, bahwa syirik merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan Allah SWT tidak akan mengampuninya. Akan tetapi, di banyak ayat Allah SWT menjelaskan bahwa Dia merupakan Dzat yang Maha Pengasih, Pemurah, lagi Pengampun. Dari sini kemudian muncul sebuah pertanyaan, apakah dosa syirik diampuni oleh Allah SWT?
Mengenai syirik merupakan perbuatan dosa besar, bisa disimak pada penggalan surat Alnisa’ ayat 48 berikut ini:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”
Ada dua pesan utama yang disampaikan dalam ayat di atas, yaitu (1) Syirik merupakan dosa besar dan Allah SWT tidak akan mengampuninya. (2) Pintu ampunan masih terbuka lebar bagi dosa-dosa yang levelnya di bawah dosa syirik. Dan, dalam penjelasan kitab al-Tafsir al-Wasid, kata syirik pada ayat di atas maksudnya adalah segala bentuk tindakan yang mencederai keesaan Allah, baik tidak mengimani keluhuran Allah serta mengultuskan tuhan yang lain selain diri-Nya, seperti para penyembah berhala maupun menyekutukan-Nya sembari mengimani-Nya seperti kaum Nasrani yang memercayai Allah sebagai tuhan, sebagai Nabi Isa, dan juga sebagai anak-Nya.
Allah Menerima Taubat yang Sungguh-sungguh
Syekh Sam’any ketika menyebutkan perbedaan pendapat ulama mengenai kategori dosa-dosa yang diampuni, mengatakan bahwa sebagian ulama berpendapat, di beberapa ayat lainnya, Allah SWT telah memerintahkan kaum musyrik untuk bertaubat (Al-Anfal ayat 38) dan Allah SWT memerintahkan pula kepada Nasrani-Yahudi untuk menyesali perbuatannya (Al-Baqarah ayat 160).
Hal ini mengindikasikan, semua kesalahan manusia memiliki peluang dimaafkan, selama mereka menyesali dan bertekad tidak akan mengulang perbuatannya.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa anatra surah An-Nisa ayat 48 tentang Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik dengan ayat-ayat yang menjelaskan tentang sifat rahmat-Nya, sama sekali tidak bertentangan.
Keduanya berlaku sesuai dengan konteksnya masing-masing. Jadi, Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun kepada hambanya yang mau menyesali kesalahannya. Sebaliknya, ampunan Allah tidak berlaku bagi mereka yang angkuh dan tidak mau bertaubat.
Wallahu a’lam.
Advertisement