Liputan6.com, Jakarta - Polisi merupakan profesi mulia yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban dan penegakan hukum di tengah-tengah masyarakat. Namun polisi juga kerap dicap negatif oleh masyarakat.
Hal ini di antaranya disebabkan oleh ulah oknum yang mencemarkan profesi luhur ini.
Sebagai profesi mulia, Ustadz Das’ad Latif wanti-wanti kepada seseorang yang berprofesi sebagai polisi untuk menjaga maruah dan martabat kepolisian di mata masyarakat.
Advertisement
Ustadz asal Makassar ini menekankan pentingnya mensyukuri nikmat sebagai polisi. Pasalnya, menurut pendakwah muda ini terdapat nikmat yang tidak dimiliki oleh masyarakat pada umumnya.
Baca Juga
“Jangan selalu merasa miskin Pak polisi, jangan…bapak semua orang kaya,” terangnya dikutip tayangan YouTube Short @Das’ad Latif, Sabtu (21/12/2024).
“Ada nikmat yang bapak miliki yang kami masyarakat sipil tidak miliki,” imbuhnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Nikmat Menjadi Polisi
Ustadz Das'ad Latif menegaskan bahwa menjadi polisi itu terdapat nikmat yang besar. Ustadz Das'ad menyebut sebagai nikmat sosial.
Nikmat ini tidak serta merta bisa dinikmati oleh semua orang. Beliau mencontohkan bahwa seragam polisi tidak boleh dipakai oleh sembarang orang yang tidak berprofesi sebagai polisi. Akan tetapi polisi bisa memakai baju yang beliau kenakan sebagai pendakwah.
“Apa? nikmat sosial namanya, saya tanya, “bapak polisi, bapak boleh ndak pakai baju seperti saya? Boleh! bapak boleh ndak pakai songkok seperti saya? Boleh! malah makin dicintai rakyat, bapak boleh ndak pakai sorban? Boleh!” @das’adlatifofficial, Sabtu (21/12/2024).
“Tapi boleh enggak Das’ad Latif pakai bajunya Kapolres, boleh nggak?" kelakarnya
“Pakai, ditangkap Ustaz, polisi gadungan itu yang Bapak harus syukuri, baju coklatmu," sambungnya.
“Jangan kau hina baju coklatmu bos dengan minta-minta uang dijalan!” tukasnya.
Advertisement
Pentingnya Mensyukuri Nikmat Allah
Menukil muisulsel.or.id, Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa mensyukuri Nikmat-Nya. Perintah Allah tersebut diikuti janji akan menambahkan nikmat yang dimilikinya bagi siapa saja yang bersyukur.
وَاّ ح ذ تَََذَّنَ رَبُّكُحم لَِٕى ح ن شَكَحر حُ تُ لَََزّيحدَنَّكُحم وَلَِٕى ح ن كَفَحر حُ تُ اّنَّ عَذَا حّ بِ لَشَدّيحدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Perintah untuk bersyukur dan janji Allah bagi yang bersyukur adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga bagi manusia pada kehidupan ini. Sebab, bersyukur menjadi amalan yang tidak pernah berhenti diperintahkan untuk dilakukan seiring dengan nikmat Allah yang tidak pernah berhenti. Tidak terbatas dan tidak ada yang sanggup menghitungnya.
Sesungguhnya nikmat Allah yang pertama bagi manusia adalah nikmat kehidupan ini. Allah menundukkan bagi manusia segala makhluknya untuk kepentingan manusia. Cahaya matahari dengan segala manfaatnya, Bulan dengan sinarnya yang indah, awan yang teduh, udara yang kita hirup, lautan yang di dalamnya terdapat nikmat-nikmat Allah yang lain, gunung-gunung, sungai-sungai dan semuanya disediakan untuk kepentingan manusia.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul