Sukses

Gus Baha Takjub, Bukan Anak Kiai tapi Ngaji Tafsir

Gus Baha takjub dengan seseorang yang bukan anak atau cucu kiai tapi mengaji kitab tafsir

Liputan6.com, Cilacap - KH. Ahmad Bahauddin atau Gus Baha mengungkapkan kekagumannya kepada seseorang yang bukan Gus atau bukan anak kiai, namun begitu perhatian dengan masalah mempelajari ilmu-ilmu agama atau biasa disebut dengan mengaji.

Rasa takjub atau kagum Gus Baha ini disampaikan dalam sebuah kesempatan ceramahnya. Gus Baha tidak secara spesifik mengkaji masalah ini, namun uraian kekaguman itu tatkala membahas masalah hidup yang tidak usah dibuat ruwet.

Hidup ruwet yang menjadi pembahasan Gus Baha kali ini perihal hidup seseorang yang hanya mengingat akan kesalahan dan kelemahan dirinya saja, termasuk menyesali karena ditakdir bukan menjadi seorang anak kiai atau populer disebut Gus.  

“Pokoknya hidup yang ruwet yang hanya mengingat salahmu saja itu tinggalkan,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @@MuharulizChannel, Minggu (22/12/2024).

“Ingat saja kalau kamu orang hebat,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kagum sama Orang yang Bukan Anak Kiai Tapi Ngaji Tafsir

Gus Baha mengungkapkan kekagumannya kepada sosok orang yang terbilang unik dan spesial. Sebab, bukan anak kiai namun senang mengaji, bahkan bukan hanya sekadar mengaji tapi kitab yang dikaji terbilang tinggi, yakni kitab Tafsir.

“Bapakmu bukan kiai, mbahmu bukan kiai kok senang mengaji, itu lebih aneh, top banget itu,” tuturnya.

“Menurut saya, kalau saya bawa Tafsir Jalalain itu tidak mengagetkan, sebab muridnya Mbah Moen anaknya Mbah Nursalim, wajar bawa Jalalain,” sambungnya.

“Sampeyan tidak jelas asal usulnya bawa Jalalain,” tandasnya.

“Ha…ha…ha…,” sahut tawa para jemaah.

3 dari 3 halaman

Kemuliaan Mengaji Kitab Tafsir

Mengutip muslim.or.id, berikut ini beberapa keutamaan mempelajari Tafsir Al-Qur'an,

1. Materi Ilmu Tafsir adalah Materi Pelajaran yang Paling MuliaIbnul Qayyim rahimahullah dalam Miftah Daris Sa’adah: 1/86 mengatakan,

وهو أن شرف العلم تابع لشرف معلومه

“Bahwa kemuliaan sebuah ilmu mengikuti kemuliaan materi yang dipelajari dalam ilmu tersebut.”

Jelaslah bahwa ilmu Tafsir termasuk ilmu yang paling mulia karena materi yang dipelajari darinya adalah kalamullah. Hal ini karena tidak ada satu pun dari ucapan yang lebih mulia dari firman Allah Ta’ala, oleh karena itu pantaslah jika termasuk diantara ilmu yang paling mulia.

2. Mempelajari Tafsir Al-Qur`an adalah Jenis Mempelajari Al-Qur`an yang Paling MuliaRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya” (HR. Imam Al-Bukhari).

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah setelah membawakan hadits di atas, lalu menjelaskan,

وتعلم القرآن وتعليمه يتناول تعلم حروفه وتعليمها، وتعلم معانيه وتعليمها

Mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya mencakup:

(1) mempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnya, dan(2) mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya,

وهو أشرف قسمي تعلمه وتعليمه , فإن المعنى هو المقصود، واللفظ وسيلة إليه.

“Yang terakhir inilah (no.2) merupakan jenis mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya yang paling mulia, karena makna Al-Qur`an itulah yang menjadi tujuan yang dimaksud, sedangkan lafadz Al-Qur`an  adalah sarana untuk mencapai maknanya.”

 فتعلم المعنى وتعليمه تعلم الغاية وتعليمها

“Maka  mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya (hakekatnya) adalah mempelajari dan mengajarkan sebuah tujuan.”

وتعلم اللفظ المجرد وتعليمه  تعلم الوسائل وتعليمها

“sedangkan mempelajari dan mengajarkan lafadz semata (hakekatnya) adalah mempelajari dan mengajarkan sebuah sarana.”

 وبينهما كما بين الغايات والوسائل

“Dan (perbandingan) diantara keduanya seperti perbandingan antara tujuan dan sarana.”

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul