Sukses

Ciri Islam Ahlussunah wal Jamaah Diungkap Gus Baha, Pasti Begini

Gus Baha menjelaskan bahwa ajaran Islam tidak hanya memanggil orang yang sudah taat, tetapi juga mereka yang sedang berjuang dengan dosa dan maksiat. "Islam itu memanggil-manggil mereka, baik orang yang dekat maupun orang yang jauh, orang yang sekarang baru maksiat, baru salah, baru bergumul dengan dosa, juga dipanggil oleh Islam," ujar Gus Baha.

Liputan6.com, Jakarta - Islam, sebagai agama yang penuh rahmat dan kasih sayang, memiliki sifat yang membedakannya dari pandangan sebagian orang yang mungkin lebih keras dan menuntut. Gus Baha, dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @suudbulak2713, mengungkapkan bahwa Islam selalu memanggil, bukan mengusir. Ia menekankan bahwa Islam mengundang setiap orang, baik yang dekat maupun yang jauh, untuk kembali ke jalan yang benar.

Gus Baha menjelaskan bahwa ajaran Islam tidak hanya memanggil orang yang sudah taat, tetapi juga mereka yang sedang berjuang dengan dosa dan maksiat. "Islam itu memanggil-manggil mereka, baik orang yang dekat maupun orang yang jauh, orang yang sekarang baru maksiat, baru salah, baru bergumul dengan dosa, juga dipanggil oleh Islam," ujar Gus Baha.

Dalam video tersebut, Gus Baha mengutip sebuah Surat Az-Zumar Ayat 53 dari Al-Qur'an, "Qul Ya ibadi ladzina asrofu ala anfusihim taqnatu Mirrahmatillah," yang artinya, "Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah." Gus Baha mengingatkan, Islam memanggil semua orang untuk kembali, tidak ada yang terbuang dari kasih sayang-Nya.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun seseorang mungkin jauh dari jalan yang benar atau terjerumus dalam dosa, Islam tetap memanggil mereka. "Sing apik Yo diceluk, sing sedang jauh juga diceluk," tambah Gus Baha. Islam tidak pernah memutus hubungan kasih sayang-Nya, bahkan terhadap mereka yang sedang bergumul dengan kesalahan.

Islam, menurut Gus Baha, memiliki ciri khas yang membedakan umatnya dengan kelompok lain. "Ciri khas Ahlussunah wal Jama'ah adalah memanggil, bukan mengusir," tegas Gus Baha.

Semangat Islam adalah semangat untuk mengajak orang kembali, bukan untuk mengeluarkan mereka. Ini adalah inti dari ajaran yang penuh kasih sayang dan harapan.

Gus Baha menekankan bahwa Islam tidak pernah memutuskan harapan bagi siapa pun. "Semangatnya itu memanggil, bukan mengeluarkan," ujarnya.

Meskipun seseorang berbuat salah, Islam tetap memberikan kesempatan bagi mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Islam tidak pernah menutup pintu bagi siapa pun, bahkan bagi mereka yang jauh sekalipun.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Maksiat dan Taat Sama-Sama Disayang

Selain itu, Gus Baha juga menyoroti betapa Islam penuh kasih sayang, baik untuk yang taat maupun yang maksiat. "Islam itu sayang sama semuanya, yang taat ya disayang, yang maksiat juga disayang," jelas Gus Baha. Dalam pandangan Islam, tidak ada perbedaan perlakuan antara orang yang taat dan yang maksiat, keduanya dipanggil dengan kasih sayang yang sama.

Gus Baha mengingatkan bahwa meskipun Islam mengasihi semua umat, setiap orang tetap harus tahu diri. "Syafaat itu ya taat," ujar Gus Baha. Meskipun Islam memberi harapan bagi mereka yang berbuat maksiat, kesadaran diri tetap menjadi kunci untuk mendapatkan syafaat tersebut.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun Nabi Muhammad SAW tidak ikut terlibat dalam maksiat, beliau tetap memberikan fasilitas syafaat bagi umatnya yang melakukan kesalahan. "Kayak apa orang Islam sing ahli maksiat, nabi masih beri fasilitas syafaat," kata Gus Baha. Ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Nabi kepada umatnya.

Islam, menurut Gus Baha, adalah agama yang memfasilitasi siapa pun untuk kembali ke jalan yang benar. "Islam ini fasilitas, sing taat karuan baik, sing maksiat pun diberi harapan," ujar Gus Baha. Meski seseorang berbuat salah, mereka tetap diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendapatkan kasih sayang Allah.

Gus Baha mengingatkan bahwa meskipun syafaat itu diberikan, tetap ada syaratnya. "Tapi yo tahu diri, syafaat yo taat," kata Gus Baha. Ini adalah pengingat bagi umat bahwa meskipun kasih sayang dan syafaat tersedia, amal baik dan ketaatan adalah jalan utama untuk mendapatkannya.

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam, ketaatan adalah kunci untuk meraih kemuliaan. "Syafaat itu tidak hanya diberikan tanpa usaha," tambahnya. Taat kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi adalah jalan untuk meraih rahmat dan syafaat dari-Nya.

3 dari 3 halaman

Islam Berikan Harapan Bagi Merka yang Berbuat Salah

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menegaskan bahwa meskipun Islam memberi harapan bagi mereka yang berbuat salah, umat Islam tetap harus berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam maksiat. "Islam itu bukan hanya untuk orang baik saja, tapi untuk semuanya," ujarnya. Hal ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Islam bagi semua umat manusia.

Gus Baha menyampaikan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk tidak mudah menghakimi orang lain, terutama mereka yang berbuat maksiat. "Jangan sampai kita mengusir mereka, tapi justru mengajak mereka kembali," katanya. Dalam ajaran Islam, setiap orang berhak untuk mendapat kesempatan kedua.

Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan agar umat Islam tidak hanya peduli pada ketaatan diri sendiri, tetapi juga mengajak orang lain untuk kembali kepada jalan yang benar. "Islam itu bukan hanya urusan diri sendiri, tapi juga bagaimana kita mengajak orang lain kembali kepada Allah," tambah Gus Baha.

Gus Baha juga mengajak umat untuk memperbanyak doa dan mendoakan mereka yang sedang dalam kesesatan. "Jangan sampai kita hanya melihat kesalahan mereka, tapi juga mendoakan mereka agar kembali kepada kebaikan," ujarnya. Ini adalah bentuk kasih sayang yang sesungguhnya, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Dengan ajaran ini, Gus Baha berharap umat Islam bisa lebih bijaksana dalam menyikapi perbedaan dan kesalahan orang lain. "Semoga kita bisa mengikuti ajaran Nabi, yang selalu memanggil dan tidak pernah mengusir," tutupnya. Dengan demikian, Gus Baha mengingatkan kita untuk selalu menyebarkan kasih sayang, bukan hanya dalam kebaikan tetapi juga dalam menghadapi kesalahan orang lain.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul