Sukses

Jangan Berdoa Begini, Itu Doa Kriminal Kata Gus Baha, Kenapa?

Gus Baha menjelaskan bahaya dari doa yang dikreasikan dengan keinginan pribadi. Doa yang dibuat dengan nafsu biasanya bertujuan untuk kepentingan diri sendiri, tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain. Misalnya, seorang yang berdoa agar dirinya menjadi kaya raya dengan memiliki ribuan karyawan. Gus Baha menyatakan bahwa doa seperti itu bisa dianggap sebagai “doa kriminal.”

Liputan6.com, Jakarta - Doa adalah bentuk komunikasi antara umat manusia dengan Allah SWT, yang biasanya dilandasi oleh niat baik dan harapan untuk mendapatkan berkah atau pertolongan. Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, memperingatkan bahwa mengkreasikan doa dengan keinginan pribadi yang berlebihan bisa berpotensi menjadi sebuah tindakan yang salah.

Dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @suudbulak2713, Gus Baha menjelaskan mengapa harus mengikuti tata cara doa yang diajarkan dalam ajaran Islam, dan bukan semata-mata hasil dari kreasi atau keinginan pribadi.

Menurut Gus Baha, doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sudah sangat sempurna dan jauh lebih baik daripada doa yang diciptakan oleh pikiran dan nafsu manusia. “Doa yang diajarkan nabi tentu lebih baik timbang doa kreasine sampean,” ujar Gus Baha. Ini menjadi dasar utama bagi umat Islam untuk tidak mencoba mengubah atau menciptakan doa yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahaya dari doa yang dikreasikan dengan keinginan pribadi. “Karena kalau sampean mengkreasi doa itu pasti satu karena nafsu,” tambahnya. Doa yang dibuat dengan nafsu biasanya bertujuan untuk kepentingan diri sendiri, tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain. Misalnya, seorang yang berdoa agar dirinya menjadi kaya raya dengan memiliki ribuan karyawan. Gus Baha menyatakan bahwa doa seperti itu bisa dianggap sebagai “doa kriminal.”

Menurut Gus Baha, jika doa tersebut dikabulkan, maka akan menyebabkan orang lain menjadi miskin. "Ya Allah, jadikan saya orang kaya raya yang punya karyawan 10.000. Oh itu doa kriminal," ujar Gus Baha. Sebab, untuk menjadikan seseorang kaya dengan memiliki banyak karyawan, ada kemungkinan banyak orang yang akan menjadi miskin dan bekerja untuknya.

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa meskipun doa itu terdengar baik dan mulia, ia tetap menyimpan niat yang kurang baik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Berdoa Ingin Menghidupi 1.000 Yatim, Ini Juga Salah dan Bahaya

"Gayanya baik tapi agak kurang ajar," katanya.

Hal ini karena doa seperti itu akan memiskinkan orang lain demi mewujudkan keinginan pribadi. Gus Baha menambahkan contoh lain, yaitu doa agar menjadi orang kaya yang bisa menghidupi 1.000 orang yatim.

“Bayangkan kalau doa sampean mustajab, harus mematikan 1.000 bapak supaya ada yatim,” ujarnya.

Dengan kata lain, doa seperti itu akan menyebabkan kematian 1.000 orang untuk menciptakan 1.000 anak yatim, yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Gus Baha mengingatkan bahwa doa seperti ini sangat berbahaya, terutama jika sampai dikabulkan. "Makanya doa aneh-aneh itu bahaya," ujarnya dengan tegas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun doa tersebut tampak berniat baik, pada kenyataannya bisa menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi orang lain.

Ia juga menekankan pentingnya tidak mengubah doa sesuai dengan keinginan pribadi yang sempit. Ia menegaskan bahwa dalam doa, kita tidak boleh berharap untuk memperoleh keuntungan pribadi yang merugikan orang lain. Sebaliknya, doa harus lebih kepada memohon pertolongan agar bisa membantu orang lain, bukan untuk meraih kepentingan pribadi semata.

Gus Baha juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana doa yang salah bisa menimbulkan perasaan yang kurang ajar. "Berarti kamu berharap aku kere, kere terus disantuniu kan kurang ajar betul," katanya. Ia menunjukkan bahwa berdoa untuk menjadi kaya agar bisa menyantuni orang lain, dengan harapan orang tersebut terus-menerus membutuhkan bantuan, adalah suatu bentuk doa yang keliru.

Menurut Gus Baha, doa yang seperti itu bisa dianggap sebagai doa yang tidak pantas dan bahkan bisa dianggap kriminal. “Ora usah ndungo kreasi, bahaya,” tegas Gus Baha. Doa yang diciptakan berdasarkan keinginan dan nafsu pribadi dapat membawa dampak negatif yang tidak terduga, dan bisa berbahaya bagi orang lain.

3 dari 3 halaman

Lebih Bahaya Lagi Kalau Berdoa Ingin Menyantuni Gus Baha, Ini Maksudnya

Gus Baha menegaskan bahwa doa yang sesuai dengan ajaran agama adalah doa yang tulus dan tidak berdasarkan ego pribadi. “Coba kalau sampeyan dongo, Ya Allah paringi kulo sugeh Ben saget nyantuni Gus Baha,” ujarnya. Ini adalah contoh doa yang tidak boleh dikabulkan, karena bisa berakibat pada ketidakadilan bagi pihak lain.

“Berarti kalau doa itu manjur saya dimiskinkan dulu butuh santunan ngawur sekali doa itu,” lanjut Gus Baha. Ia menegaskan bahwa doa yang mengharapkan orang lain menjadi miskin agar bisa disantuni adalah contoh dari doa yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Gus Baha mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga kesucian doa dan tidak merubahnya dengan tujuan pribadi yang sempit. “Makanya yang pernah doa begitu dicabut, ya mulai hari ini itu,” katanya. Hal ini menunjukkan bahwa doa yang salah harus segera diperbaiki agar tidak menimbulkan dampak buruk.

“Kelihatannya mahabbah tapi itu kriminal,” ujar Gus Baha menutup penjelasannya. Ia ingin mengingatkan umat agar selalu berhati-hati dalam berdoa, karena doa yang tampaknya penuh kasih sayang sekalipun bisa berpotensi menimbulkan kerugian jika tidak dilandasi dengan niat yang benar.

Gus Baha juga mengingatkan umat untuk senantiasa berdoa dengan niat yang baik dan tulus, bukan untuk memenuhi keinginan pribadi atau ego. “Itu enggak boleh,” katanya dengan tegas. Ia menegaskan bahwa doa yang benar adalah doa yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan tidak melanggar prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.

Dengan begitu, Gus Baha ingin mengingatkan bahwa doa adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mengubah takdir atau meraih keuntungan yang merugikan orang lain. Doa yang benar adalah doa yang tulus, penuh kasih sayang, dan tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul