Liputan6.com, Cilacap - Salah seorang ilmuwan muslim terkemuka yang ahli dalam ilmu kedokteran ialah Ibnu Sina. Di Barat, Ibnu Sina terkenal dengan panggilan Avicenna.
Ibnu Sina merupakan sosok ilmuwan yang sukses dan pintar. Di usia yang masih sangat muda yakni 15 tahun, ada pula yang mengatakan 16 tahun, Ibnu Sina telah menjadi dokter, di mana profesi ini saat itu tergolong langka.
Tak hanya pengetahuan kedokteran yang digelutinya, Ibnu Sina ini juga merupakan seorang yang luas pengetahuan agamanya. Beliau merupakan seorang hafal Al-Qur’an dan mengetahui kandungan isi Al-Qur’an (tafsir).
Advertisement
Hal demikian sebagaimana diterangkan mubaligh muda Muhammadiyah yakni Ustadz Adi Hidayat atau akrab dengan sapaan UAH.
Baca Juga
“Ibnu Sina Bapak Ibu tahu, Avicenna? Avicenna itu ahli Qur’an, hafal Qur’an. Tahu tafsir. Jadi dokter muda otodidak usia 15 tahun,” terang UAH dikutip dari tayangan YouTube Short @noidea6946, Selasa (24/12/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Rahasia Ibnu Sina bisa Pintar
Profesi mentereng sekaligus kejeniusan otanya itu menjadi perhatian pendakwah muda asal kota Jawara Ini. UAH membeberkan amalan rutin yang dilakukan Ibnu Sina yakni mendatangi masjid.
Demikian halnya jika beliau lupa kan suatu hal, langsung mendatangi masjid dan melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat.
“Tapi bagaimana beliau bisa pintar seperti itu?” tanya UAH.
"Datang ke masjid, sudah sangat terkenal, kalau lupa datang ke masjid sholat dua rakaat langsung ingat apa yang ingin diingatnya," sambungnya.
“Tapi orang sekarang lebih hebat, baru takbir sudah ingat semua yang tidak ingin diingat,” kata UAH menyela dengan kelakarnya.
“Ha…ha…ha…,” sahut gemuruh tawa para jemaah.
Advertisement
Sekilas tentang Ibnu Sina
Mencuplik fk.ulm.ac.id, Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Afshana, dekat Bukhara di Asia Tengah (sekarang Uzbekistan). Ibnu Sina dikenal sebagai anak ajaib karena sudah mampu membaca Alquran pada usia 10 tahun.
Bahkan, dia telah cukup menguasai pengetahuan medis kontemporer dan dapat mempraktikkannya pada usia 16 tahun. Menginjak usia remaja, dia belajar ilmu penalaran dasar dari seorang guru, dan kemudian mempelajari pemikiran-pemikiran filsuf era Hellenistik secara otodidak.
Beliau menelurkan beragam karya di bidang kedokteran, yang bahkan masih relevan hingga masa sekarang. Bukunya yang berjudul Al-Qanun fi At-Thibb atau The Canon of Medicine (Kitab Pengobatan), menjadi buku rujukan utama dunia kedokteran Eropa hingga pertengahan abad ke XVII.
Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai mempelajari ilmu pengobatan. Ketika itu Sultan Bukhara jatuh sakit dan tidak ada satu pun tabib istana yang mampu mengobati. Ibnu Sina kemudian dipanggil untuk menyembuhkan sang raja.
Di luar dugaan, dia berhasil melaksanakan tugasnya. Sebagai bentuk terima kasih, Sultan kemudian mengizinkan Ibnu Sina mengakses perpustakaan Samanid, yang kemudian memperluas cakrawala pemikiran dan pengetahuannya. Memasuki usia 21 tahun, Ibnu Sina mulai aktif menuliskan pemikirannya. Tidak kurang dari 240 karya mencakup berbagai bidang, mulai dari matematika, fisika, astronomi, musik, dan puisi telah dia hasilkan.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul