Liputan6.com, Jakarta - Syirik adalah salah satu dosa besar dalam Islam yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Dalam kehidupan sehari-hari, tindakan yang terkesan biasa bisa berpotensi menimbulkan syirik tanpa kita ketahui.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan bahwa syirik itu terjadi ketika seseorang menyekutukan Allah dengan makhluk lain atau menganggap ada kekuatan selain Allah yang setara dengan-Nya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @kyaindeso7351, Gus Baha menjelaskan bahwa syirik tidak selalu datang dalam bentuk yang mencolok atau besar. Bahkan dalam hal-hal yang terlihat sepele seperti memercayai bahwa obat tertentu dapat menyembuhkan sakit kepala, bisa menjadi bentuk syirik.
Advertisement
"Misalnya, kita yakin kalau sakit kepala langsung ngambil obat, atau kalau sakit perut langsung nyari bodrex," ujar Gus Baha, memberikan contoh sehari-hari yang mungkin tidak kita sadari.
Penting untuk diingat, kata Gus Baha, bahwa mempercayai sesuatu yang selain Allah memiliki kekuatan yang setara dengan-Nya adalah bentuk dari syirik. Meskipun kita sering kali menganggap hal tersebut sebagai kebiasaan atau tindakan yang wajar, namun jika ditelusuri lebih dalam, ada bahaya besar yang terkandung di dalamnya.
Kepercayaan pada benda atau makhluk selain Allah yang bisa menyembuhkan penyakit bisa mengarah pada keyakinan bahwa Allah tidak memiliki kekuatan mutlak.
Gus Baha juga menekankan bahwa hal-hal seperti ini seringkali terjadi tanpa disadari. Karena itu, sangat penting untuk selalu memperkuat niat kita dalam beribadah dan mengingat Allah dalam segala aktivitas kita, termasuk dalam hal yang dianggap kecil sekalipun.
"Makanya itu harus dihilangkan lewat baca bismillah," jelas Gus Baha, menyarankan agar kita selalu mengucapkan bismillah dalam setiap kegiatan, termasuk saat makan atau minum.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Menetralisir Syirik
Menurut Gus Baha, membaca bismillah adalah salah satu cara untuk menetralisir kekuatan-kekuatan adat atau kebiasaan yang bisa berpotensi menjerumuskan pada syirik. "Bismillah itu tidak wajib, tapi siapapun yang mukasyafah akan mewajibkan baca bismillah," katanya.
Dengan membaca bismillah, kita mengingatkan diri kita bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah karena kekuatan dan izin Allah semata.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita merasa yakin bahwa makanan atau minuman tertentu dapat memberikan kita kenyang atau kesegaran. "Coba sekarang kamu yakin kalau makan itu pasti wareg (kenyang), kalau ngombe pasti seger," ujarnya, menggambarkan bagaimana kita sering kali merasa bahwa kenyang atau kesegaran datang secara otomatis dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Gus Baha mengingatkan bahwa keyakinan seperti itu bisa berbahaya jika tidak disertai dengan pemahaman bahwa semuanya terjadi karena kekuatan Allah. "Karena kita bertahun-tahun makan, hampir pasti kita merasa makan itu pasti kenyang," jelas Gus Baha. Namun, kata "pasti" yang kita gunakan dalam hal ini bisa berpotensi menjauhkan kita dari pengakuan terhadap kekuatan Allah.
Jika kita terlalu yakin bahwa makanan atau minumanlah yang memberikan kita kenyang dan kesegaran, maka kita sebenarnya telah menafikan kekuatan Tuhan yang Maha Segala. "Lo, kata 'pasti' ini yang jadi syirik," kata Gus Baha, menjelaskan bahwa saat kita merasa terlalu pasti tentang sesuatu yang seolah datang dari kekuatan selain Allah, itulah yang bisa mengarah pada syirik.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, termasuk makan dan minum, adalah karena kekuatan Allah. Makanan seperti nasi, meskipun sangat penting bagi kehidupan kita, tidak memberikan kekuatan itu sendiri. "Kamu sekarang makan bisa hidup juga karena kekuatan Allah, bukan karena makanan itu sendiri," ujarnya, mengingatkan bahwa segala sesuatu yang kita alami adalah karena izin Allah.
Gus Baha menjelaskan lebih lanjut bahwa untuk memahami hal ini dengan lebih baik, kita harus menyadari bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita adalah bentuk dari kuasa Allah yang tidak terbatas. "Sego (nasi) itu tidak memiliki kekuatan untuk memberikan hidup, itu semua karena kekuatan Allah," kata Gus Baha. Kita harus menyadari bahwa tanpa izin Allah, tidak ada yang bisa terjadi, bahkan hal yang terlihat sangat sederhana seperti makan.
Â
Advertisement
Ini Bentuk Memperkecil Kekuatan Allah SWT
Ketika kita terlalu yakin bahwa kekuatan ada pada benda atau makhluk selain Allah, maka kita sedang memperkecil kekuasaan Allah di dalam hati kita. Gus Baha menekankan pentingnya untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, agar tidak jatuh dalam kesalahan syirik yang tanpa disadari bisa mengancam aqidah kita.
Syirik bukan hanya terjadi ketika kita menyembah selain Allah, tetapi juga bisa terjadi dalam bentuk-bentuk yang lebih halus, seperti saat kita mempercayai kekuatan benda atau makhluk selain Allah. Gus Baha mengingatkan bahwa syirik bisa muncul dalam keseharian kita jika kita tidak berhati-hati dan tidak menjaga hati dengan penuh kesadaran akan kebesaran Allah.
Dalam konteks ini, Gus Baha mengajak umat Islam untuk selalu menjaga diri dari perasaan bahwa ada kekuatan selain Allah yang mampu mempengaruhi hidup kita. "Apa yang terjadi dalam hidup kita itu adalah kehendak Allah, dan kita harus selalu menyandarkan segala sesuatunya kepada-Nya," kata Gus Baha, memberikan pesan penting untuk tidak terjerumus dalam syirik yang mungkin tanpa kita sadari muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa segala yang kita lakukan, baik itu makan, minum, atau aktivitas lainnya, harus selalu diiringi dengan kesadaran bahwa itu semua adalah karunia dari Allah. "Semua yang kita alami, termasuk makan dan minum, hanya terjadi dengan kekuatan Allah semata," ujar Gus Baha, menegaskan kembali bahwa segala sesuatunya adalah atas kehendak-Nya.
Sebagai penutup, Gus Baha mengingatkan bahwa kita harus selalu berusaha menjaga diri dari perasaan bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat mempengaruhi hidup kita. "Jaga hati kita, jangan sampai terjerumus pada syirik, meskipun itu terjadi dalam bentuk yang sangat halus," pesannya, menekankan pentingnya menjaga aqidah dan memperkuat iman dalam setiap aspek kehidupan kita.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul