Liputan6.com, Jakarta - Iman menjadi fondasi utama dalam setiap ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim. Dalam sebuah ceramah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menceritakan sebuah kisah yang mengingatkan kita tentang betapa pentingnya kekuatan iman dalam menjalankan ibadah.
Cerita tersebut menggambarkan perbedaan yang sangat signifikan antara penghafal Al-Qur'an yang mengandalkan hafalannya dalam sholat, dan seorang tua sepuh yang sholat hanya karena iman yang kuat di dalam hati.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @taklimalakbar, Ustadz Adi Hidayat menceritakan bagaimana seorang penghafal Al-Qur'an merasa kesulitan saat melaksanakan sholat tarawih. Ia menyebutkan bahwa penghafal tersebut sedang menjalankan sholat sunnah di bulan Ramadhan itu dengan penuh semangat.
Advertisement
Namun, meskipun hafalannya sangat kuat, tubuhnya mulai terasa goyah dan gelisah saat mengerjakan sholat.
Pada rakaat pertama, penghafal Al-Qur'an tersebut melaksanakan sholat dengan penuh perhatian, membaca surah Al-Baqarah dengan panjang dan penuh penghayatan. Namun, pada rakaat kedua, ia mulai merasakan ketidaknyamanan. Kakinya mulai goyang, dan pikirannya terasa kacau. Penghafal tersebut merasa ada yang kurang meskipun hafalan Qur'an ada di dalam dirinya.
Setelah salam pada rakaat kedua, penghafal tersebut merasa sedikit cemas dan mencoba berbicara dengan orang di sampingnya. Ternyata, di sampingnya ada seorang kakek sepuh yang juga sedang melaksanakan sholat. Kakek tersebut tampak sangat tenang, tanpa adanya tanda-tanda kegelisahan atau kekhawatiran. Bahkan, meskipun sholat sudah berlangsung cukup lama, kakek itu tampak santai dan nyaman.
Dengan rasa penasaran, penghafal Al-Qur'an tersebut bertanya kepada kakek tersebut, "Kenapa kakek bisa begitu tenang saat sholat, sementara saya yang hafal Al-Qur'an saja sudah mulai goyang-goyang?" UAHÂ melanjutkan ceritanya dengan memberikan jawaban dari kakek tersebut yang sangat mendalam dan menggugah.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Sindiran Telak Kakek Tua
Kakek itu dengan tenang menjawab, "Saya sholat bukan karena hafalan Al-Qur'an, saya sholat karena iman saya. Saya merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Kata-kata tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Kakek itu menjelaskan bahwa kekuatan dalam sholat bukan hanya bergantung pada hafalan atau amalan fisik, tetapi yang lebih penting adalah keyakinan dan keimanan yang ada dalam hati.
Kekuatan iman, menurut kakek tersebut, adalah inti dari segala ibadah. Imanlah yang memberikan ketenangan dan kekuatan dalam menjalankan ibadah, meskipun tubuh kita lelah atau pikiran kita terganggu. Kakek itu menjelaskan bahwa dengan iman, seseorang merasa selalu diawasi oleh Allah, yang membuatnya merasa tenang dan tidak terburu-buru dalam setiap gerakan sholat.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa kisah ini menunjukkan betapa pentingnya iman dalam setiap ibadah. Meskipun seseorang hafal Al-Qur'an dengan sangat baik, namun jika imannya lemah, ia akan merasa goyah dalam ibadahnya. Sebaliknya, seseorang yang tidak hafal Al-Qur'an tetapi memiliki iman yang kuat, akan merasa lebih tenang dan khusyuk dalam salat.
Cerita ini juga menjadi pelajaran bagi setiap Muslim untuk selalu memperkuat iman mereka, terutama ketika menjalankan ibadah. Iman yang kuat akan membuat seseorang merasa dekat dengan Allah, merasa bahwa setiap gerakan dan doa yang dilakukan dalam sholat adalah untuk menghadap kepada-Nya. Hal ini akan menghilangkan rasa gelisah dan ketidaknyamanan yang sering dirasakan saat beribadah.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terfokus pada hal-hal duniawi dan melupakan pentingnya iman dalam setiap aspek hidup. Padahal, jika iman kita kuat, segala masalah dan ujian hidup akan terasa lebih ringan karena kita merasa selalu diawasi oleh Allah.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa salah satu kekuatan terbesar dalam hidup adalah iman. Iman yang kuat mampu memberikan ketenangan dalam menghadapi segala permasalahan hidup. Iman juga menjadi penguat dalam menjalankan ibadah, sehingga setiap gerakan sholat tidak terasa berat, meskipun tubuh lelah atau pikiran terganggu.
Advertisement
Perhatikan Kekuatan Iman, Jangan hanya Hafalan dan Ibadah Fisik
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa setiap Muslim seharusnya tidak hanya berfokus pada hafalan atau amalan fisik, tetapi juga harus memperhatikan kekuatan iman di dalam hati. Iman adalah fondasi utama yang membuat segala amal ibadah diterima oleh Allah. Oleh karena itu, memperkuat iman adalah hal yang sangat penting bagi setiap umat Muslim.
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, iman seharusnya menjadi penggerak utama dalam setiap tindakan. Iman yang kuat akan mempengaruhi cara kita berperilaku, berinteraksi dengan sesama, dan melaksanakan kewajiban agama. Hal ini akan menciptakan kedamaian dan ketenangan dalam hidup, sebagaimana yang dirasakan oleh kakek sepuh dalam kisah tersebut.
"sholat adalah ibadah yang membutuhkan kekuatan hati, bukan hanya kekuatan fisik," ujar Ustadz Adi Hidayat, mengingatkan kepada umat Muslim untuk selalu memperhatikan aspek batin dalam setiap ibadah yang dilakukan. Tanpa iman yang kuat, ibadah yang dilakukan hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna yang mendalam.
Ustadz Adi Hidayat juga memberikan pesan kepada umat untuk selalu menjaga kualitas iman mereka. Iman bukan hanya tentang keyakinan dalam hati, tetapi juga tentang bagaimana kita mewujudkan keyakinan tersebut dalam setiap tindakan dan ucapan kita. Iman yang kuat akan membawa seseorang lebih dekat dengan Allah, dan ini akan terlihat dalam setiap amal ibadah yang dilakukan dengan khusyuk dan ikhlas.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bahwa kekuatan dalam beribadah tidak hanya berasal dari hafalan atau pengetahuan, tetapi yang paling utama adalah iman. Imanlah yang menjadi sumber kekuatan dalam menjalankan setiap perintah Allah. Oleh karena itu, setiap Muslim harus senantiasa memperkuat iman mereka melalui doa, ibadah, dan perbuatan baik.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat untuk selalu memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan iman yang kokoh, sehingga setiap ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh-Nya. Dengan iman yang kuat, segala amal ibadah akan terasa ringan dan penuh makna, sebagaimana yang dialami oleh kakek sepuh dalam cerita tersebut.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa ibadah yang dilakukan dengan penuh iman akan menghasilkan ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Maka dari itu, memperkuat iman dan selalu merasa diawasi oleh Allah adalah langkah pertama untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih khusyuk dalam beribadah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul