Sukses

Ustadz Das’ad Latif Bongkar Tabiat Istrinya, Bikin Paksu Tak Bakal Berpaling ke Lain Hati

Ustadz Das'ad Latif bongkar sifat mulia istrinya.

Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah kondang asal Makassar yang kerap menyelipkan humor-humor ringan di sela-sela tausiyahnya yakni Ustadz Das’ad Latif bongkar tabiat atau perilaku istrinya, Naurah Shiddiqiah, yang sangat mulia.

Boleh dibilang sikap yang ditunjukkan istri Ustadz Das'ad Latif ini sebagaimana diungkapkan olehnya merupakan salah satu ciri dari sekian banyak ciri-ciri istri sholehah.

Hal baik ini seharusnya menjadi teladan para istri di dalam mengarungi biduk rumah tangga supaya kehidupannya senantiasa harmonis.

Luput dari hal itu, boleh jadi menyebabkan rumah tangga tidak nyaman dan tentu saja akan tidak akan dinaungi rahmat Allah SWT.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sering Sholat Malam

Ustadz Das’ad Latif mengatakan istrinya sering melakukan sholat malam. Menurutnya, jika kebetulan ketiduran dan tidak melaksanakan sholat malam, maka dia merasa sangat kehilangan seperti kehilangan harta bendanya yang berharga.

Hal ini dilaksanakan semenjak menjadi istrinya, hingga kini. “Seingat saya, semenjak menjadi istri saya, bisa dihitung jari tidak bangun sholat jam 04.00 WIB,” paparnya dikutip dari tayangan YouTube Short @DasadLarif, Minggu (28/12/2024).

“Kalau dia lewat jam 04.00 ketiduran, rasanya dia kehilangan harta berharga,” sambungnya.

"Jam 04.00 pasti sudah bangun," tegasnya lagi.

3 dari 3 halaman

Sangat Menghormati Suaminya

Ustadz Das'ad mengisahkan hal lain yang dilakukan istrinya sebagai wujud rasa hormatnya kepada suaminya ini. Saat itu ia hendak membawakan tas ransel suaminya yang terbilang berat.

“Mau pergi dia bawa itu ransel saya. Saya bilang, “jangan sayang, berat," cerita Ustadz Das'ad.

“Gak apa-apa Ustadz, beratnya ransel ini tidak ada artinya dibanding beratnya beban hidup menanggung kami Ustadz,” demikian kata Ustadz Das’ad dengan mengacungkan jari jempol ke para jemaah.

“Enak perasaan, begitu saya duduk di mobil, cium tangan,".

“Sudah cukup? Belum! Dicium lagi saya di sini Bu,” kata Ustadz Das’ad semberi menunjukkan keningnya.

“Cium ini, cium lagi kiri,” katanya lagi sembari menunjukkan kedua matanya.

“Ini yang agak-agak lama, ,” katanya lagi sembari menunjukkan ke arah mulutnya.

“Ha…ha…ha…” sahut tawa para jemaah.

“Ya kan istri saya ibu,” sergah Ustadz Das’ad Latif.

“Ibu sudah kasih begitu suami?” tanya Ustadz Das’ad.

“Ha..ha…ha..” para jemaah tak memberi jawabah hanya menyahut dengan riuh tawa.

“Makanya dicium tangannya sama perempuan lain,” sergah Ustadz Das’ad yang lagi-lagi direspons tawa oleh para jemaah.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul