Liputan6.com, Jakarta - Pergantian tahun baru Masehi sangat identik dengan terompet. Meniup terompet saat tahun baru bagaikan sebuah tradisi yang biasa dilakukan setiap tahunnya, terutama oleh kalangan anak-anak.
Desain terompet tahun baru sangat khas. Berbentuk kerucut dengan dengan warna mencolok dan hiasan yang menarik. Ada juga berbentuk ular atau naga yang melingkar.
Meniup terompet saat tahun baru menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi beberapa orang. Terompet menjadi pemecah kesunyian selain kembang api yang dinyalakan di malam tahun baru.
Advertisement
Baca Juga
Namun, meniup terompet mengingatkan muslim akan sangkakala di hari kiamat. Sangkakala digambarkan sebagai sebuah terompet yang sangat besar dan menjadi salah satu tanda hari akhir tiba. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala adalah Malaikat Israfil.
Tidak heran jika setiap tahunnya meniup terompet tahun baru kerap diidentikkan dengan sangkakala hari kiamat. Timbul juga pertanyaan menarik yang selalu muncul tiap tahunnya, yakni soal keterkaitan meniup terompet tahun baru dengan sangkakala.
Pertanyaan yang pernah muncul di majelis Al Bahjah adalah “Benarkah meniup terompet saat tahun baru memancing Malaikat Israfil meniup sangkakala?” Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Menjawab pertanyaan itu, Buya Yahya menegaskan bahwa meniup terompet adalah kebiasaan dalam perayaan tahun baru. Meniup terompet tahunan ini kasusnya berbeda dengan Malaikat Israfil yang meniup sangkakala.
“Anda bukan Malaikat Israfil yang meniup terompet ya. Jadi, itu (meniup sangkakala) spesial malaikat,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (28/12/2024).
Untuk diketahui, sangkakala yang ditiup Malaikat Israfil di hari kiamat berukuran sangat besar. Menurut riwayat, ukuran terompetnya menutupi langit dan bumi.
Semua kehidupan di langit dan di bumi akan hancur dan musnah ketika terompet dibunyikan, hal tersebut sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah QS. Az-Zumar: 68.
"Dan tiuplah Sangkakala maka matilah siapa yang dilangit dan di bumi kecuali Siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup Sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan nya masing-masing)"
Advertisement
Hukum Meniup Terompet saat Tahun Baru
Buya Yahya menerangkan, tidak ada masalah orang meniup terompet. Hanya saja, dalam Islam juga agama lain ada rambu-rambu yang membuat tidak dianjurkan dilakukan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang muslim, mengingat meniup terompet bukan budaya Islam.
“Jika ada sebuah budaya yang bukan dalam Islam dan itu menjadikan ciri khas keadaan atau budaya yang menurut Islam tidak sesuai, maka kita tidak boleh meniru, termasuk (budaya) apa saja,” jelasnya.
“Budaya terompet di tahun baru kalau itu bukan budaya kaum muslimin maka kita tidak boleh ikut-ikutan. Jadi, tidak boleh kita mengikuti, bukan karena masalah Malaikat Israfil meniup terompet, bukan. Akan tetapi, karena kita tidak boleh menyerupai satu kaum, seperti itu,” Buya Yahya menjelaskan lagi.
Meski bukan budaya Islam, Buya Yahya mengimbau untuk tidak saling mencaci maki ketika ada orang yang meniup terompet, khususnya mereka yang bukan muslim.
“Kalau saya melarang anak kaum muslim jangan kau tiup terompet karena itu bukan kebiasaan kaum muslimin. Tapi kalau kita mengatakan terompet gini gini dengan cara mencaci maki, tidak diizinkan dalam islam. Sebab, orang punya cara beribadah masing-masing sesuai dengan agamanya,” tutur Buya Yahya.
Wallahu a’lam.