Sukses

Abah Guru Sekumpul Ungkap Nasab Sayyid yang Diam-Diam Hadiri Majelisnya, Kisah Karomah Wali

Sesuatu yang tidak terduga terjadi. Guru Sekumpul tiba-tiba mendekati Sayyid tersebut dan berkata, "Sayyid, sampean masuk ke dalam." Ucapan ini mengejutkan Sayyid itu karena ia merasa tidak ada yang mengetahui identitas aslinya.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sejarah kehidupan ulama, kisah karomah sering kali menjadi pelajaran penting yang menginspirasi banyak orang. Salah satu kisah luar biasa datang dari Abah Guru Sekumpul, seorang ulama kharismatik yang dikenal memiliki keistimewaan spiritual.

Abah Guru Sekumpul, yang nama aslinya adalah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, adalah tokoh ulama besar dari Martapura, Kalimantan Selatan. Karomahnya sering diceritakan oleh murid-muridnya dan masyarakat yang pernah berinteraksi langsung dengannya.

Salah satu kisah yang menyentuh hati diungkapkan oleh Ustadz Khairullah Zain melalui tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @SPORTS_30626. Dalam video itu, Ustadz Khairullah menceritakan pengalaman luar biasa Guru Sekumpul membongkar nasab seorang Sayyid yang berusaha menyembunyikan identitas aslinya.

Menurut cerita Ustadz Khairullah, Sayyid tersebut adalah seorang keturunan Nabi Muhammad SAW yang sangat rendah hati. Ia tidak ingin dihormati karena nasabnya dan memilih untuk hidup seperti orang biasa. Sayyid itu bahkan enggan jika orang lain mengetahui statusnya sebagai cucu Rasulullah.

Pada suatu kesempatan, Sayyid tersebut menghadiri majelis pengajian yang dipimpin oleh Guru Sekumpul. Majelis itu diadakan di kediaman Guru Sekumpul di daerah Keraton. Seperti biasa, majelis dipenuhi oleh jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk mendengarkan ilmu dan tausiah.

Karena rumah Guru Sekumpul sudah penuh sesak, Sayyid tersebut memilih duduk di teras bersama jamaah lainnya. Ia berusaha menyembunyikan dirinya di antara kerumunan orang dan tidak menonjolkan diri.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Ini yang Terjadi di Rumah Abah Guru Sekumpul

Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Guru Sekumpul tiba-tiba mendekati Sayyid tersebut dan berkata, "Sayyid, sampean masuk ke dalam." Ucapan ini mengejutkan Sayyid itu karena ia merasa tidak ada yang mengetahui identitas aslinya.

Dengan sopan, Sayyid itu mencoba menyangkal dan berkata, "Saya bukan Sayyid, saya orang biasa. Saya hanya seorang Raden." Ia berharap pernyataan itu dapat membuat Guru Sekumpul berhenti menyorotinya.

Namun, Guru Sekumpul tersenyum dan berkata, "Kamu tidak bisa sembunyi dariku. Datuk kamu sendiri, Rasulullah, yang mengabarkan kepadaku kalau kamu cucunya." Perkataan ini membuat Sayyid tersebut tak lagi mampu mengelak.

Akhirnya, Sayyid itu mengakui nasabnya sebagai keturunan Rasulullah SAW. Ia terharu sekaligus kagum dengan karomah yang dimiliki oleh Guru Sekumpul. Kejadian ini menjadi bukti bahwa karomah seorang ulama dapat mengungkap kebenaran yang tersembunyi.

Cerita ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Dalam Islam, nasab seorang Sayyid memiliki kedudukan istimewa sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun, keutamaan itu tidak selalu ditunjukkan dengan cara yang mencolok.

Sikap rendah hati dari Sayyid tersebut mencerminkan teladan bahwa kehormatan sejati tidak bergantung pada pengakuan manusia, tetapi pada akhlak dan keikhlasan dalam menjalani hidup. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya tawaduk.

Di sisi lain, tindakan Guru Sekumpul menunjukkan bahwa menghormati nasab adalah bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW. Mengungkap nasab seorang Sayyid yang berusaha menyembunyikan identitasnya juga menjadi tanggung jawab moral untuk menjaga silsilah Rasulullah.

3 dari 3 halaman

Bentuk Kepekaan Spiritual

Kisah ini juga menunjukkan bagaimana Guru Sekumpul tidak pernah membedakan jamaahnya. Beliau menerima siapa saja yang datang ke majelisnya dengan penuh kasih sayang, terlepas dari status atau latar belakang mereka.

Kepekaan spiritual yang dimiliki oleh Guru Sekumpul adalah salah satu bukti dari kedekatannya kepada Allah SWT. Hal ini membuat banyak orang kagum dan menaruh hormat kepada beliau.

Majelis yang diadakan oleh Guru Sekumpul menjadi tempat yang penuh keberkahan. Tidak hanya sebagai pusat ilmu, tetapi juga sebagai ruang di mana banyak keajaiban terjadi. Kisah ini hanyalah salah satu dari banyak karomah yang sering diceritakan oleh jamaahnya.

Keberkahan dari majelis ilmu ini tidak hanya dirasakan oleh jamaah, tetapi juga oleh Sayyid tersebut yang mendapatkan pengalaman spiritual yang tak terlupakan. Hal ini menegaskan pentingnya kehadiran dalam majelis ilmu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Kisah seperti ini mengajarkan kita untuk menghormati para ulama dan keturunan Rasulullah tanpa melupakan esensi utama dari Islam, yaitu akhlak dan ketakwaan. Hormat kepada mereka bukan karena status, tetapi karena ilmu dan keutamaan akhlak yang mereka miliki.

Akhirnya, kita belajar bahwa keikhlasan dan kerendahan hati adalah kunci untuk menjaga hubungan dengan Allah. Guru Sekumpul dan Sayyid dalam kisah ini menjadi contoh nyata tentang bagaimana akhlak mulia dapat menjadi teladan bagi umat manusia.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul