Liputan6.com, Jakarta - Kisah-kisah KH Abdurrahman Wahid Gus Dur, mantan Presiden ke-4 Republik Indonesia, selalu menarik untuk disimak. Sosoknya yang dikenal cerdas dan humoris kerap kali meninggalkan cerita-cerita lucu tapi penuh makna. Salah satunya terkait interaksinya dengan para kiai di organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Dur pernah memberikan hadiah berupa handphone (HP) kepada sejumlah kiai NU. Tujuannya sederhana, yakni memperlancar komunikasi dengan para ulama. Namun, seperti biasa, ada saja kisah unik yang terjadi di balik upaya Gus Dur tersebut.
Cerita ini diceritakan melalui tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, yang memuat berbagai kisah menarik dari Gus Dur. Dalam salah satu ceritanya, Gus Dur menghadapi situasi yang tak terduga ketika mencoba menghubungi seorang kiai lewat SMS.
Advertisement
Sebagian besar kiai yang menerima hadiah HP dari Gus Dur ternyata belum terbiasa menggunakan teknologi tersebut. Bagi mereka, HP adalah benda baru yang belum terlalu dipahami fungsinya. Akibatnya, harapan Gus Dur untuk berkomunikasi lebih mudah dengan mereka tidak sepenuhnya terwujud.
Suatu ketika, Gus Dur meminta asistennya untuk mengirimkan pesan singkat (SMS-red) kepada salah satu kiai. Pesan tersebut sudah dikirim, tetapi tidak mendapat balasan. Setelah cukup lama menunggu, Gus Dur pun memutuskan untuk menelepon sang kiai secara langsung.
“Pak Kiai, kalau ada SMS dari umat, mbok ya dijawab,” ujar Gus Dur saat itu, mencoba memahami situasi yang terjadi. Ia berharap sang kiai menjelaskan alasannya tidak membalas pesan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Tulisan Saya Jelek, Jawab Sang Kiai
Namun, jawaban yang diterima Gus Dur justru mengundang tawa. Dengan polos, sang kiai berkata, “Waduh, Gus, saya nggak nulis di handphone ini. Soalnya tulisan saya jelek, takut nggak terbaca.” Jawaban ini membuat Gus Dur tersenyum, sekaligus menjadi bukti keluguan sang kiai.
Kisah ini mengungkapkan sisi unik dari interaksi Gus Dur dengan para kiai. Meski teknologi mulai masuk ke kehidupan sehari-hari, tidak semua orang langsung merasa nyaman menggunakannya, apalagi para kiai yang lebih akrab dengan kitab kuning daripada layar HP.
Bagi Gus Dur, humor seperti ini adalah bagian dari upayanya mendekatkan diri dengan berbagai kalangan. Ia selalu memiliki cara unik untuk menghadapi situasi, bahkan yang mungkin terasa rumit bagi orang lain.
Cerita tersebut juga menggambarkan betapa rendah hatinya Gus Dur dalam berinteraksi. Meski menjabat sebagai presiden, ia tidak segan untuk langsung menelepon seorang kiai hanya untuk menanyakan soal SMS.
Interaksi ini mencerminkan sifat Gus Dur yang selalu mengedepankan komunikasi yang sederhana dan penuh canda tawa. Dengan humor, ia berhasil menciptakan kedekatan yang sulit ditiru oleh pemimpin lain.
Di sisi lain, jawaban sang kiai juga menunjukkan sifat tulus dan rendah hati dari kalangan ulama. Ketidaknyamanan mereka terhadap teknologi baru tidak menjadi alasan untuk menjauh dari umat, meski terkadang menghasilkan situasi yang lucu.
Advertisement
Humor Bagian dari Kehidupan Gus Dur
Kisah ini menjadi pengingat bahwa teknologi, meski memudahkan, tidak selalu menjadi solusi instan. Dalam banyak kasus, komunikasi langsung tetap lebih efektif, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan perangkat modern.
Selain itu, cerita ini juga menyoroti gaya kepemimpinan Gus Dur yang berbeda. Ia memandang humor sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah, menciptakan kehangatan, dan menjembatani perbedaan.
Banyak orang yang mengenang Gus Dur karena kepribadiannya yang humoris namun penuh kebijaksanaan. Ia selalu bisa menemukan cara untuk menyelesaikan masalah tanpa kehilangan sisi kemanusiaannya.
Bagi para kiai yang menerima hadiah HP dari Gus Dur, pengalaman tersebut tentu menjadi kenangan tersendiri. Mungkin, bagi mereka, HP bukan sekadar alat komunikasi, tetapi simbol perhatian dan cinta dari seorang tokoh besar.
Cerita tentang kiai yang tidak membalas SMS Gus Dur karena merasa tulisannya jelek adalah salah satu dari banyak humor Gus Dur yang masih diingat hingga kini. Kisah ini menggambarkan hubungan hangat antara seorang pemimpin dengan ulama.
Humor dalam kepemimpinan Gus Dur adalah salah satu hal yang membuatnya begitu dicintai. Bahkan dalam situasi serius, ia mampu menghadirkan tawa tanpa mengurangi rasa hormat terhadap siapa pun yang diajaknya bicara.
Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa keakraban dan kesederhanaan adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik. Gus Dur telah menunjukkan bahwa humor adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan kehangatan di tengah kehidupan yang sering kali penuh tantangan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul